Laporan Tribunnews Batam, Zabur Anjasfianto
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Rio Aritonang korban selamat atas pengeroyokan sejumlah pemuda, dinihari Minggu (5/10/2014) lalu, mengaku sempat berantam dengan pelaku yang diperkirakan 20 orang itu.
Karena perkelahian tidak seimbang, dia dan Prayetno Sirburian (bukan Prasetyo seperti berita sebelumnya) pun babak belur dan terkapar di jalan tempat mereka di keroyok. Lokasinya tidak jauh dari kompi bantuan Batalyon 134 Tuah Sakti. Sementara Bantu Pasaribu, korban lainnya, selamat karena melarikan diri.
"Saya sempat bantu Ucok (panggilan Prayetno Siburian yang tewas saat pengeroyokan) saat dia dikeroyok sekitar tujuh orang. Saya pun langsung berantam dengan tiga orang. Mereka sempat mundur saat kami ambil batu. Namun setelah datang lagi rombongan mereka, kami berdua langsung babak belur dan tidak sadarkan diri dihantam kayu dan batu,"kata Rio Aritonang yang ditemui dikediamannyan Senin (6/10).
Rio mengatakan, sebelumnya sempat saling lempar batu dan botol minuman saat dijembatan 1 Barelang, namun ditenangkan warga dan disuruh pergi.
"Saat itu kami yang duduk tidak jauh dari sejumlah pemuda itu pergi menuju jembatan 2 setelah minum tuak dan nyanyi sambil diiringi gitar. Saat kami kembali lagi, langsung dilempar dengan botol dan mengenai sepeda motor. Selanjutnya kami berhenti diujung jembatan, dan mereka datang, sampai tejadi lembar batu dan botol saat itu,"katanya.
Selanjutnya, kata Rio Aritonang sejumlah pemuda tadi langsung pergi, dan dia bersama dua rekannya membersihkan peahan kaca minuman dan batu yang dibantu warga. Setelah itu, dia dengan dua rekannya langsung pergi pulang. Namun dalam perjalanan muncul pemuda tadi dengan mengendari motor memotong kendaraan yang ditumpangi Rio Aritonang dan dua rekannya itu.
"Ya kami sempat salip menyalip kendaraan saat itu, sampai didepan kompi bantuan Yonif 134 Tuah Sakti. Disitu motor kami dihadang oleh mereka. Prayetno Siburian langsung mermakirkan motor. Dia langsung dipukul dan terjadilah perkelahian yang tidak seimbang. Saya pun membantu, namun dihadang tiga orang. Kami sempat ambil batu dan balok, yang membuat 10 pemuda itu sempat mundur,"katanya.
Menurutnya, setelah teman 10 pemuda itu datang dengan mengendari motor, mereka langsung mengeroyok. Sementara, Bantu Pasaribu lari tidak tahu kemana. Dia pun melihat, Prayetno Siburian dipukul dengan broti dan batu. Namun saat dia mau membantu malah kepalanya dipukul dari belakang dengan kayu hingga dia pingsan dan baru sadar paginya di rumah sakit umum daerah (RSUD) Embung Fatimah.
"Saya sudah tidak sadar lagi, tahu-tahu paginya sadar sudah dirumah sakit. Saya anggap Ucok tewas saat dipukul dengan broti dan batu,"katanya.
Rio Aritonang menceritakan awalnya dia dijemput oleh Prayetno bersama Bantu Pasaribu ke rumahnya di perumahan Aster Raya blok C3 nomor 18, Kelurahan Buliang Kecamatan Batuaji. Sekitar pukul 00.00 dinihari Minggu, dia pun beranjak menuju Barelang dengan membawa gitar milik abang sepupunya, Tomy Aritonang. Namun sebelum sampai di simpang Barelang, ketiganya membeli tuak di kios pinggir jalan. Setelah itu dia tarik tiga menumpangi motor dengan nompol BP 3588 JO menuju jembatan 1 Barelang.
Setibanya di jembatan 1 Barelang dia melihat sejumlah pemuda sudah duduk di atas jembatan sambil minum-minuman berakhol. Temannya, Prayetno langsung memberhentikan sepeda motor dan ketiga memilih duduk diatas jembatan tidak jauh dari sejumlah laki-laki yang duduk tadi. Mereka pun langsung menikmati susasana malam itu dengan minum tuak dan bermain gitar. Tidak lama datang salah satu pemuda untuk meminjam korek api, setelah itu mereka melanjutkan main gitar dan nyanyi.
"Tidak ada masalah kami dengan pemuda itu. Kami sempat pandang-pandangan waktu itu dan kemudian beranjak menuju jembatan 2 Barelang. Namun saat kembali lagi ke jembatan 1, itulah baru kami dilempar,"katanya.
Dalam perkelahian itu, sepeda motor pelaku tertinggal. Motor dengan nompol BP 5508 ET tersebut ditinggal begitu saja oleh pelaku.
"Saya masih kenal wajah mereka. Salah satu pemuda itu berpenampilan seperti anak punk. Mereka itu seperti geng motor. Atas kejadian itu saya alami luka memar dibagian wajah, luka robek di kepala dan di punggung,"katanya.
Sementara Tomy Aritonang, abang sepupu dari Rio Aritonang meminta pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku. Apalagi barang bukti berupa sepeda motor milik pelaku tertinggal di tempat kejadian perkara.
"Kami minta pelaku ditangkap secepatnya. Bagaimana pun, pelaku harus ditangkap,"katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Bagaimana Kronologis Pengeroyokan? Baca Penuturan Korban Selamat
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/10/bagaimana-kronologis-pengeroyokan-baca.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Bagaimana Kronologis Pengeroyokan? Baca Penuturan Korban Selamat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Bagaimana Kronologis Pengeroyokan? Baca Penuturan Korban Selamat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar