Laporan Tribunnews Batam, Rio H Batubara
BATAM, TRIBUN - Menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap rupiah membuat sektor properti di Batam kelabakan. Hampir sebagian material properti merupakan barang impor dari luar negeri.
Wakil Ketua Umum Bidang Properti Kadin Kepri, Mulia Pamadi mengatakan, kenaikan dollar akan memengaruhi sektor properti. Sebab sebagian besar materialnya diimpor.
"Material seperti besi, baja, kabel, cat, dan lainnya merupakan barang impor. Hal ini yang membuat biaya produksi akan naik. Efeknya harga jual rumah mau tak mau harus ikut naik juga," ujarnya kepada Tribun Senin (2/12/1013).
Ia mengatakan pengusaha properti tentunya tidak mau rugi dan ingin mengambil keuntungan dari setiap penjualan rumah. Kenaikan tersebut membuat profit margin mengecil. Kenaikan bisa terjadi hingga 30 persen.
Material bangunan lokal kalah bersaing di Batam. Pasalnya transportasi yang mahal membuat produk tersebut berbiaya tinggi. Misalnya saja besi dari Cina dan India masih jauh lebih murah dibanding dari Krakatau Steel. Begitu juga dengan keramik dari Cina yang kualitasnya lebih baik di banding produk lokal.
"Namun saat ini para pengembang mulai memaksimalkan bahan lokal untuk membangun agar dapat menekan harga. Tak hanya itu saja, promo-promo juga diluncurkan untuk merangsang pembelian rumah," jelasnya.
Sementara itu menurut Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka Putra ada dua faktor yang menyebabkan melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika. Yaitu faktor eksternal, di mana pemerintah Amerika akan mengetatkan stimulus pada tahun 2014.
"Faktor internalnya neraca berjalan kita defisit, di mana kebutuhan dollar meningkat untuk pembayaran hutang swasta yang sudah jatuh tempo. Mudah mudahan ini hanya gejolak temporary," ujarnya kepada Tribun.
Ia mengatakan, saat ini BI bekerja sama dengan pemerintah untuk mengalakkan sektor ekspor. Stimulus-stimulus untuk sektor ekspor diberikan terutama untuk ekspor komoditi primer tanpa diolah.
"Diharapkan kedepan industri tak hanya dapat mengekspor komoditi primer tanpa di olah. Namun juga dapat mengolahnya kemudian mengekspor," paparnya.
Pria berkacamata ini menegaskan untuk perbaikan perekonomian tak dapat dilakukan dalam semalam. Perlunya kerja sama dengan semua pihak. Namun, sektor ekspor Kepri stabil, bahkan surplus.
"Untuk Kepri sektor ekspor non migas mengalami surplus. Di mana ekspor di bulan Oktober 2013 mencapai $821,36 miliar sedangkan impor $661,84 miliar," jelasnya.
Begitu juga dengan defisit neraca perdagangan untuk triwulan pertama mencapai $6,61 juta, yaitu -2,6 persen. Sedangkan pada triwulan kedua defisit mencapai -4,4 persen. Namun di Triwulan ketiga membaik mencapai $2,65 juta, yaitu -3,8 persen.
"Secara struktur masih Kepri Stabil. BI akan berusaha agar dollar tidak fluktuatif," harapnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Rupiah Melemah, Harga Properti Naik 30 Persen
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/12/rupiah-melemah-harga-properti-naik-30.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Rupiah Melemah, Harga Properti Naik 30 Persen
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Rupiah Melemah, Harga Properti Naik 30 Persen
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar