Tribunnewsbatam.com/Ist
Gubernur Provinsi Kepri, Drs H Muhammad Sani (berdiri), didampingi Wakil Gubernur Kepri, DR H M Soerya Respationo SH MH (mengenakan kemeja hitam). Sani akan menindak tegas setiap manajemen atau pengelola rumah sakit yang masih meminta jaminan kepada pasien atau warga yang ingin mendapatkan pertolongan saat kondisi darurat. Terlebih meminta Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari keluarga pasien yang seharusnya segera mendapatkan tindakan medis. Temu wicara gubernur dan wakil gubernur dengan masyarakat umum ini dilakukan di Kedai Kopi Sari Utama, Komplek Pasar Fanindo, Tanjung Uncang, Batu Aji, Batam, Minggu (17/3/2013). Dengan acara ini, aspirasi dan keluhan masyarakat bisa langsung didengar dan dicarikan solusinya. Kegiatan ini sangat perlu dilakukan, karena dia menganggap tidak mungkin warga datang ke kantor Pemerintah Provinsi Kepri untuk menemui dirinya dan wakil gubernur.
Laporan Tribunnews Batam, Zabur Anjasfianto
BATAM, TRIBUN - Akibat tidak ada dokter, pasien yang seharusnya dilakukan tindakan medis, malah disuruh ke rumah sakit lain. Padahal, pasien anak-anak yang datang ke Klinik Asih Tiban itu, mengharapkan mendapatkan pertolongan pertama.
Pasien anak-anak yang bernama Fiqkar itu, mengalami muntah-muntah hingga badannya lemas. Namun, tiga perawat yang bertugas saat itu, langsung mengatakan bahwa, dokter tidak ada, dan disuruh ke rumah sakit lain.
"Bukan memberikan pertolongan atau tindakan awal untuk membantu anak saya agar tidak muntah lagi, malah disuruh pergi ke rumah lain. Padahal, perawatkan bisa memberikan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat," ujar Dedek orangtua dari Fiqkar, Rabu (23/10/2013).
Dia mengaku kecewa, karena asuransi kesehatan yang digunakan itu, tidak membuat Klinik Asih, selaku tempat pertama mendapatkan perobatan tersebut melakukan tindakan medis. Malah sebaliknya, mengabaikan pasien yang dalam keadaan darurat.
"Saya yang langsung bawa anak saya ke RS Awal Bross. Sebagai orangtua, pasti takut kalau anaknya yang dalam keadaan darurat. Jika terjadi sesuatu akibat tidak dilayani oleh perawat Klinik Asih, ya pasti kecewa atas pelayanan yang diberikan. Saya kan bayar, meski pakai asuransi InHealth," ujarnya.
Sementara, tiga perawat Klinik Asih yang ditemui mengaku tidak ada dokter saat pasien tersebut datang. Karena praktik saat itu belum buka. "Kami hanya menyuruh ke rumah sakit lain saja. Karena saat itu tidak ada dokter," ujar salah satu perawat.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pasien Sudah Lemas Ditolak Perawat Klinik
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/10/pasien-sudah-lemas-ditolak-perawat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pasien Sudah Lemas Ditolak Perawat Klinik
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pasien Sudah Lemas Ditolak Perawat Klinik
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar