Laporan Tribunnews Batam, Abd Rahman Mawazi
LINGGA, TRIBUN - Aparatur Kecamatan Singkep, Lingga, Kepri, bersama dengan Dinas Kesehatan Lingga mendapati bahan tambahan pada proses pembuatan tahu di Dabo Singkep.
Menurut para pembuat tahu, bahan tambahan itu merupakan produk yang asal China yang didapatkan dari penyalur di Batam. Pihak Dinkes mengaku belum mengetahui kandungan bahan cair tersebut.
"Dari semua pembuat tahu ini, ada satu zat yang kami temukan. Kami pun tidak tahu ini zat apa dan kandungannya apa. Kami ambil samplenya dulu untuk dikirim ke Batam," kata Dewi, Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga, usai melakukan peninjauan, Selasa (20/8/2013).
Menurut para pembuat tahu, zat cair itu sudah lama mereka gunakan dan mereka pun tidak mengetahui manfaat pasti dari dari bahan tersebut. Mereka menggunakan bahan itu karena memang proses pembuatan tahu membutuhkan bahan tersebut. Menurut Dewi, bahan tersebut bukan formalin sebagaimana yang beredar di pasaran.
Atas temuan tersebut, pihaknya pun memperingatkan agar para pelaku industri rumah tangga pembuatan tahu untuk mengurangi kadar dari bahan itu. Pasalnya, kandungan tersebut belum diketahui dan dikhawatirkan membayakan bagi kesehatan konsumen.
"Kami sudah imbau agar mereka mengurangi kadarnya. Kami pun heran, mengapa bahan ini bisa masuk. Jika memang ini zat kimia dan berhaya, maka tidak boleh lagi digunakan. Tetapi kami masih akan mengirimkan samplenya dulu ke Batam karena laboratorium kami belum memadai," terangnya lagi.
Camat Singkep, Kisanjaya, mengatakan, peninjauan lokasi produksi tahu yang ada di Dabo itu menindak lanjuti hasil temuan pada saat melakukan razia bulan Ramadan lalu. Pasalya, tahu yang ditemukan pada Ramadan lalu memang mengandung zat yang mencurigakan sebab tahu yang ditemukan memiliki tektur yang kasar dan tidak lembek.
"Kami hanya meninjau bagaimana proses pembuatan tahu ini agar tidak membahayakan bagi konsumen. Dari peninjauan tadi, semua kondisi produksi layak. Hanya satu saja yang tempatnya kurang bersih. Nah, ini kami akan kami lakukan pembinaan. Memang kami menemukan bahan campuran yang kata orang Dinkes pun mereka tidak tahu barang itu," katanya.
Pada peninjauan tersebut, tim mendatangi empat lokasi produksi tahu rumahan yang berada di Dabo. Kisan juga sempat memperingatkan kepada satu produsen yang kurang bersih itu agar segera melakukan perbaikan dalam kondisi ruang tempat tahu diproduski. Sebab, tahu yang akan dijual kepada konsumen itu harus steril.
"Saat ini kami hanya memberikan pembinaan. Pembinaan ini dilakukan bersama dengan Dinkes. Setiap kali kami meninjau, harus ada perbaikan. Dan jika masih membandel, nanti baru akan kami tindak," ujarnya lagi. (arm)
Saya Senang Makan Tahu
Kasi Penyehatan Lingkungan, Dewi, mengaku sebelumnya tidak memakan tahu yang beredar di Dabo. Pasalnya, tekstur tahu dan keawetannya yang tahan lama membuatnya curiga akan kandungan formalin. Namun, setelah melakukan uji laboratorium, ia pun sudah kembali bersedia membeli tahu yang beredar meskipun harus pilih-pilih.
"Sebelumnya saya tidak mau makan tahu. Tapi sekarang saya sudah makan lagi. Memang tahu di sini agak beda. Biasanya, tahu kalau lebih dari enam jam, akan lembek. Tapi yang di sini tidak," katanya.
Meski demikian, ia juga memperingatkan agar warga lebih berhati-hati dalam memilih produk. Menurutnya, tahu yang baik dan tidak memiliki kandungan zat pangawet berbahaya itu biasa memiliki tektur lembek dan jika lebih dari enam jam akan mengeluarkan lendir.
"Cairan yang dipakai mereka ini masih kami tinjau dulu. Kami ragu karena cairan ini tidak jelas. Kata mereka, kalau di Senayang bahan ini berbentuk bubuk," ujarnya lagi.
Anda sedang membaca artikel tentang
Tahu Dabo Mengandung Bahan Aneh
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/08/tahu-dabo-mengandung-bahan-aneh.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tahu Dabo Mengandung Bahan Aneh
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tahu Dabo Mengandung Bahan Aneh
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar