Tribun Batam - Minggu, 28 Oktober 2012 11:59 WIB
drh Arlinda
Ketua Timwas Penyembelihan Hewan Kurban
Laporan Tribunnews Batam, Novyana Handayani
TRIBUNNEWSABATAM, TANJUNGPINANG - Dari puluhan ekor sampel sapi yang disembelih pada Idul Adha 1433 Hijriah ini, ditemukan beberapa hewan yang terdapat cacing pada hatinya.
Namun masyarakat tak perlu khawatir, karena daging sapi tersebut tetap aman dan dapat dikonsumsi.
"Dari empat kecamatan, kami mengawasi di sembilan titik penyembelihan. Adapun jumlah pemotongan berkisar dari satu ekor sampai 19 ekor sapi, serta satu ekor hingga 11 ekor kambing," kata drh Arlinda, Ketua Tim Pengawas Penyembelihan Hewan Kurban 1433 Hijriah pada Tribun, Sabtu (27/10).
Ada 11 tim yang turun ke lokasi penyembelihan, yang didampingi oleh dokter hewan maupun paramedic veteriner yang berasal dari Dinas Kelautan Perikanan Peternakan Kehutanan dan Energi (KPPKE) Kota Tanjungpinang, Balai Karantina Kelas II Tanjungpinang dan Dinas Pertanian Kehutanan dan Peternakan Kepri.
Tim ini bekerja selama tiga hari, mulai 25 hingga 27 Oktober ini. Tugas utamanya yaitu memeriksa kondisi hewan kurban, sebelum penyembelihan.
"Dari hasil pemeriksaan antemortem, tidak terdapat hewan yang menderita penyakit menular. Namun masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan," sebut Arlinda.
Yaitu perlakuan kasar dan tidak hati-hati, saat perobohan atau penjatuhan hewan saat akan disembelih. Hal itu mengakibatkan hewan stress dan memar. Sehingga pengeluaran darah tidak sempurna, yang mengakibatkan turunnya kualitas daging dan cepat membusuk.
Perlakukan kasar itu dapat dilihat saat pemeriksaan post mortem atau pasca penyembelihan. Dimana paru sapi terlihat berbercak-bercak.
"Kalau hewannya bagus, tidak stress maka warna parunya merah jambu segar. Tapi kalau stress, seperti itu ada bercak-bercak merah," jelas drh Da'i Nuritus, sambil menunjuk satu sampel jeroan.
Dokter hewan dari BKP Kelas II Tanjungpinang ini, juga menemukan satu hati sapi yang penuh dengan cacing hati. Memang dari hasil pemeriksaan tim, terdapat kasus cacing hati di enam lokasi penyembelihan.
"Tapi itu tak berbahaya. Dagingnya tetap aman dan bisa dikonsumsi," sebut Da'i
Juga ditemukan kasus pneumonia (radang paru-paru) pada dua lokasi. Namun daging masih bisa dikonsumsi, dengan catatan segera dimasak hingga matang sempurna. Tim juga masih mendapati belum tersedianya kandang penampungan yang layak.
Serta masih ditemukan pengemasan menggunakan kantung plastic hitam, padahal sudah dilarang. Disamping itu dari aspek higienitas, masih ditemukan ada yang tidak mengikat saluran makanan dan anus sebelum pengeluaran jeroan. Akibatnya isi perut mencemari daging.
Sebelumnya, Dinas KPPKE Kota Tanjungpinang, juga melakukan pengawasan di tempat penampungan atau penjualan hewan kurban. Penjualan yang tersebar di 10 lokasi tersebut, menampung total 884 ternak sapid an 690 ekor kambing.
Pengawasan tersebut dilakukan mulai H-14 hingga H-3. "Pengawasan itu kami lakukan untuk menjamin hewan ternak tidak menunjukan gejala penyakit menular seperti antrax. Dan memang kami tak menemukan adanya indikasi penyakit menular," sebut Arlinda.
Namun masih ditemukan beberapa hewan kurban menderita pneumonia, diare, helminthiasis (cacingan), penyakit kulit dan luka yang terbuka. Terhadap hewan yang sakit ini, Dinas KPPKE memberikan terapi atau pengobatan gratis.
Arlinda mengingatkan, kedepan agar penjual memperhatika kebersihan dan kesehatan hewan kurban. Termasuk jangan dibiarkan terkena panas dan hujan. Serta memisahkan hewan yang sakit dari yang sehat. Pasalnya perlakukan di penampungan secara langsung dapat mempengaruhi kondisi hewan ternak.
Anda sedang membaca artikel tentang
Dokter Temukan Cacing Hati
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2012/10/dokter-temukan-cacing-hati.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Dokter Temukan Cacing Hati
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar