Berburu Juadah Menjadi Semacam Ritual

Written By Unknown on Senin, 15 Juli 2013 | 12.41

Laporan Tribunnews Batam, Muhammad Sarih

KARIMUN, TRIBUN - Ramadan bulan pembawa berkah. Berkah bagi warga yang jeli melihat peluang usaha pada momen puasa inilah mungkin salah satu yang dimaksud ungkapan tersebut. Bahkan bagi warga yang tak biasa berjualan pun, saat Ramadan ikut turun ke lapangan bisnis dadakan tersebut.
 
Setidaknya ini pula berkah yang dirasakan warga yang memang sebelumnya sudah memiliki usaha-usaha kecil musiman berupa penyedia makanan dan minuman. Untuk bulan Ramadan, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan makanan berbuka puasa atau kerap disebut juadah, menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan.
 
"Alhamdulillah, dari jualan begini saya bisa menabung. Minimal tidak dipusingkan lagi untuk kebutuhan lebaran keluarga kami nanti," kata Baia, seorang pedagang lauk-pauk untuk berbuka di pasar kaget yang terlokalisir di  pertokoan Kolong Atas Sei Lakam, Minggu (14/7/2013).

Baia yang keseharaiannya memiliki rumah makan Padang kecil-kecilan terbilang tidak menentu penghasilannya. Saat Ramadan seperti ini, usahanya berjualan lauk berbuka puasa justeru lebih menghasilkan.
 
Rianah, seorang ibu yang kesehariannya mengurus rumah tangga, tiba-tiba Ramadan ini ikut turun berbisnis ria.

"Hampir setiap puasa saya jualan begini. Kalau bukan bulan puasa saya cuma di rumah," kata Rianah sambil menjajakan panganan seperti kolak, cendol dan beberapa panganan ringan lainnya di jalan Pertambangan.
 
Lain lagi yang dilakukan Hendry saat mencari peluang usaha di Ramadan tahun ini. Pria kelurahan Teluk Air Kecamatan Karimun itu berjualan juadah bukan dari hasil produksinya sendiri, melainkan titipan orang lain untuk bantu dijualkan.

"Kebetulan saya ada lapak (tempat jualan) ini, makanan yang saya jual ini titipan. Saya bantu jualkan dan keuntungannya ada lah," katanya.
 
Sejak awal puasa pekan lalu, warung-warung  dadakan atau sering disebut pasar kaget memang sudah mulai menjamur. Di Pulau Karimun saja, bukan puluhan melainkan sudah ratusan pedagang berdiri.

Dari pusat keramaian di Kecamatan Karimun sampai di pelosok kecamatan Tebing dan Kecamatan Meral, pedagang juadah bermunculan.
 
Malah para penjaja panganan berbuka puasa ini sudah menjamur dari kampung ke kampung di trotoar jalan hingga mendatangi pembeli ke gang-gang sempit.

Ada juga penjaja yang sudah terakomodir dalam satu tempat seperti di halaman pertokoan Kolong Atas, Di Teluk Air, di Bukit Senang Karimun, juga demikian terlihat di sejumlah ruas lahan dan ruang kosong di Meral.
 
Terciptanya kondisi tersebut tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat, khususnya umat Islam yang terkadang berburu belanjaan juadah menjadi sebuah ritual tersendiri.
 
"Walau sudah buat makanan di rumah, orang kita di sini kadang tak lengkap kalau belum beli makanan di luar buat berbuka puasanya. Jadi semacam ritual lah," kata Zul salah seorang oengunjung pasar kaget warga kepada Tribun terkait kebiasaan masyarakat Karimun.
 
Ada juga warga yang menjadikan pasar kaget sebagai tujuan untuk menunggu datangnya waktu berbuka puasa. "Jadi sebelum azan maghrib, asyiknya jalan-jalan begini. Kalau ada suka, kita beli sekalian buat berbuka. Kegiatan seperti saya ini sudah jadi semacam kebiasaan yang sulit dilupakan," kata Arif warga pengunjung lainnya.  
 
Kebiasaan warga berbelanja makanan untuk berbuka puasa menjadi sesuatu yang bernilai bagi mereka, warga yang memiliki naluri bisnis.


Anda sedang membaca artikel tentang

Berburu Juadah Menjadi Semacam Ritual

Dengan url

http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/07/berburu-juadah-menjadi-semacam-ritual.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Berburu Juadah Menjadi Semacam Ritual

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Berburu Juadah Menjadi Semacam Ritual

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger