BATAM, TRIBUN - Konsep memulung energi listrik secara gratis diyakini Ir Sulistyana MT cukup membantu masyarakat dalam mewujudkan kemandirian dalam kebutuhan listrik sehari-hari. Selain praktis, cara ini juga murah, karena pembangkitnya sudah dimiliki oleh sebagian warga.
Teknologi pembangkit listrik, seperti kincir angin, kincir air, microhydro, ataupun solar panel guna menangkap tenaga surya telah banyak dikaji keandalannya guna menyokong ketersediaan energi di Tanah Air. Akan tetapi hal itu secara nyata belum maksimal mendapatkan respon dari masyarakat.
Alasannya, teknologi itu masih cukup mahal untuk dipakai secara individu atau skala rumah tangga. Sistem itu dimungkinkan efektif jika dibuat secara kelompok dalam masyarakat.
"Masyarakat tentu lebih menghendaki energi listrik alternatif yang mudah didapat, bisa dikelola secara praktis individu atau kelompok, kapan saja bisa dilakukan, serta murah," kata Sulistyana yang didampingi satu timnya, Sudomo ST, Jumat (19/7/2013) kemarin.
Dari banyaknya ketertarikan masyarakat itu, Sulistyana dan Sudomo yang tergabung dalam Tim Kreatif Memulung Energi Listrik itu, menyatakan siap membeberkan cara mengaplikasikan pembangkit pribadi tersebut kepada siapa saja yang menghendakinya.
"Silakan, karena ini sifatnya sosial. Kami berharap hal ini justru bisa dikembangkan oleh masyarakat dengan keberagaman kondisi dan kreativitas yang tinggi," anjurnya.
Kini banyak teman-temannya yang antusias ingin segera diajari membuat rangkaian pembangkit listrik dari dynamo charge kendaraan itu. Menurut mereka, selain alasan kerepotan saat listrik PLN byarpet, penggunaan konsep ini jelas bisa mengurangi biaya pemakaian listrik bulanan.
"Kalau hanya untuk lampu panjar, sangat awet. Lumayan mengurangi ketergantungan pada PLN. Bahkan sejumlah ustaz pengelola panti asuhan datang ke saya pingin tahu cara membuatnya karena selama ini katanya repot ketika membayar tagihan," katanya santai.
Humas B'Right PLN Batam, Agus Subekti memberikan apresiasi tinggi atas kreativitas warga untuk mencari energi alternatif. Bagi Agus hal itu sangat positif karena selain bisa dimanfaatkan pada waktu-waktu darurat, seperti pada masa terjadi gangguan listrik PLN, juga bisa dimanfaatkan untuk masyarakat di pulau-pulau terpencil yang tidak terjangkau listrik negara.
"Kami menghargai upaya warga untuk lebih mandiri. Sebab di masa mendatang, entah tahun berapa, justru PLN akan membeli listrik dari masyarakat karena PLN tentu tak akan mampu memenuhi sepenuhnya kebutuhan listrik yang ada," kata Agus.
Ia memaparkan, di Amerika pun kini lembaga bisnis, seperti halnya IBM (International Business Machines) Corporation, tengah gencar mengembangkan riset mengenai blue energy. Sehingga ini menjadi sesuatu yang positif jika masyarakat di Batam pun memiliki motivasi untuk berusaha mencari energi-energi alternatif.
Istilah blue energy hanyalah istilah yang sering dipakai untuk menamakan sumber-sumber penghasil energi yang ramah lingkungan. Biru sering dianggap sebagai manifestasi langit biru ataupun laut biru yang jernih dan bebas polusi. Ada juga yang mengistilahkan sebagai green energy, karena dianggap energi yang ramah lingkungan.
Sumber energi yang disebut-sebut sebagai Blue Energy seringkali bersumber dari sumber energi terbarukan termasuk sumber-sumber non carbon based energy. Misalnya energi air laut, energi geothermal, energi angin, energi surya, dan lain-lain.
Anda sedang membaca artikel tentang
Sekali Charge Bisa Tahan 60 Jam
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/07/sekali-charge-bisa-tahan-60-jam.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sekali Charge Bisa Tahan 60 Jam
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sekali Charge Bisa Tahan 60 Jam
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar