Laporan Tribunnews Batam, M Ikhsan
TRIBUNNEWSBATAM.COM, NATUNA- Malang nian nasib Roni Saputra (7), bocah tanpa anus yang tinggal di Bunguran Timur , Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Hari-hari bahagia sebagai anak seusianya tak lengkap dirasakan. Terlahir tanpa anus membuat Roni terbatas melakukan aktivitas, karena ia harus buang air besar melalui lubang buatan yang dibuatkan di samping perut kirinya oleh dokter.
Di saat teman-temannya asik bermain sepakbola, bercanda ria di sekolah, Roni hanya bisa bermain di rumah bersama adiknya, sembari dihibur kedua orangtuanya yang bekerja serabutan.
Pertumbuhan Roni pun bisa dibilang lambat, akibat kelainan alat pencernaan yang dideritanya. Di usianya yang sudah tujuh tahun, tubuh Roni terlihat seperti anak yang baru berusia dua atau tiga tahun.
Anak sulung pasangan Azzawir (30) dan Sartini (25) yang tinggal di RT 01/06 Puak, Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur ini pun seharusnya sudah menjalankan operasi pembuatan anus di tempat semestinya. Dan dokter pun sudah merekomendasikan hal itu.
Namun, karena keterbatasan biaya, orang tua Roni sampai sekarang belum bisa membawa anaknya itu untuk segera dioperasi.
Keduanya termasuk orang yang berpendidikan rendah dan bekerja serabutan. Bukan tidak ada bantuan dari Pemda, hanya saja operasi yang direkomendasikan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM) itu butuh biaya lebih, termasuk untuk biaya selama hidup di Jakarta yang diperkirakan hingga puluhan juta.
Di rumah sederhana di Puak, keluarga ini masih menumpang di rumah orang tua mereka. Bersama tiga keluarga saudara lainnya.
Saat ini, beberapa kelompok gabungan dari Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Natuna, Generasi Muda Forum Komunikasi Putra/i TNI Polri (GMFKPPI) 3105 Natuna, dan Persatuan Jurnalis Natuna (PJN) membentuk tim untuk mengumpulkan sumbangan bagi Roni.
Ketua Tim Penggalangan Dana, Jaliah Winarti mengatakan seharusnya Roni sudah dapat dioperasi karena sudah 7 tahun dimana proses operasi pembuatan lubang anus di tempat semestinya sudah bisa dilakukan.
"Awalnya dikarenakan keterbatasan sarana prasarana di RSUD Natuna maka untuk operasi harus dilakukan di luar daerah tepatnya di RSCM," ujar Jaliah.
"Untuk proses operasi dan biaya transportasi bagi Roni sepenuhnya ditanggung Pemkab Natuna. Namun, rupanya keluarga ini ternyata belum bisa mengantar Roni ke Jakarta dikarenakan keterbatasan biaya mereka juga, yang pastinya ingin mendampingi anaknya selama operasi. Mereka termasuk keluarga tak mampu dan kurang mengerti terkait hal-hal administrasi lainnya," tambahnya.
Melalui penggalangan dana bagi Roni ini, Jaliah mengatakan pihaknya berharap bisa memberikan yang terbaik dalam hal bantuan kepada keluarga.
"Berapapun bantuan yang diberikan, akan sangat berarti bagi keluarga ini. Apalagi dibulan ramadan ini semoga bantuan kita membawa berkah bagi mereka, begitupun bagi kita. Biar operasi ini bisa segera terlaksana," ujar Jaliah.
Bagi yang ingin memberikan bantuan untuk Roni, bisa menghubungi ke nomor tim penggalangan dana, 081364252611 (Jaliah Winarti).
Anda sedang membaca artikel tentang
Tujuh Tahun tanpa Anus, Bocah di Natuna Ini Harus Menjalani Operasi
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/07/tujuh-tahun-tanpa-anus-bocah-di-natuna.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tujuh Tahun tanpa Anus, Bocah di Natuna Ini Harus Menjalani Operasi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tujuh Tahun tanpa Anus, Bocah di Natuna Ini Harus Menjalani Operasi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar