Laporan Wartawan Tribunnews Batam, Abd Rahman Mawazi
BATAM, TRIBUN- Warga di sekitar Tempat Pembuangan AKhir (TPA) Punggur berharap daerah mereka memiliki perangkat untuk Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
Pasalnya, di tiga perkampungan yang meliputi kampung Rantau, kampung Karawang, dan kampung Kenanga terdapat sekitar 1500 jiwa.
"Kami ingin meminta kejelasan dari Lurah karena kami sudah mengusulkan ini sejak 2002 lalu. Tapi sampai sekarang belum ada," kata Aris, warga dari kampung Rantau saat ketika berkumpul dengan warga lainnya setelah gagal menemui lurah Kabil, Selasa (25/2). Mereka hendak mencari kejelasan tentang usulan itu karena lurah telah memberikan sinyal untuk pembentukan RT dan RW.
Mernurutnya, warga sudah lama ingin membentuk RT untuk mempermudah urusan dan keperluan yang dibutuhkan. Akan tetapi, niatan itu terus terhalang dan selalu tidak menuai hasil. Bahkan, sudah beberapa pejabat yang datang berkunjung ke pemukiman di sekitar TPA ini namun tidak juga kunjung berhasil.
"Kami ini sekarang tidak dapat jatah-jatah subsidi dari pemerintah. Kayak gas subsidi, kami harus beli ke kavling. Karena tidak ada RT dan RW, kami jadi sering terlupakan," kata Abdul Basir Abdullah, Ketua Pemuda Kampung Kenanga menambahkan.
Ia berharap, dengan adanya ketua RT dan RW, maka mereka juga bisa mendapatkan kepedulian dari pemerintah. Saat ini, kata Basir, untuk air bersih saja warga harus membeli melalui mobil-mobil tangki dengan harga Rp 8000 ribu per drum.
"Kami ingin sekali memiliki RT dan RW. Karena di sini penduduknya banyak. Rencananya besok mau ketemu dengan pak lurah," katanya lagi. Menurutnya, tidak semua penduduk di sana berprofesi sebagai pencari sampah, sebagian juga ada yang bekerja pada beberapa perusahaan di Kabil.
Lurah Kabil, Azlan, yang dihubungi terpisah mengatakan, pihaknya sudah mecoba melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat, RT dan RW kavling Sanjulung yang selama ini membawahi mereka serta dari pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Namun hal itu belum bisa terealisasi karena terbentur oleh aturan.
"Sudah tiga bulan lalu kami bahasa masalah ini. Saya pun sebenarnya senang kalau di sana ada RT dan RW-nya. Karena itu membantu memudahkan tugas-tugas administrasi kependudukan juga," ujarnya.
Akan tetapi, tambahnya, kendalanya karena daerah TPA itu tidak boleh ada pemukiman. Namun nyatanya, katanya, sudah penduduk di lokasi tersebut sejak awal adanya TPA itu.
Anda sedang membaca artikel tentang
1500 Warga TPA Punggur Minta Pembentukan RT/RW Sendiri
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/02/1500-warga-tpa-punggur-minta.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
1500 Warga TPA Punggur Minta Pembentukan RT/RW Sendiri
namun jangan lupa untuk meletakkan link
1500 Warga TPA Punggur Minta Pembentukan RT/RW Sendiri
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar