JAKARTA, TRIBUN - Muncul wajah baru saat Rakornas Partai Demokrat di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (29/6/2013). Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie Wibowo hadir saat Rakornas dengan mengenakan jaket Partai Demokrat.
Sudah empat hari ini, adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bergabung dengan Partai Demokrat."Saya sudah empat hari ini bergabung dengan Demokrat," ujar Pramono.
Meski baru bergabung, Pramono langsung menduduki posisi strategis yakni anggota Dewan Pembina. Inilah yang memancing spekulasi. Partai Demokrat memuluskan jalur Pramono menjadi calon presiden.
Namun demikian, Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan membantahnya. "Tidak ada yang dijago jagokan. Tidak ada yang digadang gadang. Ini betul betul (konvensi) semi terbuka. Semua orang yang memenuhi persyaratan memiliki kans yang sama," tutur Syarief.
Menurutnya, persyaratan dan kriteria Konvensi Capres Demokrat akan diumumkan dalam dua atau tiga hari mendatang. "Nanti disampaikan oleh Pak SBY," ucap Syarief.
Mengenai sosok Pramono Edhie, Syarief tidak banyak berkomentar. "Yang penting secara umum, ia adalah salah satu tokoh yang pernah eksis di pemerintahan. Contohnya, pernah menjabat sebagai menteri atau pejabat selevel menteri. Sebagai mantan KSAD juga bagus," papar Syarief.
Pramono Edhie mengatakan, terlalu dini untuk membicarakan konvensi capres. "Kalau bicara soal bakal ikut Konvensi Saya rasa masih terlalu dini. Saya ini kan baru bergabung di Partai Demokrat. Kurang elok lah jika Saya mengumumkan akan ikut Konvensi sepagi ini," ujarnya.
Purnawirawan TNI ini menyatakan dirinya memutuskan bergabung dalam politik karena diminta oleh Ketua Umum DPP PD, SBY untuk membantunya. Dirinya kemudian menyetujui permintaan tersebut setelah mendapat restu dari keluarganya.
"Setelah bergabung dengan PD, kemudian saya secara resmi menjadi anggota dewan pembina demokrat sejak empat hari lalu," ungkapnya.
Sedangkan Ruhut Sitompul senang mendengar mantan Pramono Edhie Wibowo bergabung dengan Demokrat, dan langsung didaulat jadi anggota Dewan Pembina.
"Keuntungannya (Edhie Pramono gabung) paling tidak kader kader kami di daerah semangat kembali bekerja, karena beliau sebagai mantan KSAD TNI. Kami berterima kasih dia mau gabung," kata Ruhut.
Menurut Ruhut, Pramono Edhie bisa maju pada konvensi capres Demokrat."Semua boleh bilang apa, konvensi dan sebagainya kita harus hormati itu.
Beginilah, siapapun dia, boleh konvensi. Paling tidak aku ingin katakan, kita harus lihat track record seseorang untuk menjadi capres. Dia menjadi presiden, sudah berapa anak tangga yang dia lalui," tutur Ruhut.
Ruhut tidak mempermasalahkan jabatan prestisius yang langsung diperoleh Edhie Pramono. "Enggak boleh gitulah bos, ini politik. Politik itu last minute. Ini giliran keluarga bapak (SBY) ngoceh kalian semua, lucu. Track record, pengalaman dia kan orang hebat, jadi tidak masalah," papar Ruhut.
Politik Kekerabatan
Arie Sudjito, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarrta menilai, masuknya mantan KSAD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo dalam kepengurusan Partai Demokrat, mengukuhkan politik kekerabatan. Jadi, tidak menarik.
Ketua umum bapaknya, sekjen anak bapak, anggota dewan pembina pamannya. Ini menunjukkan unsur kekerabatan yang semakin kokoh di Demokrat.
Sebenarnya, kehadiran Pramono di Demokrat telah diperkirakan sejak lama. Sangat mudah dibaca, apabila paman Ibas itu diplot untuk calon presiden atau wakil presiden.
Bukan hal mengejutkan ketika adik kandung Ani Yudhoyono itu diumumkan menjabat sebagai anggota dewan pembina Demokrat. Dilihat dari jangka pendek, saya pesimis Pramono bisa mendongkrak Demokrat.
Manuver mantan jenderal itu juga tidak menguntungkan Demokrat. Pasca-kepemimpinan SBY, Demokrat memang kekurangan kader mumpuni. SBY sendiri, pasti dilema menghadapi hal ini.
Namun, meski Pramono merupakan jenderal yang mewarisi darah Sarwo Edhie Wibowo, secara figur ia biasa saja.
Pramono tak menonjol sebenarnya, secara DNA politik tidak menonjol. Dia terdongktak karena keluarga SBY saja. Tetapi dilihat dari jangka menengah dan panjang, kehadiran Pramono bisa saja memberikan kontribusi positif bagi Demokrat.
Itu terjadi apabila alat alat politik Demokrat benar benar bekerja, serta jika disiapkan rangkaian strategi baru. Misalnya, jika Demokrat memiliki komitmen serius membebaskan partainya dari para koruptor. Tapi sampai hari ini komitmen itu belum muncul. (alb/rol)
Anda sedang membaca artikel tentang
SBY Wariskan Politik Kekerabatan
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/07/sby-wariskan-politik-kekerabatan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
SBY Wariskan Politik Kekerabatan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
SBY Wariskan Politik Kekerabatan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar