Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
Hal itu dikemukakan oleh Gubernur Kepri HM Sani, dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia, Jumat (12/12/2014) sore di kantor Bank Indonesia Perwakilan Kepri.
"Tiga hal ini fokus pemda untuk proyeksi perekonomian Kepri ke depan, sehingga diharapkan menjadi motivasi daripada investor untuk mau berinvestasi di sini," ujar Sani.
Keamanan dan ketertiban menurutnya perlu lebih dijaga kondusifitasnya. Ia berpesan agar masyarakat memiliki kesadaran diri untuk tidak sampai mengganggu iklim investasi yang sudah ada. Kedua, ia pun akan mengupayakan pelayanan yang lebih maksimal terhadap calon investor baru maupun investor lama agar tetap nyaman berusaha di Kepri.
"Kita akan aktifkan PTSP-PTSP, karena hanya dengan pelayanan yang baiklah, investor akan nyaman dan berminat untuk berinvestasi," ucap Sani.
Ketiga, yakni upaya pemerintah dalam menyelesaikan kasus lahan agar investasi di Kepri lebih bertumbuh. Mengenai penyelesaian lahan bermasalah, Sani mengungkapkan bahwa pemda telah mengajukan kembali penyelesaian lahan bermasalah di Kepri.
"Kami sudah ajukan lagi ke Kemenhut, dan sekarang sedang dibahas. Kalau menurut statement, akan diselesaikan secara cepat. Saya tidak tahu kapan, tapi paling tidak mengenai hal ini sudah sampai ke tingkat tinggi, bapak presiden Jokowi langsung. Dan sudah dtransfer ke kementerian perhutanan," tutur Sani.
Menurut Sani, SK Menhut 867 yang dikeluarkan paska SK 463 belum mengakomodir seluruh wilayah yang diajukan pemutihannya oleh Pemda. Sani mengatakan SK 867 hanya membebaskan status lahan hutan lindung di beberapa HPL-HPL, diantaranya DPCLS yang ada di Batam.
"Padahal masih ada daerah-daerah lain yang belum, seperti perkantoran Lingga, perkantoran Bintan masih belum dputihkan. Begitu juga Catchmen area yang sekian ribu hektar di Bintan itu, ada 7 desa yang juga belum selesai. Jadi bagaimana mungkin itu hutan lindung tapi ada penduduknya," tutur Sani lagi.
Sementara itu, Kepala BI Kpw Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, meski menghadapi berbagai tantangan, di level nasional BI optimis mengenai perkembangan ekonomi 2015. Optimisme BI berdasarkan demokrasi Indonesia yang semakin terkonsolidasi. BI juga meyakini sistem pemerintahan dan berbagai perangkat Birokrasi yang semakin efektif dalam menjalankan tugasnya.
"Di satu bulan pertama kabinet kerja sudah memperlihatkan kecepatan yang sangat mengesahkan, dalam merespon berbagai tantangan structural perekonomian itu. BI memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,1-5,5 persen di tahun ini dan 5,4-5,8 persen di tahun 2015, dengan defisit neraca transaksi berjalan yang membaik," kata Gusti Raizal.
Di Kepri selama tahun 2014, perekonomiannya justru menguat, meski perekonomian nasional mengalami perlambatan. Dari triwulan I, II, hingga ke III tahun 2014, perekonomian Kepri selalu menunjukkan trend yang meningkat. Menurut Gusti, penguatan didorong meningkatknya pertumbuhan mesin ekonomi konsumsi rumah tangga, lembaga swasta nirlaba dan investor. Meskipun, net-ekspor cenderung melambat.
"Dari triwulan I-III, pertumbuhan mulai 5,29 (yoy), 6,33 (yoy) dan 6,89 (yoy). Itu karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang didorong banyaknya penyelenggaraan event bertaraf nasional maupun internasional di Kepri," kata Gusti.
Ke depan, BI akan terus mendorong terciptanya financial inclusion yang lebih berkualitas, karena diyakini akan memberi banyak manfaat. Baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Anda sedang membaca artikel tentang
Tingkatkan Perekonomian Kepri 2015, Pemprov Akan Fokus Urusi Lahan
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/12/tingkatkan-perekonomian-kepri-2015.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tingkatkan Perekonomian Kepri 2015, Pemprov Akan Fokus Urusi Lahan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tingkatkan Perekonomian Kepri 2015, Pemprov Akan Fokus Urusi Lahan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar