Lecehkan Profesi Jurnalis, Pejabat Dikecam

Written By Unknown on Sabtu, 13 Juli 2013 | 12.41

Laporan Tribunnews batam, Muhammad Ikhsan

BINTAN, TRIBUN - Dunia jurnalistik di Provinsi Kepri terhentak. Seorang pejabat Eselon II Pemkab Bintan menggunjing dan membuat bahan candaan profesi jurnalistik di depan banyak pegawai di ruangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bintan, Jumat (12/7/2013).

Insiden ini terjadi usai konferensi pers terkait pertambangan di Pulau Bintan. Narasumber adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Bintan, Supriono dengan tiga wartawan dari media Tribun Batam, Batampos dan Tanjungpinang Pos.

Wawancara terkait aktifitas tambang bauksit di Bintan berlangsung lancar dan santun. Konferensi pers pagi itu pun berakhir dengan ramah antara Supriono dan wartawan. Namun ucapan Supriono usai itu justru membuat geger pawa awak media.

Usai konfrensi pers saat para wartawan sudah bubar, ketika Supriono akan meninggalkan ruangan Kabid Infrastruktur dan SDA Bappeda, pernyataan mengejutkan keluar dari mulutnya di depan pintu ruangan.

Supriono tampaknya begitu alergi terhadap para jurnalis. Namun sayangnya pria dengan jenggot khas ini melecehkan sebuah profesi menjadi bahan candaan di hadapan beberapa orang pegawai di ruangan tersebut.

"Banyak melawan saja pertanyaan mereka, jelas kali mereka bodoh. Padahal saya ini juga mantan wartawan," ujar Supriono di depan pegawai di ruangan tersebut.

Entah sengaja atau tidak, ucapan Supriono itu didengar para wartawan yang masih berada di depan ruangan tersebut.

Pernyataan Supriono, setelah selesai melakukan wawancara ini sangat disesalkan sejumlah wartawan harian baik yang ada di Bintan maupun Tanjungpinang.

Konferensi pers yang terjadi saat itu bersifat ringan dimulai dari PT Gunung Sion yang sudah diberi izin menambang di Bintan sejak 11 November. Dengan adanya informasi tersebut maka rekan-rekan media di Bintan mencoba melakukan konfirmasi terkait perusahaan mana yang akan kembali mendapatkan izin dalam waktu dekat.

Wawancara ke topik selanjutnya tidak jauh dengan pertambangan baik itu terkait penghadangan warga Sungai Enam terhadap Satpol PP ketika akan memantau penambangan ilegal.

Sejumlah pertanyaan yang diajukan hanya seputar yang layak disampaikan untuk mengumpulkan berita.

Saat ditanyakan terkait kata-kata bodoh yang dilontarkannya terhadap wartawan, Supriono hanya berdalih, namun ia mengatakan jika ia alergi wartawan. "Banyak pertanyaan yang menjebak. Saya takut menjawab sebenarnya," ujar dia

"Maaf, Anda pun sudah tau sekarang ini banyak wartawan yang tidak jelas," ujar Supriono kepada salah seorang wartawan yang merasa tersindir dengan ucapan tersebut.

Rinto, salah seorang wartawan yang ada di lokasi insiden ini langsung mengatakan kepada Supriono, jika ada kesalahan atau hal yang tidak menyenangkan selama wawancara, sebaiknya langsung menyampaikannya ke pimpinan media.

"Kok kita dijelek-jelekkan di mata pegawai lainnya. Padahal pertanyaan yang disampaikan wartawan hanya biasa-biasa saja," ujar Rinto

Sekjen Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Batam, Nikolas Panama, sangat menyesalkan pernyataan sekelas pejabat eselon II yang seharusnya memberikan etika baik.

Menurutnya seorang pejabat eselon II itu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan demokrasi dan pemerintahan. Karena dianggap bagian terpenting seharusnya memberikan sosok pendidikan kepada masyarakat.

"Salah satu tempat untuk memberikan sosok pendidikan yaitu lewat media massa. Dia juga harus ambil kebijakan dengan memanfaatkan media sebagai sarana sosialisasi bukan menyebabkan ketersinggungan kepada wartawan," kata Nikolas.

Nikolas menyampaikan sebagai pejabat publik juga sudah seharusnya menghargai tugas jurnalistik dan juga bisa menghargai wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistik.

"Dalam hal ini AJI sangat menyesalkan sikap kepala dinas itu yang berpotensi menimbulkan konflik wartawan dan pemerintahan, padahal itu tidak akan terjadi jika saling menghargai tugas. Seandainya jika pejabat itu tidak mau menjawab pertanyaan rekan wartawan pejabat itu bisa saja menjawab no comment. Tidak perlu menjelekkan wartawan yang hanya akan merugikan pemerintahan," kata Nikolas Pratama.

Kabag Humas Pemkab Bintan, Luki Zaiman Prawira mengatakan, jika hal itu terjadi lebih bersifatnya oknum saja dan itu sifatnya pribadi.

"Kita akan mencoba memberikan keterangan sejelas-jelasnya bahwa media salah satu sarana yang dibutuhkan pemerintahan. Kalau ada pernyataan yang tidak berkenan, itu berkaitan sama pribadi seseorang," kata Luki.


Anda sedang membaca artikel tentang

Lecehkan Profesi Jurnalis, Pejabat Dikecam

Dengan url

http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/07/lecehkan-profesi-jurnalis-pejabat.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Lecehkan Profesi Jurnalis, Pejabat Dikecam

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Lecehkan Profesi Jurnalis, Pejabat Dikecam

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger