Tribun Batam - Selasa, 19 Maret 2013 23:30 WIB
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM-
H Abdul Karim Ketua Persatuan Keluarga Indonesia Timur (Perkit) Kepri belum puas dengan pernyataan Kapolda Brigjen Yotje Mende bahwa empat bocah itu mati lemas karena kekurangan oksigen. Karim menilai pernyataan Kapolda itu terlalu prematur."Faktanya apa dan kenapa kami dari pihak keluarga tidak diberitahukan, sementara Kapolresta telah berjanji jika sudah ada hasilnya akan langsung secepatnya memberitahukan kepada kami pihak keluarga dari hasil autopsi tersebut," kata H Abdul Karim dalam konfrensi pers di Grand Mutiara Hotel, Lubuk Baja, Selasa (19/3).
Dari kejadian ini, Abdul Karim mengaku sangat menyangkan sekali. Karena apa yang telah diungkapkan orang tertinggi di jajaran kepolisian di Kepri ini setidaknya sudah menggiring opini masyarakat ke hal yang menurutnya tidak bisa dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
"Kalau sesuai fakta atau didasari dengan bukti-bukti yang ada tentunya kami tidak kecewa, tapi kalau hanya sekadar omongan, apakah hal itu bisa kami percayai. Sementara kita semua tahu banyak sekali kejanggalan yang timbul di lapangan dari kematian anak-anak kami ini," ungkap Abdul Karim didampingi sejumlah tokoh masyarakat NTT dan Jhon Parera, kakek tiga anak dari empat yang ditemukan tewas dalam mobil rongsokan di Pasar Cik Puan tersebut.
Jhon Parera menambahkan, tak satupun fakta yang mendukung kalau keempat anak tersebut mati lemas di dalam mobil sedan rongsokan itu. Sebab sekitar pukul 21.00 WIB, Jhon mengaku anaknya sudah mengecek ke dalam mobil, namun tidak menemukan sesuatu.
"Kalau memang mati lemas didalam mobil, tentunya sudah sejak hari rabu ditemukan disana, tapi kenapa malah Kamis sorenya, sedangkan anak-anak kami tidak pulang sejak Rabu siangnya," kata Jhon. Sekitar pukul 16.00 WIB ayah dari anak itu juga melakukan pengecekan ke dalam mobil tetapi tak ada ditemukan apa apa.
"Makanya sampai saat ini kami belum yakin atas apa yang diungkapkan Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende," ungkapnya.
Senada juga kembali ditambahkan Abdul Karim, yang menilai anehnya lagi, kenapa saat ditemukan posisi anak-anak mereka dalam posisi bertumpuk dan tidak ada penemuan sidik jari korban yang sedang berupaya membebaskan diri di detik-detik terakhir korban menghembuskan nafas.
"Kalau mati lemas, kenapa posisi korban bertumpuk saat ditemukan, lagipula anak-anak kami itu bukan anak bayi yang berumur di bawah 2 tahun, tentunya mereka pasti punya akal untuk mencari jalan keluar," ujarnya.
Dibagian yang sama juga ditambahkan sekretaris Umum (Sekum) Perkit Kepri, RM Lauren Dihe mempertanyakan apakah pernyataan Kapolda disampaikan setelah mendapat surat resmi hasil autopsi dari dokter ahli Forensik Mabes Polri dan juga dari Labfor Medan Mabes Polri, sebab setahu dirinya saat terakhir pertemuan ditegaskan kalau hasil autopsi akan disampaikan ke keluarga korban dahulu setelah itu baru disampaikan ke forum.
"Kami harap kasus ini bisa secepatnya terungkap, dan kami minta polisi serius menangani kasus ini," ungkapnya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Keluarga 4 Bocah Tewas Tak Percaya Pernyataan Kapolda Kepri
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/03/keluarga-4-bocah-tewas-tak-percaya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Keluarga 4 Bocah Tewas Tak Percaya Pernyataan Kapolda Kepri
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Keluarga 4 Bocah Tewas Tak Percaya Pernyataan Kapolda Kepri
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar