TRIBUNNEWSBATAM.COM, JAKARTA - Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X diwacanakan sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrat.
Sultan digadang sebagai capres dengan didampingi Pramono Edhi Wibowo sebagai cawapresnya. Meski masih sebatas wacana, Keraton Yogyakarta berharap kepada Sultan tidak menerima pinangan Partai Demokrat.
Penghageng Panitikismo Keraton KGPH Hadiwinoto dengan lugas meminta agar Sultan berani menolak usulan dari petinggi partai berlambang bintang mercy tersebut. Dia secara pribadi tidak setuju kakak kandungnya maju sebagai capres pada Pilpres 9 Juli mendatang.
Bahkan adik kandung tertua Sultan HB X ini mengatakan pencapresan kali ini hanya sia-sia saja. Dia memprediksi kalau pun Sultan maju, tidak akan bisa memenangi pertempuran di Pilpres. "Dicalonken, tapi nek mung kalah nggo opo (Dicalonkan, tapi kalau hanya untuk kalah untuk apa," ujar pria bernama kecil BRM Ibnu Prastawa ini dengan nada tanya.
Gusti Hadi, sapaan akrab KGPH Hadiwinoto mengakui, usai wacana tersebut mengemuka, belum ada pertemuan antara Sultan dengan keluarga atau internal Keraton. Gusti Hadi mengatakan, biasanya kalau ada wacana-wacana penting seperti pencapresan, Sultan langsung mengumpulkan keluarga untuk meminta masukan.
"Biasanya, kalau Ngarso Dalem (sapaan lain Sultan) memiliki hajat, selalu memanggil keluarga. Biasanya ditimbali (dipanggil). Lalu, saya dinei ngerti (diberi informasi mengenai keinginan HB X)," jelasnya.
Saat berkumpulnya keluarga tersebut, Sultan memaparkan memberikan latar belakang mengenai niatnya, seperti saat HB X berniat maju di pencapresan 2009. Ia dipanggil dan diminta memberikan masukan terhadap niat tersebut. "Kalau ada masukan dari adik-adik," tambahnya.
Gusti Hadi mengatakan, kemungkinan besar Sultan tidak bersedia dicapreskan oleh Partai Demokrat. Salah satu alasannya, Sultan tidak langsung mengumpulkan adik-adiknya untuk membahas wacana tersebut. "Mugo-mugo ora (Mudah-mudahan tidak bersedia dicapreskan)," ungkapnya.
Namun, jika nanti keluarga dikumpulkan untuk memberikan masukan, Gusti Hadi dengan tegas memilih untuk tidak menerima pencapresan tersebut. Gusti Hadi menegaskan, untuk maju Pilpres, lebih baik Sultan HB X untuk belajar dari Pilpres 2009. "Saya kira itu (pencapresan Pilpres 2009) kan perlu jadi referensi, pertimbangan. Saya juga akan memberi masukan agar tidak bersedia (dicapreskan," jelasnya.
Gusti Hadi mengungkapkan, untuk maju sebagai capres harus berhitung peluang dengan Joko Widodo (Jokowi) capres dari PDIP yang berkoalisi dengan PKB, Partai Nasdem serta Prabowo yang diusung Gerindra dan PAN.
"Ngitung medan, lapangan (menghitung peluang). Ora mung waton maju (tidak asal maju). Ya kuwi mau, dicalonke tapi nek mung kalah nggo opo (Ya itu tadi, dicalonkan tapi kalau hanya untuk kalah untuk apa," jelasnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai DemokratDIY Sukedi mengatakan, pencapresan Sri Sultan HB X olehDemokrat masih sebatas wacana. Namun, wacana itu tetap akan dibahas dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat. "Itu akan dibahas dalam Rapimnas minggu ini," ucap Sukedi saat dihubungi kemarin.
Demokrat menerapkan mekanisme kesepakatan maupun voting dalam untuk menetapkan capres yang akan diusung. "Tapi kalau pakai voting, DPD DIY pasti akan mendukung Sultan sebagai capres," ungkapnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Sultan Diwacanakan jadi Capres Demokrat, Keluarga Keraton Yogya Menolak
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/05/sultan-diwacanakan-jadi-capres-demokrat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sultan Diwacanakan jadi Capres Demokrat, Keluarga Keraton Yogya Menolak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sultan Diwacanakan jadi Capres Demokrat, Keluarga Keraton Yogya Menolak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar