JAKARTA, KONTAN - Jatuh cinta, itu yang membuat saya terjun dan mempelajari segala sesuai tentang kulit. Tak mudah karena tahun 1963, ilmu itu tidak bisa dipelajari di pendidikan tinggi mana pun. Kecantikan itu hanya ilmu salon.
Adapun ilmu kecantikan yang ada sebatas pengaplikasian produk-produk yang dibawa dari luar negeri. Ilmu yang lain hanya didapat dari turun temurun.
Saya ingat, pengetahuan yang saya dapat di tahun 1960-an hingga 1970 adalah kulit wajah tidak boleh disabun karena membuat keriput. Ilmu ini diperoleh dari Belanda karena kita dijajah mereka dalam waktu lama.
Rasa penasaran inilah yang menimbulkan passion saya masuk bisnis ini. Nyatanya, keingintahuan saya tentang kulit berhubungan erat dengan bisnis kosmetika. Ini pula yang membuat saya mendirikan Ristra di 1983.
Saya tak mau sembarangan dalam bisnis ini. Ristra berdiri berdasarkan ilmu, the science of beauty. Namun, kondisi kini berbeda dengan dulu. Bisnis kecantikan merebak.
Banyak pebisnis berlomba masuk bisnis ini. Banyak pula yang kemudian menerjang ke arah yang salah. Mereka menjanjikan instant beauty, cantik, putih dan mulus dalam tempo singkat.
Saya melihat yang diajarkan dokter kulit sekarang adalah ilmu tukang. Lihat saja metode pengelupasan kulit, laser, meshoterapy, chemical peeling, dermabrasi, botox. Bagi saya, itu ilmu tukang, bukan the science of beauty.
Inilah yang ingin saya perangi. Saya berani bilang bahwa Ristra adalah produk Indonesia yang didasari ilmu pengetahuan. Produk kami bisa dipertanggungjawabkan karena semua produk Ristra berdasarkan penelitian.
Saya ingin Ristra menjadi perusahaan yang tepercaya dan dapat diandalkan. Ini tak mudah di tengah gempuran bisnis kosmetika yang mengarah ke jalan yang tak benar.
Makanya, saya membangun Ristra Institute karena fokus bisnis kami produk kulit berbasis ilmu pengetahuan. Saat ini, sudah ada 50 angkatan di Ristra Institute, lo.
Di sana, kami mendidik dokter-dokter lewat pendidikan singkat mengenai kecantikan kulit. Tahun depan, kami juga berencana mendirikan sekolah tinggi di bidang cosmeto-dermatologgy.
Sejak tahun 2009, Ristra menganut sistem Tri-Excellence. Pertama adalah selalu menciptakan high innovation technology. Artinya produk kami berdasarkan ilmu kecantikan berteknologi tinggi.
Kedua, high quality product, Kami memproduksi produk-produk kecantikan kami dengan bahan baku yang berkualitas. Terakhir adalah integrated service. Lewat House of Ristra, kami akan selalu memberikan pelayanan terbaik dalam konsultasi dan perawatan kecantikan.
Kondisi ini harus dibarengi dengan sumber daya manusia yang andal. Saat ini ada sekitar 650 karyawan di Ristra. Sebagai pendiri, saya terus mengupayakan agar enam core value Ristra selalu menjadi pegangan karyawan.
Yakni menjadi SDM yang berkualitas, mengutamakan team work, continuous of improvement, selalu menjunjung tinggi integritas, selalu profesional, berinovasi serta customer oriented.
Tak hanya sekadar visi dan misi Ristra, saya juga terus menerus memberikan contoh dan memacu kualitas karyawan dengan berbagai pelatihan yang bermanfaat. Karena ilmu kecantikan itu datang dari ilmu pengetahuan, bukan ilmu tukang.
Anda sedang membaca artikel tentang
Kecantikan Itu dari Ilmu Pengetahuan, Bukan Ilmu Tukang
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/01/kecantikan-itu-dari-ilmu-pengetahuan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kecantikan Itu dari Ilmu Pengetahuan, Bukan Ilmu Tukang
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kecantikan Itu dari Ilmu Pengetahuan, Bukan Ilmu Tukang
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar