Laporan Wartawan Tribun Lampung, Robertus Sulis
LAMPUNG, TRI - Proses seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) baru saja selesai diumumkan. Guna menjamin proses rekrutmen bebas dari praktik sogok menyogok, pemerintah sejak awal mengimbau masyarakat agar tak lagi memberi uang kepada oknum-oknum yang mengaku bisa meloloskan peserta CPNS.
Meski demikian, jalan pintas dengan menggunakan uang untuk menjadi PNS masih saja terjadi. Setidaknya itulah pengakuan yang dihimpun Tribun Lampung (Tribunnews.com Network), Minggu (5/1/2014) dari sejumlah warga di Lampung.
Mereka mengaku telah memberikan uang ratusan juta pada oknum yang mengaku pejabat atau dekat dengan pejabat yang bisa meloloskan peserta dari seleksiCPNS.
Tapi apesnya, saat pengumuman, nama anaknya yang menjadi peserta tes, gagal lulus seleksi. Fenomena ini membawa pesan apakah rekrutmen CPNS tahun ini benar- benar transparan atau sebaliknya.
Warga Metro, Nur (bukan nama sebenarnya) mengaku telah menyetor uang Rp 250 juta pada kenalan dekatnya yang bekerja sebagai pegawai di Badan Kepegawaian Negara (BKN), Jakarta supaya meloloskan anaknya yang mendaftar sebagai CPNS di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Uang yang setara dengan harga sekitar 15 unit sepeda motor tersebut Nur berikan secara tunai di Jakarta.
"Uang itu saya setor sebulan sebelum tes dilakukan. Sebelumnya saya memang sudah kenal," kata Nur saat ditemui di kediamannya, Kamis (2/1/2014) lalu.
Meski kecewa, Nur mengaku tidak merasa tertipu dengan ulah kenalannya yang ia sebut tergolong sebagai kerabat jauh keluarganya. Pasalnya, pada rekrutmen CPNS tiga tahun sebelumnya, ia berhasil meloloskan dua keponakannya menjadi PNS di salah satu Kementerian di Jakarta. Saat itu, Nur menyerahkan uang masing-masing sebesar Rp 170 juta.
"Tiga tahun lalu, dua keponakan saya bisa masuk lho. Mungkin ini lagi apes saja. Kalau tidak ada pejabat di Kementerian yang menitipkan keponakannya itu, anak saya pasti lolos," papar Nur.
Pengalaman serupa juga dialami Ros. Warga Lampung Tengah ini mengaku telah menyerahkan uang sebesear Rp 200 juta pada oknum yang mengaku panitia seleksi CPNS di Lampung. Uang diberikan agar anak semata wayangnya bisa jadi guru PNS di Metro.
Senada dengan Nur, Ros pun harus gigit jari menerima kenyataan anaknya tidak lolos tes CPNS. "Ternyata saat pengumuman, nama anak saya tidak ada," kata Ros.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru PNS ini mengaku kenal dengan oknum yang mengaku bisa meloloskan pesertaCPNS dari kerabatnya.
Meski telah menyerahkan uang sebesar Rp 250 juta, Nur mengaku tidak merasa tertipu atas kegagalan anaknya menyandang profesi abdi negara. Pasalnya, uang sogokan yang disetorkan telah dikembalikan sebagian.
"Memang tidak semua dikembalikan. Baru sekitar tiga per empatnya yang kembali. Sisanya kurang lebih Rp 60 juta katanya nanti mau ditransfer lagi," kata Nur.
Kejadian serupa juga dialami Ros. Dari total Rp 200 juta yang ia setorkan, uang yang tidak kembali sekitar Rp 10 juta.
"Katanya untuk administrasi, makanya tidak bisa dikembalikan utuh," ungkap Ros.
Walaupun kehilangan sebagian uangnya, Nur dan Ros tidak berniat melaporkan kasus kegagalan anak mereka menduduki kursi CPNS ke polisi maupun pihak pengawas. Selain takut terseret kasus penyuapan, keduanya juga tidak merasa dirugikan.
"Yang penting uangnya kembali," tandas Ros.
Anda sedang membaca artikel tentang
Sudah Setor Rp 250 Juta, Tetap tak Lulus CPNS
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/01/sudah-setor-rp-250-juta-tetap-tak-lulus.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sudah Setor Rp 250 Juta, Tetap tak Lulus CPNS
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sudah Setor Rp 250 Juta, Tetap tak Lulus CPNS
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar