Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati
BATAM, TRIBUN - Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Wilda mendapatkan pengalaman yang memilukan. Sepulang sekolah, Wilda melihat ibu kandungnya, Maria Sui Mui (45) tewas di rumah kontrakannya, Perumahan Green Land Blok R6, Batam, Selasa (29/10/2013) sekitar pukul 14.00 WIB.
Wilda langsung menjerit histeris. Ia berlari keluar rumah dan meminta tolong. Wilda menangis.
"Anak perempuannya baru pulang sekolah tadi, dia teriak-teriak, makanya kami langsung ramai ke sini," ucap tetangga korban kepada Tribun kemarin.
Wildapun sempat memberitahukan kejadian itu kepada kerabat keluarganya yang lain, termasuk ayahnya, Dewanto. Dari informasi mulut ke mulut, satu persatu teman akrab korbanpun mendatangi lokasi kejadian.
Wilda yang masih remaja ini harus melihat kondisi ibunya yang memilukan. Saat ditemukan, Maria terlentang di lantai. Mulutnya mengeluarkan busa.
Sebuah pisau cutter di tangan kanannya, sementara di tangan kiri Maria terlihat sayatan luka dan bercak darah.
Kematian Maria mengejutkan tetangga sekitar rumahnya. Apalagi tetangga mengaku melihat Maria sempat membeli sayuran di warung dekat rumahnya, sekitar pukul 06.00 WIB.
Dua jam kemudian, Maria tidak tak bisa dihubungi via telepon selulernya. Saat itu, teman akrab korban, berencana mengajak Maria sarapan bersama. Berkali-kali dihubungi tetap nihil, akhirnya teman korban mendatangi rumah Maria.
"Tadi saya telepon-telepon nggak bisa dihubungi. Pukul 14.27 WIB saya datang ke ru¬mah, orang sudah ramai," ujar wanita yang enggan menyebutkan namanya ini.
Ia sempat melihat kondisi terakhir sahabatnya itu. Kecurigaanpun timbul lantaran pisau cutter di tangan korban terlihat seperti sengaja diletakkan orang lain.
Begitupun dengan goresan luka dan darah di tangan kiri Maria, terkesan hanya dibuat-buat.
"Mulutnya berbusa, ada cutter di tangan kanannya, seperti ada yang sengaja meletakkan, tangan kirinya berdarah. Hpnya satu hilang. Tapi saya nggak mau menduga-duga, biarkanlah polisi bekerja," katanya.
Ia mengatakan, sebelum ditemukan tewas, Maria sempat curhat kepadanya. Ada laki-lakinya yang sering menerornya. Tak hanya via telepon, laki-laki itu juga berani menyambangi rumah Maria.
"Maria kenal laki-laki itu. Kalau isi terornya apa, saya nggak bisa cerita. Karena kalau korban harus meninggal orangnya sadis juga sampai bisa seperti ini," ujarnya.
Menurut informasi, September kemarin, Maria sempat terlibat cekcok dengan pacarnya Z bahkan hingga berurusan dengan pihak kepolisian. Wanita yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan asuransi itu, baru sekitar lima bulan tinggal di kontrakan.
Maria tinggal bersama putrinya, Wilda, dan Loit Junior, putranya. Sementara suaminya, Dewanto, sejak April lalu berpisah dengannya. Dewanto turut hadir saat evakuasi jasad Maria di rumah kontrakan itu.
Terkait kejadian ini, Kanit Reskrim Polsek Batam Kota, Iptu Donris Pasaribu, masih menunggu hasil visum dari dokter Polda Kepri di RSBP Batam.
"Ya, mulutnya berbusa, di tangan kanannya ada pisau cutter dalam posisi terbalik," ucap Donris.
Anda sedang membaca artikel tentang
Maria Mengaku Diteror Seorang Pria
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/10/maria-mengaku-diteror-seorang-pria.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Maria Mengaku Diteror Seorang Pria
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Maria Mengaku Diteror Seorang Pria
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar