Api Bisa Dipadamkan Setelah 15 Jam, 1.800 Ton Limbah Terbakar

Written By Unknown on Kamis, 14 Maret 2013 | 12.41

Laporan Tribunnews Batam, Septyan/Anne

TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- 

Kebakaran hebat melanda PT Mega Green Technology di area Kawasan Pengelolaan Limbah Industri (KPLI) Kabil, Nongsa, Batam, Rabu (13/3). Sekitar 12 jam lebih petugas pemadam berjibaku, namun si jago merah masih terus menyala.

Akhirnya Rabu tengah malam atau butuh waktu sekitar 15 jam baru api berhasil dipadamkan.  Padahal api pertama muncul  sekitar pukul 09.00 dan menyambar bak penampungan sludge oil dengan kapasitas 1.800 ton. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi kerugian materiil mencapai miliaran rupiah.

Kebakaran yang tiba-tiba itu cukup mengagetkan warga. Sejumlah karyawan di kawasan Industri Kabil mengaku mendengar ledakan menggelegar yang diikuti kobaran api besar. Setelah itu ledakan terdengar beruntun, namun tidak sekeras ledakan pertama. "Kencang kali bang bunyinya macam bunyi bom. Kebetulan saya berada di luar area perusahaan tadi," ujar seorang pekerja pabrik semen Bosowa, tak jauh dari lokasi.

Api akhirnya membesar sekitar pukul 11:30 hingga asap membumbung tinggi dengan warna pekat di langit Nongsa.  Puluhan mobil pemadam kebakaran dari berbagai instansi, seperti BP Batam, Pemko Batam, maupun perusahaan di sekitar area dikerahkan ke lokasi. Hingga pukul 19.00, Rabu malam, api masih berkobar.

Direktur PT Mega Green Technology, David Tantri, dan Kurniawan Chang Direktur PT Desa Air Cargo, menduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik. Api memercik sekitar pukul 08:55 di gudang penyimpanan sekaligus pengolahan limbah sludge oil. Api membesar karena menyambar bak penampungan sludge oil dengan kapasitas 1.800 ton, yang pada saat itu dalam keadaan penuh.

"Di situ juga ada tiga tangki yang berisi minyak sudah siap olah untuk bahan bakar
kapal (MFO)," ujarnya.

Dipaparkan, kapasitas produksi pabriknya per hari bisa menghasilkan 10 ton minyak siap olah dari total bahan baku 30 ton yang masuk. Kebakaran ini pun diakui menganggu operasional karena dipastikan akan berhenti sementara waktu.  Untuk mengalihkan pasokan limbah yang tiap harinya masuk ke pabriknya, barang itu akan dikirim ke Jakarta hingga kondisi normal.

Mengenai nilai kerugian, David enggan memastikannya. Namun demikian, Kurniawan menjelaskan, pihak Desa Air Cargo memiliki saham di perusahaan tersebut dengan nilai investasi mencapai puluhan miliar rupiah, termasuk bangunan. "Tapi, untuk di Mega Green ini kita sudah asuransikan untuk pencemaran lingkungannya senilai Rp 5 miliar," ucap Kurniawan.

Rizal, seorang koordinator pekerja di PT Mega Green menuturkan pada saat terjadi musibah, ada 10 pekerja yang masuk pagi. Beruntung para pekerja bisa lolos dari ledakan maupun semuran api. Mereka juga tidak berada di dekat bak penampungan sehingga langsung menjauhi lokasi. "Hanya ada satu sepeda motor yang hangus akibat terbakar," ujarnya.

Rizal pun belum mengetahui secara pasti asal mula munculnya api. Namun, dari informasi yang diperoleh dari salah satu pekerja diketahui api berasal dari ruang pembakaran atau penyulingan.

Kapolsek Nongsa Kompol Ardiyanto mengatakan, hingga sore kemarin pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran. Karena, dalam hal ini harus melalui penyelidikan yang melibatkan Labfor di Medan. "Ini masih simpang siur. Ada yang bilang dari korsleting dan ada yang bilang dari tangki.
Oleh karena itu, direncanakan setelah api padam kita baru akan beri police line," ujarnya.

Pantauan Tribun, asap tebal masih membumbung ke udara hingga Rabu malam. Meski api yang menyembur tidak sebesar seperti pada siang hari, namun beberapa pertugas pemadam kebakaran masih tampak sibuk untuk memadamkannya. "Pantang pulang sebelum padam, bang," celoteh salah seorang petugas kepada Tribun.

Di sela-sela pemadaman api, beberapa pekerja juga terlihat sibuk mengevakuasi barang-barang yang berada di dalam gudang sekaligus tempat penyulingan, maupun di area produksi di sekitarnya.

PT Mega Green sendiri merupakan perusahaan tempat penampungan sekaligus pengolahan limbah B3 cair. Lahan KPLI Kabil masih dalam kewenangan BP Batam, namun aktivitasnya dalam tanggungjawab Bapedalda Kota Batam.  "Untuk limbah cair yang diolah kebanyakan oli sih, didaur ulang lagi jadi oli baru," jelas Kasubdit Humas BP Batam, Ilham Eka Hartawan, Rabu (13/3) sore.

Disinggung mengenai limbah cair yang sempat tumpah dan keluar dari area perusahaan, Ilham belum bisa berkomentar banyak. Sejauh ini, katanya belum ada laporan terkait indikasi dampak maupun efek peristiwa ini.

"Belum ada laporan. Tapi limbah cair yang tumpah itu akan diamankan. Kami kaji ulang dulu melalui unit Kantor Air dan Limbah BP Batam, terhadap limbah-limbah yang tercecer ini bagaimana. Nanti akan turun petugas kita," kata Ilham. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Api Bisa Dipadamkan Setelah 15 Jam, 1.800 Ton Limbah Terbakar

Dengan url

http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/03/api-bisa-dipadamkan-setelah-15-jam-1800.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Api Bisa Dipadamkan Setelah 15 Jam, 1.800 Ton Limbah Terbakar

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Api Bisa Dipadamkan Setelah 15 Jam, 1.800 Ton Limbah Terbakar

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger