Tribun Batam - Jumat, 8 Februari 2013 10:40 WIB
TRIBUNNEWSBATAM.COM, JAKARTA- Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat masih belum tergesar walau angin besar berhembus menerpa kursinya. Desakan terbesar justru datang dari internal Partai Demokrat yang makin menguat.
Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina atau Majelis Tinggi Demokrat bisa saja mengambil-alih pimpinan partai. Melengserkan Anas Urbaningrum dari jabatan ketua umum pun dianggap wajar melalui Kongres Luar Biasa. Walau demikian, belum ada pembicaraan menyiapkan calon pengganti, termasuk mengorbitkan putra presiden, Edhie Baskoro Yudhoyono, yang kini menjabat sekretaris jenderal.
Demikian dikemukakan mantan Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi DPP Partai Demorkat Ruhut Sitompul. Ruhut meminta Anas Urbaningrum mundur dari ketua umum. Jika tidak bersedia mundur, Ruhut, yang telah dipecat Anas dari jabatan struktrual di DPP itu menyatakan mendukung jika Majelis Tinggi Demokrat mengajukan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memberhentikan Anas.
"Kalau Pak SBY minta (KLB), masa DPD dan DPC Demokrat apakah tidak mau?" kata Ruhut di Gedung DPR, Kamis (7/2).
SBY merupakan ketua Majelis Tinggi Demokrat. Ruhut yakin apa pun yang diputuskan SBY nanti akan diikuti seluruh pengurus dari pusat sampai daerah. "Kita siap amankan permintaan Pak SBY," kata Ruhut.
Sekretaris Fraksi Demokrat DPR RI Saan Mustopa mengatakan usulan KLB bisa datang dari salah satu pihak yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Demokrat. "Tetapi sampai hari ini belum ada yang bicara KLB," kata Saan.
Dikatakan bagi kader partai dilengserkan dari jabatannya melalui dua mekanisme KLB atau mundur dari jabatannya. "Dalam etika politik kita kalau seseorang tersangka otomatis berhenti jadi pengurus. Tidak ada perdebatan lagi macam-macam. Dari level tertinggi sampai ke bawah. Dan mundur dari pengurus partai untuk menjaga moralitas partai," kata Saan.
Jika dilakukan KLB maka tentu saja ada sesuatu yang luar biasa. Saan mencontohkan jika ketua umum partai melanggar AD/ART. "Atau sudah ditetapkan tersangka dalam kasus hukum. Tetapi mundur karena survei partai turun, pertanyaannya survei mana yang kita pegang? Kan survei bisa berubah?" katanya.
Di tengah wacana itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik meminta semua pihak menunggu penjelasan dari SBY. "Tunggu saja. Tunggu pak Presiden," kata Jero Wacik ketika menjemput Presiden pulang umroh, di Halim Perdanakusumah Jakarta.
Menurut dia yang terpenting saat ini bagaimana mencari solusi terbaik di saat partai Demokrat sedang terpuruk.
Desakan melengserkan Anas sayup-sayup berhembus setelah lembaga survei mengekspos data penurunan popularitas dua partai yang elitenya banyak terseret kasus korupsi, yakni Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, akhir pekan lalu.
Partai Demokrat yang merajai Pemilu 2009 dalam survei ini tergambar mengalami jatuh bebas. Suara responden hanya 8,3 persen. Perolehan PKS pun terpuruk ke posisi delapan dalam survei dengan 2,7 persen suara.
Sehari kemudian, Presiden SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang sedang menunaikan umroh pun segera bereaksi. Dia memberi pernyataan, yang seakan-akan meminta KPK bertindak cepat menetapkan status hukum Anas Urbaningrum. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Ruhut Sitompul Dukung Ada Kongres Luar Biasa Lengserkan Anas Urbaningrum
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/02/ruhut-sitompul-dukung-ada-kongres-luar.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ruhut Sitompul Dukung Ada Kongres Luar Biasa Lengserkan Anas Urbaningrum
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ruhut Sitompul Dukung Ada Kongres Luar Biasa Lengserkan Anas Urbaningrum
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar