Tribun Batam - Kamis, 21 Maret 2013 02:38 WIB
Laporan Tribunnews Batam, Zabur Anjasfianto
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Sebuah truk trailer menggilas Kurniawan Napitupulu (8), Selasa (19/3/2013). Siswa kelas dua SD Terania, Tiban Baru, Sekupang, Batam meninggal mengenaskan di lokasi, di Jalan Diponegoro, arah Batuaji ke Sekupang atau tepatnya di 10 meter dari simpang Tiban Koperasi.
Kejadiaan naas terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Oskar penjaga Gereja GBIS Tiban Koperasi, Batam menjemput Kurniawan Napitupulu pulang sekolah. Menggunakan sepeda motor Honda Supra, anak ketiga dari pasangan Mikael Napitupulu dan Rumsianah Br Tampubolon langsung bergegas pulang ke rumah yang berada di belakang Gerja GBIS.
Oskar sempat berhenti di simpang Tiban Koperasi saat ingin berbelok ke kanan arah ke Sekupang. Merasa yakin kendaraan tidak ada kendaraan dengan kecepatan tinggi dari arah Batuaji, Oskar pun langsung melaju belok ke kanan dan masuk jalur kiri.
Sedangkan dari arah Batuaji ada sebuah trailer tidak bermuatan melintas. Pengemudi trailer pun mendadak menginjak rem dan membanting stir ke kanan untuk menghindari sepeda motor yang dikemudikan Oskar itu.
Malang, bagian belakang sepeda motor itu tersenggol dengan bagian depan trailer. Keduanya pun langsung jatuh dan kendaraannya terdorong trailer. Sementara Kurniawan Napitupulu langsung terlindas ban depan sebelah kiri trailer yang belum diketahui nomor polisi trailer dan nama pengemudinya.
Sementara Oskar hanya mengalami luka lecet saja. Kurniawan Napitupulu yang diduga tewas di tempat langsung dibawa oleh Oskar ke RSBP Batam.
"Saya ngeri lihatnya. Kepala siswa SD itu penyet dan mata serta otaknya terburai di jalan. Yang bawa motor tadi menganggap saat belok ke kanan arah ke Sekupang melewati trailer. Tidak tahunya malah ditabrak," ujar Regar saksi mata yang juga tukang bengkel dan tidak jauh dari lokasi kejadian.
Regar mengaku tidak berani mendekat untuk melihat kondisi siswa SD yang dilindas trailer itu. "Saya takut lihatnya, dan hanya memantau dari bengkel saja," ujarnya.
Sementara Uli, mantan guru TK, Kurniawan Napitupulu mengaku terperanjat mendapat kabar tersebut. Dia mendapatkan cerita dari Rumisianah br Tampubolon, ibu kandung Kurniawan Napitupulu, bahwa siswa SD Terania itu, sempat meminta izin untuk tidak sekolah.
Namun ibunya memaksa untuk tetap sekolah dan tidak menyangka kalau permintaan anak bungusnya itu sebagai firasat.
"Tadi ibunya cerita, kalau Kurniawan Napitupulu minta izin tidak sekolah tanpa alasan yang jelas. Ya namanya orang tua, pasti tidak mau anaknya tertinggal pelajaran. Ibunya pun menolak permintaan Kurniawan dan menyuruhnya tetap sekolah," ujar Uli.
Suasana duka masih menyelimuti keluarga korban. Jenazah Kurniawan Napitupulu disemayamkan di Gereja GBSI. Para pelayat ikut terharu dan menangis saat melihat jasad korban yang terbaring kaku di hadapan kedua orang tuanya.
Suara tangisan tidak henti-hentinya. Setiap pelayat terus memberikan semangat kepada kedua orangtuanya atas musibah yang dialaminya. Mikael Napitupulu, ayah korban yang duduk di bagian atas kepala anaknya terus memandangi jasad anaknya.
Sementara Rumsianah br Tampubolon, tidak henti-henti menangis dan terus menanatap ke jasad anaknya itu. Setiap pelayat atau kerabat yang menyalami, ibu korban terus menasihati untuk lebih hati-hati menjaga anak-anak.
"Jaga anak-anak dengan baik. Dan jangan biarkan dia pergi sendiri. Selalu hati-hati kalau naik kendaraan jangan sampai kecelakaan," ujar Rumsianah menasihati. Pelayat dan warga yang datang pun langsung ikut menangis mendengar pesan yang disampaikan ibu korban itu. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kurniawan Sempat Merengek Tak Sekolah Merupakan Firasat Terakhir
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/03/kurniawan-sempat-merengek-tak-sekolah.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kurniawan Sempat Merengek Tak Sekolah Merupakan Firasat Terakhir
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kurniawan Sempat Merengek Tak Sekolah Merupakan Firasat Terakhir
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar