Laporan Tribunnews Batam, Thomm Limahekin
Operator kapal Baruna mengakui bahwa kenaikan tarif kapal tersebut membuat mereka mendapat keuntungan berlipat ganda. Sementara operator kapal Marina malah menilai kenaikan tarif dari Rp 55 ribu menjadi Rp 72 belum mendatangkan keuntungan bagi mereka.
"Kenaikan itu tidak layak. Dari harga tiket Rp 40 ribu itu saja operator kapal sudah untung. Operator kapal tentu mau saja kalau dinaikkan sebesar itu. Kalau mereka merasa tidak untung, itu bohong," ungkap Andi Mashadiyat, Wakil Pembina Pelayaran Rakyat (Perla) Batam sekaligus salah seorang operator Baruna Tanjungpinang, Selasa (9/12) siang.
"Kalau masih merasa rugi, maka operator kapal harus menertibkan calo-calo penjual tiket itu. Sebab, calo-calo itulah yang gemuk," timpal Andi lagi.
Andi pun menambahkan, sebenarnya Gubernur Kepri HM Sani tidak paham ketika menaikkan surat keputusan (SK) kenaikan tarif tiket kapal. Namun, dia tidak mempersalahkan Guberur Kepri. Dia malah mempersoalkan, mengapa dinas terkait tidak melakukan kajian terlebih dahulu sebelum mengajukan kenaikan tarif tiket sedemikian besar itu kepada Gubernur Kepri.
"Naikkan tarif tiket kok gak dihitung dulu? Makanya sebelum menaikkan tarif tiket, dinas terkait harus hitung baik-baik dulu. Kalau operator kapal katakan tidak untung, itu bohong. Sebelum SK dikeluarkan, yah timbang-timbang dulu. Sekarang operator kapal sudah setuju, direvisi lagi. Belum tentu operator kapal mau," tegas operator kapal Baruna tersebut.
Penegasan yang berbeda justru dilayangkan oleh salah seorang operator kapal Marina. Operator ini mengaku sebenarnya pihaknya agak sulit menerima SK Gubernur Kepri terkait nilai kenaikan tarif kapal menjadi Rp 72 ribu. Sebab, jumlah kenaikan tersebut masih tergolong kurang.
"Bisa dibayangkan, jarak per mil dari Punggur Batam ke Tanjung Balai Karimun dikenakan tarif Rp 3000-an. Sementara jarak per mil dari Tanjungpinang-Batam hanya dikenakan Rp 2.900," ungkap operator kapal Marina yang tak mau namanya dikorankan.
Operator kapal Marina ini mengungkapkan bahwa pihaknya sebenarnya sedang ditekan dengan tarif Rp 72 ribu dengan kekurangan Rp 2000 untuk asuransi itu. Sebab dia menganggap, dari tarif tersebut, operator kapal tidak cukup memperoleh keuntungan untuk bisa membeli suku cadang dan menyediakan fasilitas kapal yang bisa membuat para penumpang menjadi nyaman.
"Kalau mau diturunkan, bagaimana nasib kami. Padahal kapal Tanjungpinang-Batam selalu dilengkapi air condition (AC) atau pendingin dan ruangannya ekskutif," komentar operator Marina ini.
Anda sedang membaca artikel tentang
"Tarif Kapal Batam-Pinang Rp 40 Ribu Saja Sudah Untung, Apalagi Rp 72 Ribu"
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/12/kapal-batam-pinang-rp-40-ribu-saja.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
"Tarif Kapal Batam-Pinang Rp 40 Ribu Saja Sudah Untung, Apalagi Rp 72 Ribu"
namun jangan lupa untuk meletakkan link
"Tarif Kapal Batam-Pinang Rp 40 Ribu Saja Sudah Untung, Apalagi Rp 72 Ribu"
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar