Tribun Batam - Minggu, 14 April 2013 12:00 WIB
"Tiba-tiba saja kejadiannya. Badan pesawat tidak ada guncang di angkasa. Saat hendak mendarat, tiba-tiba saya lihat kok sudah dekat laut. Eh, mendadak badan pesawat terempas kencang, dan patah. Tiba-tiba air sudah menggenangi kabin," ujar Rendi ditemui Tribunnews.com di Rumah Sakit Kasih Ibu Jalan Uluwatu, Kuta, Bali, Sabtu (13/4/2013) sore.
"Seketika penumpang pada panik. Ada yang menangis histeris, ada yang menjerit-jerit. Anak-anak pada menangis," kata Rendi.
Rendi bersama istri, duduk di 20 E dan 20 F, persis sejajar dengan sayap pesawat. Posisinya di pinggir sehingga melihat jelas kondisi di luar. Sebelum pesawat gagal mendarat, istrinya sempat melihat awan hitam. Kejadian itu kira-kira lima menit sebelum mandarat.
"Istri masih sempat bilang, kok kayak hujan ya? Tiba-tiba pesawat menerobos awan hitam, tapi tidak tebal," kata Rendi. Rendi penumpang asal Bandung, Jawa Barat, yang hendak liburan akhir pekan bersama istrinya ke Bali. Rendi mengalami luka pada jari manis kaki kiri. "Tulang retak karena kerasnya benturan," katanya.
Sekujur kaki dan dengkul pun tergores kena bebatuan saat evakuasi. Pernyataan serupa dikemukakan Ni Luh Artami, warga Bali, yang menjadi korban bersama Untung Susanto, suaminya. "Kejadiannya mendadak saja. Saat di atas tidak ada guncangan, tapi beberapa menit sebelum jatuh, ada hujan dan awan di atas," kata Artami. Artami mengalai luka di dahi, demikian Untung, suaminya.
Dian Sukmarahayu, penumpang asal Bojongkoneng, Bandung, terpaksa membatalkan kunjungan kerja ke perusahaan tambang, Newmont Sumbawa. "Saya terpaksa batalkan kunjungan ke Sumbawa, dan akan pulang ke Bandung saja," ujar Dian. Dian mengalami luka pada bagian belakang kepala karena terjatuh bagasi atau barang bawaan penumpang.
Dian kedinginan dan menggigil saat ditemui. "Saya butuh baju mbak. Saya kedinginan, karena baju yang saya pakai basah. Makanya saya minta baju, tidak apa-apa kelihatan sedikit aurat daripada saya masuk angin," kata Dian kepada perawat. Dian seorang konsultan yang sedang bertugas ke PT Newmont.
Dia juga mencari telepon seluler untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga. "Saya butuh ponsel, mau saya beli juga tidak apa," ujar Dian. Hingga kemarin senja, RS Kasih Ibu menangai sebanyak puluhan penumpang. 27 korban pesawat Lion Air yang jatuh ke lauh, dekat Bandara Ngurah Rai dirawat di RS Kasih Ibu, Kuta, Bali. Umumnya korban menderita luka benturan. "Semua korban yang kami tangani 29 orang, umumnya karena luka benturan," ujar seorang perawat.
Pesawat baru buatan tahun 2012 ini mengangkut 95 penumpang dewasa, 5 anak-anak, dan 1 bayi serta 7 awak. Awak pesawat yang gagal mendarat berjumlah 7 orang, sehingga total penumpang 108 orang. Pesawat bernomor penerbangan JT 904 gagal mendarat dan jatuh di laut, di luar ujung barat landasan udara Bandara Ngurah Rai, atau sekitar lima menit sebelum mendarat.
bandara.
Pesawat itu dijadwalkan tiba di Bandara Ngurah Rai pukul 15.16 WITA. Namun pesawat mengalami kecelakaan pada 15.10 WITA. Saat ini, pesawat yang mengalami kecelakaan di ujung runway bandara itu masih menjalani proses evakuasi. Pesawat lepas landas dari Bandung pukul 12.48 WIB, jatuh dan patah bagian ekor, dan mengapung di Pantai Segara, atau disebut Pantai Jerman, Kuta, Bali. (tribunnews/domu d ambarita)
Anda sedang membaca artikel tentang
Air Laut Terjang Kabin Saat Lion Air Jatuh di Pantai Jerman Bali
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/04/air-laut-terjang-kabin-saat-lion-air.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Air Laut Terjang Kabin Saat Lion Air Jatuh di Pantai Jerman Bali
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Air Laut Terjang Kabin Saat Lion Air Jatuh di Pantai Jerman Bali
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar