Laporan Wartawan Tribun Batam, Ian Sitanggang
BATAM, TRIBUN - Menyambut hari kesehatan nasional, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah mengadakan Seminar Pap Smear, Sabtu, (14/12/2013). Tujuan seminar ini mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada diri sendiri.
dr Nida Sufrida Gumar SpPA MKes, narasumber, acara ini memberikan pengarahan. Seminar Pap Smear dikhususkan untuk para wanita. Menurutnya, kanker leher rahim (kanker serviks) merupakan kanker peringkat kedua yang mematikan setelah kanker payudara.
Data dari berbagai pusat patologi di Indonesia dan dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia (data 2009) menunjukkan, kanker leher rahim pada peringkat pertama. Keganasannya dapat menyebabkan kematian, terutama saat usia produktif.
Di negara maju angka kejadian kanker leher rahim mulai menurun. Hal ini disebabkan meningkatnya kesadaran mendeteksi dini dan penatalaksanaan yang kuat bila dijumpai adanya kelainan pada leher rahim.
Dikatakannya, berdasarkan prinsip pengendalian kanker WHO dengan Pap Smear dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas kanker serviks sebanyak 60 persen. Usaha pencegahan kanker tersebut sebaiknya dilakukan dengan pencegahan primer dan skunder.
Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker serviks dengan menghilangkan dan atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen atau faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker tersebut.
Upaya pencegahan primer dengan mengubah hiegene yang buruk, menjaga pola hidup yang sehat serta melakukan pencegahan, misalnya dengan vaksinasi. Sedangkan pencegahan skunder adalah usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut dan deteksi dini, diagnosis kanker serviks, dan pengobatan dengan segera.
Apabila lebih dini atau stadium awal ditemukan kelainan maka kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker sedikit. Sehingga dapat segera diobati dengan baik. Dengan adanya semi penderita dapat dibebaskan dari cengkeraman kanker serviks.
Sehingga memungkinkan penderita sembuh dan hidup lebih lama dengan kondisi lebih baik atau mendekati normal. Di negara maju program deteksi dini kanker leher rahim (kanker serviks) melalui Pap Smear.
Sejak diperkenalkan tahun 1928 oleh George N Papanicolaou, tes Pap Smear telah menjadi pemeriksaan yang penting untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan pada leher rahim seperti kanker. Dia juga menegaskan, test Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari apusan pada leher rahim (serviks).
"Pap Smear dapat mendekteksi adanya sel yang abnormal sebelum berkembang menjadi lesi pra kanker atau kanker leher rahim sedini mungkin. Terutama pada wanita yang dengan frekuensi seksual aktif maupun yang mendapatkan vaksinasi," ujar dr Nida Sufrida Gumar SpPA MKes dalam paparannya.
Penyebab Kanker Serviks
Faktor alamiah merupakan faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia di atas 40 tahun.
Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yg sudah berumur saja, yang berusia muda pun bisa terkena kanker serviks.
Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks.
Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap serangan kanker serviks.
Deteksi Dini Kanker
Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada dua macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal.
Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal.
Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV/AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas. Misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.
Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri. Di antaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda, berganti-ganti partner seks.
Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks.
Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering terjadi trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks.
Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik (berbagai sumber)
Anda sedang membaca artikel tentang
Pembunuh Wanita Peringkat Kedua di Dunia
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/12/pembunuh-wanita-peringkat-kedua-di-dunia.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pembunuh Wanita Peringkat Kedua di Dunia
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pembunuh Wanita Peringkat Kedua di Dunia
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar