TRIBUNNEWSBATAM.COM – Mengenakan busana dari sutra, katun, renda bordir, dan satin, itu sudah biasa. Nah, yang luar biasa adalah busana dari kondom. Pernah mencoba?
Berikut uraiannya! Seorang perancang busana dari Brasil, Adriana Bertini, menciptakan beberapa koleksi gaun yang terbuat dari kondom. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap ancaman virus HIV/AIDS yang terus menelan korban di sejumlah negara di dunia.
Bertini menamakan rangkaian koleksi terbarunya ini dengan istilah Condom Coutoure. Uniknya, kondom yang digunakan oleh Bertini ini bukanlah terbuat dari kondom baru, melainkan kondom yang tidak lolos kontrol kualitas.
Menurutnya, dibandingkan dibuang menjadi limbah pabrik, lebih baik dikaryakan menjadi sebuah karya mode untuk kampanye kesehatan yang positif.
Seluruh koleksinya tersebut dipamerkan di atas pentas peraga, bersamaan dengan konferensi AIDS Internasional di Melbourne, Australia, beberapa waktu lalu.
Harga yang dibanderol terbilang fantastis, yakni 170 ribu poundsterling atau lebih kurang Rp 3,3 miliar. Lewat kreativitas tanpa batasnya, Bertini menjahitkan kondom warna-warni pada bahan tile, sehingga tersebar nuansa feminin nan menggelitik pada keseluruhan busana.
"Dengan memanfaatkan materi utama (kondom) dalam pencegahan HIV/AIDS, saya menebarkan inspirasi positif, dan menaklukan segala isu tabu berkaitan dengan virus mematikan ini," tulis Bertini pada laman Facebook Page.
Seperti dikutip Huffington Post, semenjak tahun 90-an, Bertini memang dikenal sebagai seorang aktivis HIV/AIDS, yang menyuarakan keinginan dan pesan lewat sejumlah rangkaian busana kontroversial.
Anda sedang membaca artikel tentang
Gaun Cantik Berbahan Kondom Dibandrol Rp 3,3 Miliar
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/07/gaun-cantik-berbahan-kondom-dibandrol.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Gaun Cantik Berbahan Kondom Dibandrol Rp 3,3 Miliar
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Gaun Cantik Berbahan Kondom Dibandrol Rp 3,3 Miliar
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar