BATAM, TRIBUN - Membagikan uang kepada anak-anak di kalangan keluarga atau tetangga merupakan budaya rutin masyarakat muslim selama perayaan Lebaran.
Tradisi ini sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan saat mereka didatangi anak-anak. Baik dari keluarga atau tetangga dari lain rumah.
Jenis uang yang diberikan kepada anak-anak ini sangat bervariasi. Mulai dari pecahan Rp5.000,00, Rp10.000,00, Rp20.000,00, Rp50.000,00, atau Rp100.000,00. Nominal yang diberikan sesuai dengan siapa yang memberikan.
Misalnya anak berusia di bawah tiga tahun, umumnya warga memberikan uang pecahan senilai Rp 5.000 sampai Rp10.000,00.
Berbeda jika yang datang anak-anak seusia lima tahun ke atas, warga umumnya membagikan pecahan senilai Rp10.000,00 atau Rp20.000.
Apabila yang datang ke rumah jumlahnya tiga sampai lima orang, uang yang akan diberikan per anak Rp5.000,00. Namun jika lebih dari lima orang, setiap anak menerima Rp5.000,00 hingga Rp10.000,00.
"Kami biasa membagi-bagikan uang kepada anak-anak saudara atau tetangga yang datang ke rumah saat Lebaran. Pemberian uang ini sebagai rasa hormat kepada anak-anak yang sudah berpuasa Ramadan," ujar Bayu, warga Bengkong Harapan Batam, Senin (28/7/2014).
Menurut dia, dengan memberikan uang kepada saudara atau anak-anak yang berlebaran ke rumah merupakan kebahagian tersendiri.
Dengan berbagi uang, kata dia, ini dapat membahagiakan antara keduanya. Pertama kebahagiaan si pemberi dan rasa gembira untuk mereka yang menerimanya.
"Memberikan uang kepada mereka ini sebagai bentuk penghormatan setiap tahun. Dulu waktu saya kecil, setiap Lebaran selalu diberikan uang sama paman dan saudara-saudara yang lebih tua. Ada rasa kebahagiaan tersendiri," ujar pria yang bekerja di Batam Center itu.
Tidak hanya Bayu, warga lain yang beragama muslim khususnya, setiap Lebaran tiba mereka selalu membagi-bagikan uang.
Namun demikian, uang yang dibagikan oleh masing-masing warga menyesuaikan dengan taraf kemapanan hidup dan latar pekerjaannya masing-masing.
Syarifah misalnya, setiap tetangga yang datang ke rumahnya, dia selalu memberikan amplop senilai Rp50.000,00 sampai Rp100.000,00. Dikatakannya, pembagian amplop saat Lebaran sudah menjadi tradisi lama dan turun-temurun.
"Alhamdulillah. Ini tradisi kami selama bertahun-tahun. Paling kecil saya berikan amplop senilai Rp50.000,00 dan kadang lebih dari itu," ujar Syarifah, Senin (28/7/2014) pagi.
Rata-rata, kata dia, masyarakat muslim membagi-bagikan uang saat anak-anak berkunjung ke rumahnya. Tiada lain untuk berbagi dan menyenangkan.
"Kebiasaan saya waktu kecil diberkan uang kalau berkunjung ke saudara atau tetangga. Kalau nilai uang tergantung kepada masing-masing. Bagusnya jika tataran ekonominya semakin mapan (kaya) ya lebih besar memberinya," ujar ibu dari tiga anak ini.
Dari pengamatan Tribun, hampir 100 persen setiap warga muslim yang berkunjung untuk berlebaran dan mengajak anak-anaknya, dipastikan sang tuan rumah memberikan amplop berisi Lebaran.
Namun demikian, isi amplop Lebaran tergantung tuan rumah. Tiada lain tujuan pemberian amplop sebagai sarana merekatkan dan berbagi selama perayaan Idul Fitri.
"Alhamdulillah, setiap berkunjung pasti diberikan amplop, ini sudah menjadi tradisi," ujar Rini, salah satu bocah yang menerima amplop saat berlebaran.
Anda sedang membaca artikel tentang
Tuan Rumah Jadi Dermawan Saat Hari Raya Lebaran
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/07/tuan-rumah-jadi-dermawan-saat-hari-raya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tuan Rumah Jadi Dermawan Saat Hari Raya Lebaran
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tuan Rumah Jadi Dermawan Saat Hari Raya Lebaran
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar