Laporan Wartawan Tribun Batam, Dewi Haryati
BATAM, TRIBUN - Sembilan Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia, Selasa (24/12/2013) dipulangkan ke Tanah Air melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre.
Mereka terdiri dari 7 orang dewasa, 6 perempuan dan 1 laki-laki, serta 2 balita berjenis kelamin laki-laki.
Pantauan Tribun di shelter Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam di Sekupang, beberapa orang di antara mereka sudah berusia lanjut dan dalam kondisi tidak sehat. Mereka yang dipulangkan ini tidak semuanya berstatus Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Ada yang hanya sekedar mencari suaminya di negeri jiran itu. Namun tak membuahkan hasil hingga terpaksa pulang ke Tanah Air melalui bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia.
Santi, begitu perempuan asal Palembang ini biasa disapa. Ia kembali ke Tanah Air membawa seorang balita yang baru berusia 8 hari. Muhammad Rizki, nama bayi mungil itu.
Kepada Tribun, ia mengaku nekad pergi ke Malaysia bukan untuk mencari pekerjaan. Melainkan suaminya yang tak diketahui pasti rimbanya saat ini.
"Saya 7 bulan di Malaysia bukan kerja, tapi cari suami. Kata teman, suami saya ada di Malaysia kerja, tapi saya nggak tahu kerjanya sebagai apa dan di mana. Baru-baru ini saya dapat kabar lagi, suami saya ada di Jakarta," kata Santi, Selasa (24/12/2013).
Selama berada di Malaysia, ia tinggal menumpang hidup dengan seorang temannya selama 6 bulan. Sisanya ia tinggal di mess KBRI di Malaysia.
Tak ada pekerjaan berarti yang dilakoninya di sana. Saat berangkat ke negeri jiran, Santi mengakui, ia memang dalam kondisi hamil.
"Saya tinggal dengan kawan saya yang memang orang Malaysia. Saya bisa ada di KBRI karena nggak punya uang untuk pulang. Inipun saya mau menyusul suami saya ke Jakarta," ucapnya beralasan.
Berbeda dengan Santi, Mardiana, (31) perempuan asal Kalimantan Barat yang juga membawa balita berusia 2 bulan dari Malaysia, mempunyai cerita berlainan.
Ia mengaku berada di Malaysia untuk menjaga neneknya di sana. Sudah sekitar 18 tahun ini Mardiana tinggal di Malaysia.
"Dari umur 13 tahun saya sudah ada di Malaysia. Sebelas tahun di Serawak, sisanya di Johor. Saya jaga nenek di sana," ucap Mardiana yang mengaku kesulitan mengucapkan bahasa ibunya, Bahasa Indonesia.
Ironinya, selama Mardiana tinggal di negeri jiran, ia tak membekali diri dengan dokumen legal.
Alhasil saat ia melahirkan Surya di Hospital Aminah, Malaysia, pihak rumah sakit terpaksa melaporkan Mardiana kepada pihak berwenang lantaran tak memiliki dokumen resmi.
"Kalau tak karena melahirkan dia (Surya) ni, mana saya bisa ada di sini," ucap Mardiana santai.
Ahmad Yani, Kepala Seksi Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam, mengatakan, ke-9 orang ini diberangkatkan , Rabu (25/12/2013) melalui Kapal Motor (KM) Kelud menuju Tanjungpriok, Jakarta.
"Sampai di Jakarta, nanti mereka akan dipulangkan ke Indramayu, Cianjur, Bengkulu dan Banten," kata Yani.
Anda sedang membaca artikel tentang
Tujuh Bulan Santi Cari Suami di Malaysia
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/12/tujuh-bulan-santi-cari-suami-di-malaysia.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tujuh Bulan Santi Cari Suami di Malaysia
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tujuh Bulan Santi Cari Suami di Malaysia
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar