Laporan Tribunnews Batam, M Ikhsan
TRIBUNNEWSBATAM.COM, NATUNA- Anton Setiyawan mengaku punya banyak kesan unik selama menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) yang dalam waktu dekat akan ia tinggalkan.
Kapolres di ujung utara NKRI itu bakal diduduki penggantinya AKBP Amazon dari Polda Kepri
Komentar khususnya terkait wilayah yang ditangani ini, pria berpangkat AKBP itu mengungkapkan, I Love Natuna.
"Kalau ditanyai kesan saya, yah gitu aja, I Love Natuna," ujar Anton sambil tertawa saat bersilaturahmi dengan awak media di ruangannya, Senin (6/10/2014) siang.
Telegram terkait mutasi dikatakannya sudah resmi diterima, namun ia masih akan menunggu serah terima jabatan (sertijab) yang akan digelar di Polda Kepri dalam waktu dekat ini.
"Saya akan pindah ke Polda Lampung menjabat Wakil Direktorat Reserse Kriminal Umum (Wadireskrimum). Sedangkan Kapolres Natuna berikutnya adalah AKBP Amazon, yang saat ini menjabat Kabusdit I Ditreskrimsus Polda Kepri," tukas Anton.
Diperkirakannya Sertijab di Polda, paling cepat minggu depan. Setelah itu acara pisah sambut akan dilakukan sesegera mungkin di Ranai.
Pria kelahiran Jakarta, 16 September 1970 ini sebelumnya sempat menjabat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) sebagai sebagai Kasat IV Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Polda Kepri
"Saya memang lahir dan besar di Jakarta, tapi aslinya saya orang Sumsel kedua orang tua dari Pagar Alam, Lahat Sumatera Selatan," tukas lulusan Akpol tahun 1992 itu.
Kasus kriminal menurutnya di Natuna cukup menjadi perhatian seperti pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dan narkoba. Hingga beberapa kasus pembunuhan yang ditanganinya.
"Pelecehan anak di bawah umur juga mulai marak, ada juga kasus curanmor dan narkoba. Sampai kasus korupsi, sekedar diketahui satuan Polres Natuna merupakan satuan Polres di wilayah Polda Kepri ini yang paling banyak menangani kasus korupsi saat ini," aku Anton.
Berkas perkara korupsi sebelumnya ada tiga di tahun lalu, yakni berkas penyidikan kasus pembebasan lahan di Sei Ulu, dua lagi dengan berkas tersangkanya yakni Asmiyadi dan Bahtiar, staf Tapem Pemkab Natuna yang menjadi tersangka.
Bahkan kasus ini juga menyeret mantan Bupati Natuna, Raja Amirullah ke meja hijau pengadilan Tipikor Tanjungpinang sebagai tersangka ketiga.
"Begitupun tindak pidana Pemilu, Polres Natuna menjadi satu-satunya wilayah polres di Polda Kepri yang menanangi kasus tindak pidana pemilu tahun ini, yakni dua kasus dalam pileg beberapa waktu lalu, satu di Anambas dan satunya di Natuna," sebutnya.
Ia juga mengakui jika masih banyak sms yang masuk terkait informasi narkoba di Natuna.
Sementara itu, masalah kasus pembunuhan, selama menjabat sebagai Kapolres, Anton menanangi empat kasus, yakni dua di Anambas yang sudah tahap P-21 dan dua di Natuna yakni pembunuhan di Kelarik yang sudah P21 dan satu kasus masih menjadi misteri yakni pembunuhan di Salon Elsa, Ranai.
Namun ditegaskan Anton, pihaknya sudah mengetahui pelaku pembunuhan tersebut. "Tinggal melacak dan melakukan pengembangan, kasus pembunuhan salon tinggal tunggu waktu," ujarnya.
Cukup berat memang tantangan yang dihadai jajaran kepolsian di Natuna kedepan, namun Anton yakin, penggantinya juga bakal lebih mantap untuk mengemban tongkat estafet penegakkan hukum serta pengayom masyarakat di wilayah paling ujung Provinsi Kepri ini.
Anda sedang membaca artikel tentang
Kapolres Natuna Pindah Tugas, Anton: Berkas Korupsi Natuna Paling Banyak
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/10/kapolres-natuna-pindah-tugas-anton.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kapolres Natuna Pindah Tugas, Anton: Berkas Korupsi Natuna Paling Banyak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kapolres Natuna Pindah Tugas, Anton: Berkas Korupsi Natuna Paling Banyak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar