Laporan Tribunnews Batam, Thomm Limahekin
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG- Kendatipun sudah turut dilantik sebagai Deputi Pengusahaan Sarana Lain Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (30/6) lalu, proses seleksi yang dilalui Nur Syafriadi yang juga Ketua DPRD Kepri menuju kursi di petinggi BP Batam menuai kontroversi.
Terlebih, beredar kabar Nur sempat mengirimkan sepucuk surat kepada Ketua Dewan Kawasan (DK) HM Sani yang juga Gubernur Kepri sebelum akhirnya ditetapkan sebagai salah satu Deputi BP Batam.
Baik Nur maupun Sani tidak menampik adanya surat tersebut, namun keduanya beda dalam menyatakan isi surat yang dimaksud. Nur mengakui, surat tersebut berisikan perihal yang berhubungan dengan urusan sekretariat dewan (Setwan) Kepri. Sementara Sani sendiri mengatakan, surat itu berkaitan dengan urusan kepartaian Nur.
"Surat itu berisi perihal yang berhubungan dengan urusan Setwan," komentar Nur ketika dimintai tanggapan, Senin (30/6) sore, usai dilantik di aula Kantor Gubernur Kepri, Pulau Dompak Tanjungpinang.
Ketua DPRD Kepri itu sama sekali membantah kebenaran informasi yang menyatakan dirinya sempat mengirimkan surat yang isinya masih berkaitan dengan proses seleksi BP Batam. Dia bahkan berkali-kali menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut salah besar.
Sementara di tempat dan waktu terpisah, Sani mengaku memang sempat menerima surat dari Nur. Awalnya Ketua DK itu mengatakan bahwa isi surat Nur masih berkaitan dengan pengunduran dirinya dari Golkar, partai yang membesarkannya selama ini. Namun akhirnya Sani malah enggan berkomentar banyak ketika ditanyakan kembali mengenai isi surat tersebut.
"Mengenai hal-hal teknis seperti itu saya tidak terlalu tahu. Silahkan tanyakan saja pada Humas DK," tekan Sani berulang kali.
Sementara itu, Untung Prabowo, Humas Tim Uji Kepatudan dan Kelayakan (TUKK) Seleksi Penerimaan Kepala, Wakil Kepala dan Deputi BP Batam menilai, TUKK sudah bekerja secara maksimal untuk memilih 17 dari 36 peserta yang mendaftar.
Namun dia mengungkapkan belasan peserta tersebut kemudian direkomendasikan kepada DK sebelum akhirnya ditetapkan 7 peserta terbaik untuk duduk di kursi BP Batam.
Selain soal isi surat Nur, kontroversi berlanjut saat Nur menyalami Wakil Gubernur Kepri HM Soerya Respationo. Nur secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Soerya sesaat sebelum dilantik.
"Saya biasa mengucapkan terima kasih kepada siapa pun. Itu kebiasaan saya. Jadi ucapan terima kasih itu bukan punya maksud tertentu," komentar Nur.
Nur menjawab semua kontroversi tentang dirinya sebagai Deputi BP Batam dengan sikap tidak peduli.
Ketika dimintai tanggapan terkait protes terhadap statusnya sebagai Ketua DPRD Kepri saat mengikuti seleksi, Nur enggan berkomentar. Dia hanya mengaku mulai memusatkan perhatiannya untuk bekerja.
"Saya tidak peduli akan protes tersebut. Sekarang saya mau konsen bekerja. Besok kami mulai gelar rapat dan saya akan terima penjelasan mengenai tugas dan wewenang saya," tukasnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Soal Kontroversi Dirinya jadi Deputi BP Batam, Nur Syafriadi tidak Peduli
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/07/soal-kontroversi-dirinya-jadi-deputi-bp.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Soal Kontroversi Dirinya jadi Deputi BP Batam, Nur Syafriadi tidak Peduli
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Soal Kontroversi Dirinya jadi Deputi BP Batam, Nur Syafriadi tidak Peduli
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar