Pasca Embusan Abu 1,5 Km, Aktivitas Merapi Kembali Normal

Written By Unknown on Rabu, 12 Maret 2014 | 12.41

TRIBUNNEWSBATAM.COMYOGYA - Pascaembusan Merapi setinggi 1,5 kilometer, Senin (10/3/2014), kondisi gunung teraktif di dunia ini kembali tenang.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta tidak mencatatkan adanya aktivitas lanjutan usai embusan yang menyebabkan hujan abu di wilayah Deles Klaten itu.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Subandriyo mengatakan, aktivitas embusan ialah hal yang wajar di Merapi. Setelah erupsi 2010, fenomena embusan sudah berkali-kali terjadi. Seperti kejadian-kejadian sebelumnya, usai embusan, aktivitas Merapi kembali normal. Karenanya, meskipun aktivitas Merapi beberapi kali menggemparkan warga selama beberapa tahun terakhir, status Merapi masih saja ditetapkan normal.

"Ya begitulah Merapi, tidak pernah diam," ucap Subandriyo dijumpai di kantornya, Selasa (11/3/2014).

Terjadinya embusan itu menunjukkan adanya pergerakan magma di dalam perut Merapi. Ada kalanya, pergerakan itu menyebabkan tekanan gasnya tinggi, ada kalanya juga tekanan gasnya rendah. Namun dengan karakter kubah lava yang terbuka seperti sekarang, maka tekanan dalam perut Merapi jadi lebih sering dikeluarkan. Energinya tidak tertahan kubah lava seperti karakter Merapi dulu sebelum erupsi 2010.

"Dengan karakter Merapi yang terbuka, dinamika fluidanya tidak memicu gempa yang terlalu tinggi. Beda kalau sistemnya tertutup, maka potensi gempanya lebih tinggi. Seperti knalpot kalau ada yang menyumbat," tuturnya.

Pada saat kondisi tekanan gasnya sedang tinggi, getaran akibat gempa tektonik memang mudah memicu adanya aktivitas Merapi. Misalnya saat letusan freatik 18 November 2013 yang dipicu gempa Ciamis maupun embusan kemarin yang dipicu oleh gempa Malang. Namun jika kondisi tekanan gasnya sedang rendah, getaran gempa juga tidak semudah itu memicu aktivitas embusan.

Ada kalanya satu dua gempa saja bisa memicu aktivitas permukaan yang signifikan. Tapi ada kalanya juga puluhan gempa terjadi tapi tidak berdampak apapun. Sebagai contohnya saat awal Januari 2012, BPPTKG pernah mencatatkan terjadinya gempa hingga 70 kali sehari.

"Tapi ya tidak memicu letusan Merapi. Hanya embusan kemudian selesai," tandasnya.

Subandriyo mengatakan, data seismik digital BPPTKG menunjukkan bahwa gempa vulkanik yang terjadi berbarengan dengan embusan tertinggi Senin (10/3/2014) itu ternyata bukan gempa vulkanik dalam dengan kedalaman lebih dari dua kilometer dari puncak. Melainkan gempa vulkanik dangkal dengan kedalaman 1 hingga 1,5 kilometer dari puncak. Diperkirakan, gempa itu terjadi akibat akumulasi gas yang berinteraks dengan sumbatan lava.

"Setelah itu selesai. Sampai sekarang seismiknya kosong, tidak ada aktivitas apa-apa. Merapi normal," papar alumnus Fisika UGM ini. (tribunnews)


Anda sedang membaca artikel tentang

Pasca Embusan Abu 1,5 Km, Aktivitas Merapi Kembali Normal

Dengan url

http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/03/pasca-embusan-abu-15-km-aktivitas.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pasca Embusan Abu 1,5 Km, Aktivitas Merapi Kembali Normal

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pasca Embusan Abu 1,5 Km, Aktivitas Merapi Kembali Normal

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger