BANDUNG, TRIBUN - Hujan yang tidak kunjung reda di Kabupaten Bandung, membuat sedikitnya 1.600 rumah terendam banjir.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, warga memilih mengungsi di lokasi yang disediakan pemerintah.
"Jumlah pengungsi terus bertambah. Bahkan Sabtu pagi tadi, pengungsi melonjak hingga 60 persen," ungkap Kepala Seksi Trantib Kecamatan Baleendah Djembar Suhardiman di Bandung, Sabtu (20/12/2014).
Mereka, sambung Djembar, mengungsi di tiga titik, yakni GOR Baleendah, Mesjid Baitul Ikhlas, dan Gedung Inkanas. Kondisi pengungsi saat ini cukup baik.
Meski demikian, pihaknya berkoordinasi dengan Puskesmas untuk lebih sering melakukan pemeriksaan. Apalagi sebagian pengungsi merupakan balita dan lansia.
Bertambahnya jumlah pengungsi, membuat kebutuhan logistik bertambah. Untuk itu, pihaknya mengajukan penambahan logistik terutama makanan, pakaian, dan obat-obatan bagi para pengungsi ke pemerintah.
"Bagi yang ingin menyalurkan bantuannya, silakan," sebutnya.
Djembar menambahkan, banjir akibat luapan Sungai Citarum mulai meluas. Bahkan jalan yang menghubungkan Kota Bandung ke Kabupaten Bandung melalui Jalan Dayeuh Kolot dan Banjaran terputus.
Dari pantauan di lapangan, akibat peralihan arus lalu lintas ini, terjadi penumpukan di beberapa titik seperti jalan Baleendah. Kemacetan cukup panjang pun tidak bisa dihindari.
Rumah Terendam Sedalam 2,5 Meter
Lebih dari 1.600 rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung terendam banjir. Ketinggian air terus meningkat seiring hujan yang tidak kunjung reda.
"Ketinggian air di tiga kecamatan beragam dari 50 cm hingga 2,5 meter. Ketiga kecamatan itu yakni Baleendah, Dayeuhkolot, dan Boojongsoang," ujar Kepala Pelaksana Harian Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan di Bandung, Sabtu (20/12/2014).
Marlan menjelaskan, dari data yang dihimpun BPBD, banjir di Kecamatan Dayeuhkolot merendam 473 unit rumah yang dihuni 1.316 jiwa. Di Baleendah, banjir merendam 758 unit yang dihuni sekitar 2.197 jiwa dan di Bojongsoang sebanyak 400 unit yang dihuni 1.151 jiwa juga terendam.
Saat ini, sambung Marlan, BPBD terus melakukan pendataan dan evakuasi. Warga dari tiga kecamatan sudah dievakuasi di tempat pengungsian yang aman.
"Ada tiga titik pengungsian yang telah kami siapkan. Dan sampai sekarang, jumlah pengungsi terus bertambah karena air di Sungai Citarum belum surut," imbuh dia.
Selain itu, pihaknya juga mendistribusikan bantuan logistik berupa makanan, pakaian, selimut, tikar, dan lainnya. "Potensi hujan masih cukup tinggi. Untuk itu masyarakat diminta terus waspada dan mengikuti petunjuk petugas. Seperti dalam hal mengungsi yang bertujuan untuk keselamatan warga," dia menjelaskan.
Marlan mengaku, kebanyakan korban banjir sudah mengungsi, kecuali warga Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran.
Meskipun daerah tersebut, Jumat kemarin dilanda banjir dan angin puting beliung, pihaknya tidak menyarankan untuk mengungsi. Karena beberapa saat setelah banjir ekstrem, air Sungai Cisangkuy mulai menyusut. "Di sana ada sekitar 1.384 unit yang dihuni 4.873 jiwa," jelasnya
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengungsi Banjir Di Kabupaten Bandung Butuh Pakaian Dan Obat-Obatan
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/12/pengungsi-banjir-di-kabupaten-bandung.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengungsi Banjir Di Kabupaten Bandung Butuh Pakaian Dan Obat-Obatan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengungsi Banjir Di Kabupaten Bandung Butuh Pakaian Dan Obat-Obatan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar