Laporan Wartawan Tribun Batam, Dewi Haryati
BATAM, TRIBUN - Hujan yang membasahi tanah Batam lebih kurang 3,5 jam, Minggu (16/3/2014) membawa material sampah perumahan warga di daerah Bengkong. Sampah menumpuk di bawah jembatan Golden Prawn, Bengkong Laut, Batam.
Tumpukan sampah itu mengapung di laut yang kini airnya sudah tak lagi biru dan berbau.
Di saat pengendara motor menatap jijik ke arah tumpukan sampah, seorang pria justru sedang asik memilah-milah sampah di laut yang sudah menyerupai parit di daerah Bengkong itu.
Wondo, begitu pria bertubuh kurus ini memperkenalkan namanya.
"Jorok," ucap seorang pengendara motor melihat tumpukan sampah di laut itu.
Sudah sekitar 2,5 jam ia bergumul dengan sampah, ketika Tribun menghampirinya pukul 13.30 WIB. Selama rentang waktu itu pula, Wondo sudah berhasil mengumpulkan 2 karung penuh berisi botol minuman bekas.
Ia sedang bersiap memenuhi karung ketiganya dengan botol minuman plastik dan kaleng lagi.
Memulung sampah di bawah Jembatan Golden Prawn, Bengkong Laut, sudah menjadi pekerjaan rutin Wondo selama 2 tahun belakangan ini di kala hujan turun.
Di saat itulah ia panen barang bekas. Jika tak hujan, ia akan menyortir barang bekas di gudang milik bosnya di Batam Centre.
"Inikan pekerjaan halal, mbak. Sekalian bersihkan lingkungan," ucap Wondo kepada Tribun.
Barang bekas hasil memulungnya selama berjam-jam di air kotor itu, selanjutnya akan dikumpulkan di tempat pengumpul di Batam Centre.
Per kilonya dihargai Rp5.000,00. Rata-rata Wondo bisa mengumpulkan Rp200 ribu setiap kali ia memulung barang bekas di bawah jembatan ini.
Setiap kali hujan turun, menurut Wondo, banyak masyarakat yang memanfaatkan momen itu dengan memulung botol minuman bekas dan kaleng.
Entah mengapa, di saat hujan deras kali ini teman-temannya tak muncul.
"Biasanya ramai, mungkin karena hari Minggu, mereka ke gereja. Makanya cuma saya sendiri," katanya.
Setiap kali hujan, Wondo tak menampik sampah-sampah dari perumahan warga di daerah Bengkong akan tertumpuk di laut di bawah Jembatan Golden Prawn.
Tumpukan sampah ini seringkali menyulitkan nelayan sekitar saat akan menggerakkan sampannya mencari ikan di laut yang lebih luas.
Tak jarang tumpukan sampah itu nyangkut di ruas-ruas kayu yang sengaja ditancapkan warga di sana,
sehingga hanya menyisakan sedikit ruang untuk lalu lalang menggunakan sampan. Apabila air laut meluap, tak jarang sampah-sampah itu ikut masuk ke rumah nelayan.
Kejadian ini sudah berlangsung lama. Ironinya belum ada upaya pemerintah untuk membersihkan laut dari tumpukan sampah.
"Sampah-sampah ini dari warga yang rumahnya dekat dengan parit. Mereka buang sampah di parit. Setiap kali hujan memang begini, sampahnya menumpuk," ujarnya prihatin.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pemulung Panen Sampah di Laut Bengkong Batam
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/03/pemulung-panen-sampah-di-laut-bengkong.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pemulung Panen Sampah di Laut Bengkong Batam
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pemulung Panen Sampah di Laut Bengkong Batam
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar