Tribunnews Batam/Dewi Haryati
Ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi wanita Bundo Kanduang Kota Batam sedang memasak rendang dalam ajang Festival Marandang dan Malamang, Minggu (23/3) bertempat di halaman parkir Kepri Mall, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Tribunnews Batam/Dewi Haryati
Ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi wanita Bundo Kanduang Kota Batam sedang memasak lemang dalam ajang Festival Marandang dan Malamang, Minggu (23/3) bertempat di halaman parkir Kepri Mall, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Tribunnews Batam/Dewi Haryati
Perwakilan organisasi wanita Bundo Kanduang Kota Batam didampingi Wakil Wali Kota Batam, Rudi, menerima penghargaan MURI karena mampu memecahkan rekor memasak lemang terbanyak di ajang Festival Marandang dan Malamang, Minggu (23/3) bertempat di halaman parkir Kepri Mall, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Organisasi wanita Bundo Kanduang Kota Batam berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) bakar lemang terbanyak dalam Festival Marandang dan Malamang, Minggu (23/3) bertempat di halaman parkir Kepri Mall, Batam.
Dari target awal pembuatan 3.000 batang lemang, ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi wanita Minangkabau ini berhasil mencatatkan rekor MURI lebih tinggi sebanyak 3.685 batang lemang. Bakar lemang terbanyak ini dicatat dalam buku register MURI nomor 6411.
"Target awalnya memang 3.000 batang lemang, tapi sengaja kami bakar 4.000 batang. Ini mengantisipasi kalau ada lemang yang tak jadi," ucap Elmawati, ketua panitia kegiatan kepada Tribun.
Kegiatan ini, terselenggara berkat kerjasama Organisasi wanita Bundo Kanduang Kota Batam dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dibantu dengan pihak sponsor lainnya.
"Sebenarnya festival Malamang sudah pernah kami selenggarakan tahun 2012 lalu. Ini memang jadi kegiatan rutin setiap tahunnya di organisasi kami. Hanya saja kali ini dirangkaikan dengan pemecahan rekor MURI pembuatan lemang terbanyak," kata wanita yang juga menjabat Sekretaris organisasi wanita Bundo Kanduang Kota Batam itu.
Tujuan awal diselenggarakannya festival Malamang dan Marandang ini, lanjut Elmawati, tidak lain untuk melestarikan budaya daerah Minangkabau di Batam sebagai bagian dari budaya nasional.
"Tujuannya untuk melestarikan budaya daerah guna menjaga budaya nasional. Supaya budaya ini tak dicuri negara-negara tetangga. Tahun depan, akan kami selenggarakan lagi. Harapannya semoga lebih meriah," ujar Elmawati.
Dalam kesempatan itu, hadir Asisten III Pemerintah Sumatera Barat, Sudirman Gani, mewakili Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Gani menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Festival Marandang dan Malamang ini.
"Festival ini membawa kebahagiaan bagi kami. Masyarakat Batam yang berasal dari Minang, tak lupa dengan kampung halamannya. Kebiasaan di kampung (marandang) tetap dibawa ke sini, tapi yang baik-baik saja ya. Yang jahat ditinggalkan," ucap Gani berseloro.
Iapun berharap masakan khas Minang itu, dapat dimasukkan dalam perjamuan makan even nasional yang bertempat di lingkup Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Pemerintah Kota Batam.
"Kalau kami di Sumatera Barat, setiap even nasional, dan internasional, randang tak pernah lupa. Tetap diadakan dijamuan-jamuan makan, sudah tak terhitung banyaknya. Harapannya hal ini bisa dimasukkan juga dalam perjamuan makan di masyarakat Kepri," harapnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Inilah Potret Kehebohan Festival Marandang dan Malamang Pecahkan Rekor MURI
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/03/inilah-potret-kehebohan-festival.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Inilah Potret Kehebohan Festival Marandang dan Malamang Pecahkan Rekor MURI
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Inilah Potret Kehebohan Festival Marandang dan Malamang Pecahkan Rekor MURI
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar