TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM
- Valentina Beru Bangun (18), warga Batu Karang, Tanah Karo, Sumatera Utara hanya bisa menyesali apa yang telah terjadi pada dirinya.Pasalnya, bukan masuk polisi wanita (Polwan) yang selama ini dicita-citakannya, akan tetapi dirinya beserta keluarganya harus mengiklaskan uang tunai puluhan juta rupiah karena sudah ditipu setelah dijanjikan bisa masuk polwan di Batam.
Tidak saja uang puluhan Juta lenyap, bahkan Valentina nyaris disekap disebuah kediaman yang diketahui belakangan kediaman Komwil Lembaga Misi Reclaserring Indonesia (LMRI) Batam di Perumahan Griya KPN Blok I 4 Nomor 9 Batam Center.
Kepada Tribun, Valentina menuturkan kejadian ini berawal ketika dirinya ditawari oleh Ismail PA tetangga di kampung halamannya, untuk menjadi polisi dan harus bisa membayar sejumlah uang, Minggu (3/6/2013) lalu.
Kemudian ditemani oleh orang tuanya, Kamso Bangun, Valentina dipertemukan Ismail dengan seseorang bernama Sukirno yang merupakan warga Binjai yang mengaku bisa memasukan orang menjadi polisi.
"Sukirno mengatakan bisa menjamin saya masuk polisi, sebab anaknya bernama Haryono yang ada di Batam yang merupakan anggota LMR-RI memastikan bisa membantu untuk masuk polisi," kata Valentina ditemui di Mapolresta Barelang, Kamis (20/6/2013).
Valentina mengaku pada pertemuan pertama itu, dirinya disuruh mempersiapkan sejumlah persyaratan administrasi, seperti Ijazah, Akta Kelahiran, KTP, KK dan pasfoto.
"Selain disuruh melengkapi administrasi, saya juga disuruh membayar uang sebesar Rp1,5 juta untuk biaya pengiriman persyaratan itu," ungkapnya.
Dan setelah hampir 10 hari tepatnya, Kamis (13/6/2013), Lanjut Valentina dirinya kembali dihubungi Sukirno untuk segera datang ke Binjai dan membayar uang sebesar Rp 80 juta sebagai biaya untuk masuk polwan.
"Uang itu ayah saya berikan ke Sukirno dan dilengkapi dengan kwitansi. Kemudian hari itu juga saya berangkat ke Batam bersama pak Sukirno tersebut," kata dia.
Sesampai di Batam, tambah Valentina, dirinya dan Sukirno langsung dijemput Haryono kemudian ditempatkan di rumah Abdullah Abdul Kahar, ketua Komwil LMR-RI Batam di Perumahan Griya KPN blok I 4 nomor 9 Batam Center.
"Saya ditempatkan di kediaman Komwilnya karena saya satu-satunya perempuan yang masuk polisi, sementara yang lainnya laki-laki, makanya saya ditempatkan di tempat yang beda," ungkapnya.
Valentina mengaku selama dikediaman Komwil inilah dirinya mulai curiga, ditambah lagi dengan latihan yang terkesan asal-asalan, hal ini juga membuat dirinya semakin curiga.
"Saya latihan pisik dan baris berbaris bukannya sama seusia saya, akan tetapi dengan bapak-bapak dan ibu-ibu. Bahkan ada yang sudah lanjut usia," ujarnya.
Ditambah lagi dirinya yang tidak boleh menghubungi keluarga, sebutnya hal ini juga membuat semakin besar kecurigaan dirinya terhadap orang-orang yang merekrutnya ini.
"Hp saya diambil agar tidak bisa menghubungi keluarga saya dikampung," katanya.
Dari laporan korban kepada orang tuanya, akhirnya Sukirno ditangkap aparat kepolisian di Binjai. Tak lama setelah itu, Sukirno menghubungi Haryono untuk mendesak agar orang tua korban mencabut laporan.
Namun hal itu berhasil digagalkan mengingat orang tua korban duluan tiba di Batam, Rabu (19/6/2013) dan bersama warga Silima di Batam langsung membuat laporan ke Mapolrest Barelang tentang kasus penipuan yang dialami oleh dirinya itu.
Dan akhirnya korban berhasil diselamatkan dan pihak polresta Barelang mengamankan beberapa orang terkait dalam sindikat penipuan ini.
Saat ini pelaku dan korban yang diamankan dari lokasi kejadian sedang diperiksa di unit II Satreskrim. Namun sayang sampai saat ini tak satupun pihak kepolisian yang berhasil dikonfirmasi.
Anda sedang membaca artikel tentang
Masuk Polisi Wanita Bayar Rp 80 Juta
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/06/masuk-polisi-wanita-bayar-rp-80-juta.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Masuk Polisi Wanita Bayar Rp 80 Juta
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Masuk Polisi Wanita Bayar Rp 80 Juta
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar