Laporan Wartawan Tribun Batam, Dewi Haryati
Batam, Tribun - Petugas Imigrasi Pelabuhan Internasional Batam Centre berhasil menggagalkan upaya keluar-masuk tujuh warga negara asing buronan polisi, melalui jalur laut di Batam, sejak Januari hingga Oktober 2014 ini.
Kepala Seksi Unit B Tempat Pemeriksaan Imigrasi, Irwanto Suhaili mengatakan, ketujuh warga negara asing itu terlibat dua kasus berbeda. Dan merupakan penangkapan kasus terbesar yang dilakukan petugas Imigrasi selama beberapa bulan ini.
"Ada dua kasus Bareskrim Polri dan Interpol yang kami bantu penangkapan daftar pencarian orang (DPO)-nya. Sistem alert kami berbunyi setelah identitas mereka sebagai DPO terbaca," jelas Irwanto Suhaili, Minggu (28/10/2014).
Penangkapan buronan pertama terjadi pada 28 Februari 2014 lalu. Petugas Imigrasi berhasil mengamankan enam warga negara Malaysia terlibat cyber crime di Indonesia.
Mereka antara lain Saw Hong Woo (27), Lee Chee Kheng (31), Khor Chee Sean (26), Teo Cheo Peng (24), Ooi Choo Aun (42), dan Aong Lung Win (24).
"Keenam orang ini sebelumnya dari Medan, dan mereka mau pulang ke Malaysia melalui pelabuhan Batam, tapi sebelum naik kapal, mereka kami amankan," katanya.
Sedangkan penangkapan buronan kedua terjadi baru-baru ini, tepatnya Kamis (23/10/2014) kemarin. Lim Yong Nam (40), seorang warga negara Singapura berhasil diamankan petugas Imigrasi.
Ia menjadi buronan Interpol lantaran tersandung kasus penggelapan pajak ekspor. Bahkan beberapa kali namanya santer diberitakan media Singapura akibat kejahatan lain yang dituduhkan kepada Lim.
"Kalau Lim Yong Nam ini, dia mau masuk ke Indonesia. Katanya mau menjenguk kerabat dia, tapi dia keburu kami amankan karena namanya masuk dalam DPO," ujar Irwanto yang baru dilantik di bagian penindakan dan pendeportasian Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta ini.
Selain berhasil menangkap DPO Bareskrim Polri dan Interpol, dalam kurun waktu 2014 ini, pihaknya juga sudah menolak lebih kurang 1.000 wisatawan asing masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre.
Kebanyakan di antara mereka merupakan wisatawan dari negara-negara Timur Tengah. Seperti Irak, Iran, Bangladesh, dan Turki yang rawan masuk ke Indonesia untuk mencari suaka. Sisanya mereka yang kedapatan mabuk dan tidak disiplin di area pelabuhan.
"Di negara mereka kita disuruh disiplin, kenapa di negara kita mereka tidak bisa. Kalau untuk wisatawan dari daerah rawan pencari suaka, kami berhak menolak daripada nanti kami juga yang bermasalah," katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Alarm Imigrasi Batam Mampu Deteksi Buronan Daftar Cegah dan Tangkal
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/10/alarm-imigrasi-batam-mampu-deteksi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Alarm Imigrasi Batam Mampu Deteksi Buronan Daftar Cegah dan Tangkal
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Alarm Imigrasi Batam Mampu Deteksi Buronan Daftar Cegah dan Tangkal
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar