Merdunya Kidung Tuhan Disenandungkan dari Bawah Bukit Senyum

Written By Unknown on Minggu, 31 Maret 2013 | 12.41

Tribun Batam - Sabtu, 30 Maret 2013 23:06 WIB

Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria S. 

TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Nyanyian merdu sayup-sayup terdengar memenuhi jalan setapak Bukit Senyum, Batam ke arah turunan jalan Batu Ampar, Batam, Jumat (29/3/2013) pagi. Tertutupi oleh deru truk trailer dan truk-truk besar yang sering melintas, nyanyian pujian tersebut ikut menjadi latar belakang senandung para ibu-ibu rumah tangga dari rumah-rumah liar yang ada di kawasan Bukit Senyum. 

Siapa sangka, suara nyanyian pujian terhadap Sang Pencipta itu datang dari sebuah gereja kecil yang ada tepat di bawah jalan. Sekilas tidak ada tanda-tanda adanya sebuah gereja di sana. Bahkan orang-orang yang melintasi jalan pun sedikit yang bisa melihat bangunan kecil yang cuma ditandai berdirinya sebuah salib besi dan papan penunjuk tak lebih dari ukuran 30 x 30 sentimeter. 

Gereja Bethel Inzil Sepenuh (GBIS) "Bukit Doa", telah menjadi bagian dari warga rumah liar di Bukit Senyum selama sekitar 15 tahun terakhir ini. Kecuali warga Ruli dan jemaatnya, tidak banyak yang mengetahui letak persis gereja ini. "Kami nggak ada buat acara. Biasa saja. Cuma ibadah Jumat Agung saja. Tidak ada teaterikal-teaterikal pikul salib atau apapun. Hari Minggu pun cuma ibadah biasa," ujar Roy, salah seorang hamba Tuhan yang ditemui Tribunnews di lokasi. 

Sambil mengajak Tribunnews ke dalam ruang pastori (kantor) gereja yang tak kalah sederhananya. Pria berkaos putih itu menceritakan gereja ini mengambil nama Bukit Doa. Sebab lokasinya yang berada di Bukit Senyum. Sudah sejak lama, katanya bangunan gereja itu ada persis di bagian bawah jalan. Sehingga untuk memasukinya pun, jemaat harus turun melalui tangga batu sederhana.

"Tahun lalu kami pernah membuat kegiatan-kegiatan seperti itu saat Paskah, tapi tahun ini nggak ada. Karena memang personil kami juga tidak terlalu banyak. Waktu kami untuk latihan pun sangat terbatas," ujar Roy lebih lanjut. 

Dengan ruangan yang cukup terbatas, hanya ada kursi plastik berwarna merah yang dapat di pakai jemaat untuk beribadah. Pintu gereja yang cuma dari kayu bercat warna merah itu hanya dibuka saat-saat tertentu saja, seperti jadwal ibadah dan untuk latihan. 

"Karena kami juga berada dekat dengan masyarakat tentu kami tidak ingin ibadah ini menggangu yang lain. Makanya, kami memakai gedung dengan jadwal yang menyesuaikan. Termasuk paskah ini, jam ibadah hanya pagi saja," tambahnya. 

Roy mengungkapkan untuk beribadah GBIS cuma menyediakan satu jam ibadah, termasuk untuk perayakan Paskah. Meski mengaku tidak pernah merasakan penolakan dari masyarakat sekitar, Roy mengungkapkan jemaat GBIS selalu berupaya tidak menggangu kenyamanan warga yang lain. 

"Penolakan sih nggak ada, jam ibadah sudah tetap juga. Termasuk latihan, kami tidak pernah buat sampai malam. Latihan selalu kami batasi sampai pukul 21.30 WIB saja. Tidak bagus kalau kami mengganggu yang lain, karena ada suara musikkan," jelas pria berperawakan kecil itu. 

Memiliki jemaat sekitar 200 an orang, selain bangunan gereja dan pastori (kantor) yang berdindingkan triplek, gereja inipun mempunyai satu bangunan sederhana lainnya yang kerap dipakai untuk kebaktian sekolah minggu.

"Itu di bawah sana tadi, yang di bawah gereja, itu untuk anak-anak sekolah minggu. Sekalian jadi tempat tinggal saya juga. Termasuk pastori ini, ada juga hamba Tuhan yang tidur di sini," ungkapnya.

Meski tidak memiliki ruangan yang seindah gereja-gereja lain, GBIS Bukit Doa justru menjadi pusat GBIS dalam perayaan-perayaan keagamaan Kristen, salah satunya Paskah. Biarpun penuh keterbatasan, GBIS Bukit Doa menjadi semacam resort.

"Yah kayak hari ini, jemaat dari GBIS yang lain juga kami kumpulkan satu semua di sini. Jadi biarpun sederhana, sebatas ini dulu kami tampung. Inikan tidak mengurangi makna Paskah sedikitpun. Karena kalau memperluas gereja ini sekarang nggak mungkin, dibangun ke samping tidak bisa. Dibangun ke atas pun belum tentu kuat. Kami baru merenovasi bagian dalamnya saja," jelas pria yang kerap membersih-bersihkan gereja itu juga. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Merdunya Kidung Tuhan Disenandungkan dari Bawah Bukit Senyum

Dengan url

http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/03/merdunya-kidung-tuhan-disenandungkan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Merdunya Kidung Tuhan Disenandungkan dari Bawah Bukit Senyum

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Merdunya Kidung Tuhan Disenandungkan dari Bawah Bukit Senyum

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger