tribunnews batam/sm rohman
Kerambah ikan Napoleon milik Dodo di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah, Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (1/3/2015).
Laporan Tribunnews Batam, SM Rohman
TRIBUNNEWSBATAM.COM, ANAMBAS - Kebijakan moratorium ekspor ikan Napoleon hidup oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), tidak dirasakan oleh pengusaha semata tapi juga nelayan.
Di Anambas, sejumlah nelayan harus merasakan dampak kebijakan pusat tersebut.
Nelayan yang selama ini menggantung hidup dari ekspor Ikan yang dikenal masyarakat dengan nama Ketipas itu kini kian terhimpit secara ekonomi.
Dodo, salah satu pengusaha yang melakukan pembesaran dan pengiriman ikan Napoleon menuturkan, dirinya pernah dihadapkan pada situasi sulit ketika nelayan memohon padanya agar ikan Napoleon yang ada untuk dibeli.
"Pernah suatu ketika, ada warga Desa Muntai (tidak jauh dari lokasi usahanya yang terletak di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah) yang berniat menjual ikan Napoleon kepada saya untuk modal meminang gadis pujaan hatinya," cerita Dodo saat ditemui dilokasi usahanya Minggu (1/3/3015) siang.
Sayang, niat baik pria tersebut harus kandas karena Dodo belum berani untuk membeli ikan Ketipas si nelayan tersebut, mengingat kebijakan moratorium tersebut yang membuat kapal dari Hongkong yang biasa mengambil ikan tidak pasti kapan datangnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Dampak Larang Ekspor Napoleon: Nelayan Gagal Nikah karena Tak Ada Dana
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2015/03/dampak-larang-ekspor-napoleon-nelayan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Dampak Larang Ekspor Napoleon: Nelayan Gagal Nikah karena Tak Ada Dana
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Dampak Larang Ekspor Napoleon: Nelayan Gagal Nikah karena Tak Ada Dana
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar