Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria Silitonga
BATAM, TRIBUN - Ratusan buruh wanita PT SCI menangis tersedu-sedu di halaman Gedung DPRD Batam, Rabu,(31/7/2013) siang. Mereka yang kalut menangis langsung ricuh tatkala perwakilan mereka berbicara dengan Komisi IV DPRD Kota Batam yang mengabarkan tidak sesuai harapan.
Mereka yang awalnya duduk-duduk tenang di halaman depan gedung, seketika langsung berdiri dan teriak untuk diantarkan ke rumah General Manager PT SCI, Rudi.
"Kita ke rumah Pak Rudi saja bareng-bareng. Bentar lagi kantor ini tutup, kami bagaimana? Buat apa di sini kalau nggak ada hasilnya. Ngapain kita bertahan di sini kalau bentar lagi gedung ini kosong," seru mereka bersahut-sahutan sambil menangis tersedu-sedu.
Aya salah satunya, wanita berambut panjang ini langsung mencucurkan air matanya, ketika mendengar pengumuman oleh Sugeng, Wakil Ketua PUK SCI yang menyebutkan Jamsostek karyawan pun belum dapat dicairkan.
"Bagaimana ini, sudah tidak ada lagi yang memedulikan kami. Manajemen saja sudah tidak peduli, kalau mereka peduli seharusnya mereka juga ada di sini bersama kami," ungkapnya sembari terisak.
Melihat rekan-rekannya menangis, Sugeng yang berbicara lewat pengeras suara (toa) pun sempat terlihat berkaca-kaca. Ia sempat terdiam dan tak mampu berbicara banyak.
"Ke mana kalian mau, saya akan temani kalian. Tapi saya minta, jangan teman-teman berfikir kami yang tadi bicara di dalam tidak peduli. Saya hanya menyampaikan saja apa yang saya terima informasinya. Kami tetap kawal, tapi tetap butuh proses," ungkap Sugeng menjawab keluhan teman-temannya.
Namun begitu, tetap saja karyawan lainnya tidak dapat tenang. Aya yang sedang hamil tiga bulan mengungkapkan, saat ini layanan kesehatan yang dijaminkan perusahaan sudah tidak menerima lagi para karyawan.
"Bagaimana bisa tenang. Jangankan untuk berlebaran, bikin kue atau baju baru sudah tidak ada lagi itu. Makanya kami berharap Jamsostek itu bisa segera dicairkan," ungkap Aya.
Sehari-hari kata Aya, ia dan teman-temannya terpaksa mengurangi makan guna menghemat. Bahkan, untuk berbuka puasa saja, biasanya pekerja hanya mendapatkan makanan dari belas kasih dari perusahaan-perusahaan lain.
"Karena kita puasakan jadi terbantu sedikit, bisa kurang uang makan. Buka puasa ada dapat di kantor, dari perusahaan-perusahaan lain," ungkap warga Nongsa itu.
Saat ini, pihak Jamsostek belum dapat mencairkan tunjangan para pekerja. Endang salah satu pekerja menjelaskan untuk masalah Jamsostek harus dikoordinasikan ke pusat lebih dahulu.
"Tadi waktu kami di dalam dengar dari Pak Riki Syolihin (Ketua Komisi IV), Jamsostek setelah lebaran baru bisa dicairkan. Sebab mereka harus bicara ke pusat dulu, dan Senin (5/8/2013) sepertinya mereka (Jamsostek) sudah libur. Tapi dipakai berobat masih bisa, kecuali untuk spesialis nggak bisa," papar Endang.
Selain itu, komisi IV pun menyarankan agar pekerja dapat mencari pekerjaan lain lebih dulu. Komisi IV bahkan akan mengundang HRD perusahaan se-Muka Kuning dan Batam Centre untuk Rapat Dengar Pendapat.
"Itu jangka panjangnya yang diusulkan Pak Riki. Supaya HRD bisa bantu memasukkan kerja orang SCI," jelas Sugeng.
Anda sedang membaca artikel tentang
Tangis Karyawan Tak Getarkan Nurani Dewan
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/08/tangis-karyawan-tak-getarkan-nurani.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tangis Karyawan Tak Getarkan Nurani Dewan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tangis Karyawan Tak Getarkan Nurani Dewan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar