Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM-Charissa Leones Ng, puteri kedua Eng Li yang turut menjadi korban dugaan pembunuhan dengan cara dibakar hidup-hidup di kediamannya, ruko blok F Kavling Pancur, dikenal sebagai siswi yang suka menolong teman.
Juan Tampubolon, Kepala Sekolah Menengah Pertama Kristen Basic, tak menyangka anak didiknya yang terkenal baik dan sopan itu sudah hilang dari tengah-tengah mereka.
Siswi yang duduk di kelas VIII itu, di mata Juan, selama sekolah tak pernah mengeluh memiliki masalah yang pelik, baik itu dari sisi akademis maupun keluarganya.
Meski datang dari lingkungan keluarga broken home, menurut Juan, Charissa dan adiknya Charvies Ng alias Alun yang duduk di kelas III SD di Basic School, tidak pernah bermasalah.
"Anaknya baik sopan, dan suka menolong teman-temannya. Nggak pernah ada masalah, baik itu akademik maupun dalam bergaul. Justeru Charissa itu masuk 10 besar, dan dipercaya teman-temannya sebagai bendahara kelas," tutur Juan kepada Tribun Batam, Senin (18/3).
Bersekolah sejak SD di Basic School, menurut Juan, Charissa pun bukan tipe siswi yang banyak omong.
"Makanya kami shock juga dapat berita itu. Sekitar jam lima subuh kami dapat kabarnya. Kami nggak nyangka itu Charissa murid kami. Teman-temannya semua sedih, karena memang semua care sama dia. Saya bicara begini bukan karena dia sudah nggak ada, tapi memang begitulah Charissa di mata kami semua," ucapnya.
Juan secara pribadi mengaku memiliki kenangan-kenangan tersendiri dengan Charissa di dekat-dekat ajalnya.
"Sehari sebelum dia meninggal dia datang keruang saya untuk minta tolong print tugas bahasa inggris. Biasanya saya nggak sembarangan kasih siswa print di sini, tapi karena saya sudah kenal sekali dengan dia saya izinkan," ucapnya.
Yang lebih tragis lagi, menurut Juan, Charissa pun sempat menitipkan tiket masuk kegiatan Hari Ulang Tahun Basic School yang mengundang pianis empat jari asal Korea kepadanya.
"Kami kan sebentar lagi mau ada acara sekolah di SPC. Kemarin itu dia sudah beli tiketnya, dan dia titip ke saya. Saya masih ingat sekali dia bilang, teacher-teacher saya titip tiket yah. Saya tanya kenapa?, katanya takut hilang. Itulah mungkin kesan-kesan saya yang terakhir sama dia," ujarnya turut sedih.
Meski tidak menjadi guru Charissa secara langsung, pria yang juga mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris tersebut cukup sering mendengar curhatan anak didiknya itu.
"Sesekali dia suka curhat kalau ada masalah kayak kemarin soal teman-teman yang mungkin agak sulit membayar kas. Terus kemarin itu pernah sekali dia cerita waktu diantar cece nya, nabrak motor. Terus yang naik motor itu mau nuntut. Cuma itu saja sih," kata Juan lagi.
Kedua anak muridnya itupun, kata Juan tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya yang sudah berpisah.
"Papanya kadang juga datang kok ke sekolah buat ambil rapor. Mamanya atau cecenya sering antar jemput. Jadi benar-benar nggak ada masalah," kata Juan.
Sama seperti kakak perempuannya, Charvies Ng alias Alun pun dikenal sebagai siswa yang sama baiknya.
Hanya saja, menurut Juan, Alun memang lebih mudah tersenyum kepada semua orang ketimbang Charissa.
"Alun nggak ada masalah juga. Anaknya gampang senyum dan memang baik. Dua-duanya memang baiklah, sampai-sampai kami semua tak percaya kok yang baik begitu bisa cepat sekali meninggalnya. Sadis dan tragis lagi. Kami benar-benar nggak nyangka," ucap Juan.
Anda sedang membaca artikel tentang
Anak Eng Lie, Charissa, Dikenal sebagai Bendahara Kelas yang Suka Menolong
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/03/anak-eng-lie-charissa-dikenal-sebagai.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Anak Eng Lie, Charissa, Dikenal sebagai Bendahara Kelas yang Suka Menolong
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Anak Eng Lie, Charissa, Dikenal sebagai Bendahara Kelas yang Suka Menolong
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar