Tribun Batam - Senin, 11 Maret 2013 11:18 WIB
Namun Isu beredar, SBY akan menunjuk calon, dan forum tinggal mengamini, terpilih aklamasi. Skenario persetujaun aklamasi untuk menghindari bola liar, pemilihan langsung dengan pemungutan suara atau voting yang tidak terkendali, yakni Anas Urbaingrum pada kongres Demokrat di Bandung, Mei 2010.
Demikian disampaikan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik, dan Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bathoegana Siregar kepada TRIBUNnews.com, Minggu (10/2).
Jero Wacik memberi sinyal kemungkinan calon ketua umum Demokrat akan diputuskan secara aklamasi dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan sebelum 9 April 2013.
"Yah, kita lihat polanya. Kita akan melihat pola yang terbaik bagi demokrasi kita," kata Jero Wacik.
Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil Jero Wacik ke kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu lalu. SBY meminta Jero yang menjabat Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral mempersiapkan KLB sebelum 9 April 2013, batas waktu penyerahan daftar caleg sementara (DCS) DPR RI diserahkan ke KPU. Namun kapan dan di mana KLB digelar, Jero tidak menjelaskan. "Pokoknya KLB sebelum 9 April," kata dia.
Orang kepercayaan SBY ini mengatakan pilihan akhirnya jatuh dengan menggelar KLB Demokrat untuk memperoleh ketua umum yang baru, bukan dengan menunjuk pelaksana tugas (Plt) ketua umum. "Ini sesuai AD/ART-nya (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) partai Demokrat," kata Wacik.
Terpisah, Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana menegaskan pemilihan ketua umum Demokrat melalui cara aklamasi sangat tepat dilakukan dalam KLB. "Aklamasi bukan masalah karena bagian dari demokrasi. Pak SBY terpilih sebagai ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dua kali ketika Kongres di Bali dan Bandung. Hasilnya bagus," kata Sutan.
Menurut dia pemilihan ketua umum Demokrat melalui cara yang terlalu liberal seperti voting terbuka bisa berdampak kurang bagus terhadap partai. "Ekses politiknya tinggi seperti money politics yang tinggi," kata salah satu pendiri Partai Demokrat ini.
Dikatakan pemilihan ketua umum Demokrat melalui aklamasi tidak melanggar AD/ART dan bisa dibahas dalam Tata Tertib Kongres Demokrat. Dia menyebut dalam Kongres ketika hendak memilih ketua umum yang baru akan dibahas pula kriteria calon ketua umum Demokrat. "Misalnya calon harus dari kader partai, bukan orang luar," kata Sutan.
Setelah itu, mungkin akan terjaring 2-3 calon ketua umum dalam KLB. Kemudian diteliti oleh Majelis Tinggi siapa yang paling berkompeten untuk melanjutkan kepemimpinan partai. "Mereka yang mencalonkan dipanggil dan dibicarakan dalam forum dan muncul kompromi siapa yang bisa satu orang paling kompeten memimpin partai," kata Sutan. Dengan cara itu, Sutan mengatakan pemilihan ketua umum Demokrat dalam KLB tidak liar dan tertib. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kubu SBY Trauma Voting Anas Saat KLB Demokrat
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/03/kubu-sby-trauma-voting-anas-saat-klb.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kubu SBY Trauma Voting Anas Saat KLB Demokrat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kubu SBY Trauma Voting Anas Saat KLB Demokrat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar