Laporan Wartawan Tribun Batam, Ahmad Yani
BINTAN, TRIBUN - Penderita Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Bintan tahun 2014 ditemukan 60 orang positif.
Oleh karena itu, bersempena hari HIV/AIDs se-dunai pada 1 Desember 2014 kemarin, Komisi Perlindungan Adis (KPA) Bintan, memberikan brosur dan bunga kepada warga Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara (Binut).
Ini sebagai bentuk rasa duka karena penyakit belum ditemukan antivirusnya itu telah banyak menelan korban jiwa. Di Bintan bahkan ditemukan tiga orang anak-anak penderita HIV/AIDS pada tahun 2013 lalu.
Peringatan hari HIV/AIDS mengusung tema "Mencegah dan Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dari HIV/AIDS dalam rangka perlindungan Hak Azasi Manusia (HAM).
Pengelola Program KPA Bintan, Khairul, saban tahun penderita HIV/AIDS di Bintan selalu ditemukan. Sejak tahun 2012, penderita HIV/AIDS makin bertambah hingga tahun 2014.
Pada tahun 2012, ditemukan 59 kasus HIV/AIDS. Tertular HIV, empat orang meninggal, AIDS 10 orang meninggal dunia. Sementara yang hilang ada 13 HIV dan 2 AIDS. Sehingga positif HIV/AIDS tahun 2012 itu tinggal 8 orang.
"Tahun 2013, ada 65 orang. Meninggal karena HIV empat, AIDS 9 orang, yang hilang HIV 3, dan AIDS 1 orang. Sementra 2014, ditemukan 1 orang meninggal dunia," kata Khairul di Tanjunguban, Selasa (2/12/2014).
Meningkatnya kasus penyakit belum ditemukan tersebut. Karena KPA bekerja sama Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan selaku melakukan mobile pemeriksaan HIV/AIDS langsung ke lapangan.
"Kita banyak bergerak, makanya kasus ini banyak ditemukan lagi. Kalau kemarin kurang ke lapangan, tidak tahu masyarakat itu tertular apa tidak."
"Seperti ke Kelong, ke Kawal, dengan sering turun ke lapangan karena aktif dijalankan maka ternyata penderitanya pun makin banyak ditemukan," sebutnya.
KPA dan Dinkes terus melakukan penangulangan HIV/AIDS. Seperti memberikan upaya Pelayanan HCT (Conseling Adan Testing) dan IMS (Infeksi Menular Seksual).
Yakni pada dua klinik IMS yaitu klinik IMS seri indah KM 24 Toapaya dan Klinik IMS Seri Bukit Senyum KM 79 Tanjunguban. Klinik tersebut dibuka setip Senin sampai Kamis.
"Pemerkisan IMS secara berkala di klinik IMS. Wajib pemakaian kondom 100 persen pada lokasi KM 24 dan KM 79. Kita juga giat melakukan pertemuan pokja tentang program pemeriksan IMS dan PKK 100 persen di klinik IMS," jelasnya.
Semua program penganggulan HIV/AIDS sudah berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan, tahun 2014, KPA melakukan pemeriksaan sebanyak 358 ibu hamil. Dari pemeriksaan itu, 3 orang ditemukan positif.
Temuan penderita ini banyak di tempat lokasilasi. Adanya rencana pemerintah menutup tempat lokalisasi sangat disambut baik KPA. Karena itu bisa menurunkan penularan.
Hanya saja dikhawatirkan KPA, pekerja seks Komersial (PKS) itu berbaur atau mencari jasanya di tengah-tengah masyarakat umum.
"Penutapan lokalisasi perlu ada persiapan. Takutnya ada gejolak sosial lain. Kalau tidak antisipasi mereka bisa masuk ke masyarakat, mencari pelangganya di tempat umum," kata Khairul disela-sela memberikan brosur bahaya HIV/AIDS.
"Makanya diperlukan pembinan dari awal. Kita nggak tahu arah mereka setelah ditutup lokalisasi bisa saja mereka pindah ke tempat lain," jelasnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Ada Tiga Bocah Di Kabupaten Bintan Positif Mengidap HIV/AIDS
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/12/ada-tiga-bocah-di-kabupaten-bintan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ada Tiga Bocah Di Kabupaten Bintan Positif Mengidap HIV/AIDS
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ada Tiga Bocah Di Kabupaten Bintan Positif Mengidap HIV/AIDS
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar