Laporan Wartawan Tribun Batam, Dewi Haryati
BATAM, TRIBUN - Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (LEM) SPSI Kepulauan Riau, menggelar "Workshop Menghitung Upah Sundulan Batam 2014", Sabtu (14/12) di Hotel Lyori, Sei Panas, Batam.
Edwin Hardjono, panitia kegiatan mengatakan, tujuan workshop ini tidak lain menyikapi fenomena perburuhan di Batam. Berakhirnya pembahasan upah minimum setiap tahunnya di tingkat pemerintah, menurutnya, seringkali menimbulkan permasalahan baru di tingkat internal perusahaan.
"Setiap tahun upah pekerja baru mendekati upah pekerja yang sudah punya skill atau lebih lama bekerja. Dampaknya terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial, akhirnya menurunkan produktivitas kerja," ucap Edwin yang juga Ketua FSP LEM SPSI Kepri ini kepada Tribun .
Padahal, upah minimum hanya berlaku bagi pekerja baru. Sementara di sisi lain, baik manajemen perusahaan dan pekerja, belum mempunyai konsep teratur menghitung upah sundulan yang berlaku bagi masing-masing pekerja.
"Ujung-ujungnya sering terjadi aksi demonstrasi. Kami menyadari model seperti ini tidak bisa dipertahankan hingga jangka panjang," kata dia.
Selama ini, kata Edwin, proses pembahasan upah sundulan di tingkat perusahaan, hanya dirundingkan berdasarkan prosentase atau nominal. Belum ada aturan akademik resmi.
Melalui workshop Menghitung Upah Sundulan ini, pihaknya mencoba menawarkan terobosan menghitung upah sundulan tersebut.
Djoko Sudibjo, pemegang hak paten rumus menghitung upah sundulan 2002 lalu, yang juga staf Apindo pusat, diundang menjadi narasumber tunggal dalam kegiatan sehari penuh itu.
Batam menjadi daerah ketiga yang didatangi pria berambut putih ini, setelah DKI Jakarta, dan Bandung.
"Ada sekitar 12 perusahaan yang kami undang, dari manajemen dan pekerjanya. Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Batam juga kami libatkan. Mereka rata-rata dari perusahaan besar galangan kapal, elektronik dan penunjang migas," ujar Edwin.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Zarefriadi, yang membuka kegiatan tersebut, menyambut positif kegiatan yang baru pertama kali digelar di Batam ini.
Ia bahkan mengaku terheran-heran dengan adanya inisiatif kegiatan mempertemukan antara manajemen perusahaan dan pekerja itu.
"Mengharukan dan mencengangkan, pekerja mempunyai inisiatif mengundang pakar dan dari manajemen perusahaan juga. Mereka duduk bersama, dan membahas masalah yang sama. Jadi persoalan upahkan bisa lebih kondusif," kata Zaref.
"Harusnya sering-seringlah dilakukan. Ini kegiatan positif sekali. Kalau seperti inikan hubungan industri di Batam jadi kondusif," imbuhnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pekerja-Manajemen Perusahaan Duduk Bersama
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/12/pekerja-manajemen-perusahaan-duduk.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pekerja-Manajemen Perusahaan Duduk Bersama
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pekerja-Manajemen Perusahaan Duduk Bersama
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar