Tribun Batam - Minggu, 18 November 2012 21:57 WIB
Kami pasti rugi kalau listrik tidak diproduksi. Kerugian lainnya adalah citra kami menjadi buruk di mata masyarakat. Pihak CTI juga rugi. Dalam perjanjian, kalau ada pemadaman seperti ini, pihak CTI bayar denda ke PLN
AGUSTIAN
General Manager PLN area kota Tanjungpinang
Laporan Tribunnews Batam, Thom
TRIBUNNEWSBATAM, TANJUNGPINANG
- Warga Tanjungpinang makin tidak nyaman dengan seringnya pemadaman listrik di kota tersebut. Warga bahkan mengkritisi kinerja PLN yang dipercaya mengelola layanan listrik di ibukota Provinsi Kepri tersebut.Melalui seorang wakil rakyat, sekelompok warga bahkan berencana melakukan aksi protes untuk menyikapi hal tersebut. Mereka ingin mempertanyakan alasan pemadaman listrik dalam rentang waktu yang relatif lebih lama tersebut dan kenapa pemadaman terjadi justru saat PLN sudah mendapat dukungan daya listrik PLTU Galang Batang dengan kondisi mesin atau turbin yang masih baru..
Rudy Chua, Anggota DPRD Kepri, dari daerah pemilihan Tanjungpinang mengaku banyak mendapat pertanyaan terkait layanan listrik tersebut.
"Harus kita akui banyak warga yang resah dengan kondisi listrik saat ini, meski pihak PLN sudah memberi penjelasan bahwa Selasa (20/11) nanti, layanan listrik sudah mulai normal kembali," kat Rudy Chua kepada Tribun, Minggu (18/11).
Menurut Rudy, ia banyak mendapat protes warga terkait listrik, dan jawaban yang diberikan adalah memberi kesempatan kepada PLN untuk memenuhi janjinya.
"Saya bilang kepada mereka supaya percayakan saja kepada PLN untuk memenuhi janjinya," kata Rudy.
Keresahan tersebut disampaikan Rudy kepada pihak Capital Turbin Indonesia (CTI), selaku pengelola PLTU Galang Batang dan PLN area Tanjungpinang, di lokasi PLTU Galang Batang, Sabtu (17/11).
Pihak CTI dan PLN, sebagai mitra kerja pemasok listrik di area Tanjungpinang dan sekitarnya ini menjamin layanan listrik kembali normal Selasa (20/11) nanti.
"Kami perkirakan Selasa (20/11). Kita harapkan juga doa dari masyarakat agar semua proses perbaikan itu berjalan lancar," jawab Site Manager CTI, Chairul, yang diamini Agustian, General Manager PLN area kota Tanjungpinang.
Chairul menjelaskan, pemadaman terjadi karena terjadi kerusakan pada bearing (rantai pengantar batu bara,red) yang termakan saf, karena pelumasan kedua paket alat ini tidak berjalan baik.
Karena kerusakan bearing tersebut, maka batu bara tidak bisa disalurkan secara merata ke boiler atau ketel uap. Dengan itu, pemanasan di boiler untuk menghasilkan uap yang kemudian disalurkan guna menggerakkan turbin, tidak berjalan sebagaimana mestinya.
"Jadi yang rusak itu bukan turbin atau mesin utamanya melainkan bearing-nya. Kalau mesin masih baru dan juga buatan Perancis. Mesin tak terganggu. Karena kerusakan itu maka praktis mesin mati total. Arus 15 megawatt yang sebenarnya dipasokkan ke PLN, akhirnya tidak ada sama sekali atau nol. Jadi kami harus bongkar dan perbaiki lagi. Setelah itu, untuk pemanasan ketel uap, hidupkan turbin sampaikan sambungkan arus ke PLN diperlukan waktu paling cepat 10 jam. Karena itu, kami perkirakan Selasa baru listrik kembali normal," jelas Chairul.
Merugi
Dugaan bahwa pemadaman listrik ini sebagai upaya sengaja PLN untuk mencari keuntungan dibantah General Manajer PLN, Agustian. Menurut dia, justru pemadaman listrik itu membuat PLN rugi.
"Pada prinsipnya, kami pasti akan rugi kalau listrik tidak diproduksi. Kerugian lainnya adalah citra kami menjadi buruk di mata masyarakat. Pihak CTI juga rugi. Dalam perjanjian, kalau ada pemadaman seperti ini, pihak CTI harus bayar denda ke PLN. Setelah dihitung, dendanya sekitar Rp 468 juta untuk pemadaman bergilir per hari. Kami sudah berikan pinalti kepada pihak CTI. Nanti denda ini harus dibayar," kata Agustian kepada awak media, saat berada di ruang kontrol utama PLTU Galang Batang.
Menurut Rudy Chua penjelasan seperti itu, harus disampaikan kepada masyarakat agar duduk masalahnya dipahami. Sebagai konsumen, masyarakat banyak yang tidak mau tahu dengan berbagai alasan pemadaman tersebut, karena mereka punya kewajiban membayar setiap bulan.
"Masyarakat biasanya tidak mau tahu. Bagi mereka, intinya iuran listrik sudah dibayar. Segala kerusakan bukan urusan mereka. Karena itu, PLN harus menjelaskan masalah itu kepada masyarakat," kata Rudy.
Anda sedang membaca artikel tentang
Seringnya Pemadaman, PLN Mengaku Rugi
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2012/11/seringnya-pemadaman-pln-mengaku-rugi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Seringnya Pemadaman, PLN Mengaku Rugi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Seringnya Pemadaman, PLN Mengaku Rugi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar