Laporan Tribunnews Batam, Hadi Maulana
BATAM, TRIBUN - Iwan, bayi berusia 3 tahun asal Kota Tanjung Pinang akhirnya bisa tidur nyenyak. Setelah penyakit yang dideritanya sejak lahir, hernia, Sabtu (12/10) dioperasi di Rumah Sakit Budi Kemulian (RSBK), Batam.
Operasi dilakukan secara gratis oleh pihak rumah sakit, yang merupakan kegiatan bhakti sosial serangkaian HUT ke-21 RS Budi Kemulian yang bekerja sama dengan Yayasan Budha Tzu Chi Batam.
Erlina (29), ibu kandung Iwan mengaku akhirnya apa yang menjadi derita putra pertamanya ini, hari itu terpecahkan. Meski harus jauh-jauh ke Batam, namun hal itu tidak menjadi masalah untuk dirinya dan suami karena hal ini semata-mata untuk kesehatan putra pertamanya ini.
"Ini kedua kalinya kami ke RS Budi Kemulian, yang sebelumnya, 5 Oktober 2013 kami juga ke sini untuk menjalankan screening," katanya.
Kegiatan ini sendiri menurut Erlina sangat membantu sekali dirinya, sebab orang-orang yang tidak memiliki biaya seperti dirinya, akhirnya terbantu. "Kalau tidak ada kegiatan ini, kemungkinan sampai saat ini putra saya belum bisa menjalani operasi," ungkapnya.
Diakuinya, penyakit yang diderita putranya ini sungguh sangat menyiksa putranya, bahkan sejak tiga tahun belakangan dirinya selalu tabah memberikan pengobatan secara tradisional hanya untuk menghilangkan rasa sakit yang diderita putranya itu.
"Kami orang tak punya, jadi tidak mampu untuk melakukan operasi. Dokter memang sudah lama menyarankan untuk operasi, namun karena tidak memiliki biaya akhirnya kami memberikan pengobatan secara tradisional saja, meskipun kami tahu hal itu tidak bisa menyembuhkan penyakit yang diderita anak kami ini, namun setidaknya pengobatan itu mampu menghilangan sedikit rasa nyeri yang ketika datang," ujarnya.
Senada juga diungkapkan Nur Aisyah (62), wanita asal Tanjung Batu ini, mengaku sangat terbantu sekali dengan kegiatan ini, sebab kebutaan yang dialamninya akhirnya tersembuhkan.
"Akhirnya katarak yang saya alami bisa diangkat, setelah kurang lebih hampir 10 tahun saya alami," katanya. Aisyah, panggilan akrabnya mengaku selama ini dirinya memang kepingin untuk dioperasi, namun karena keterbatasan biaya akhirnya niatnya itu tidak terlaksanakan.
"Anak saya hanya sebagai buruh pelabuhan di Tanjung Batu, jangankan untuk operasi, sudah dapat untuk makan saya, itu sudah sangat bersyukur sekali," ungkapnya.
Pantauan tribun di RS Budi Kemulian, selain Iwan dan Nur Aisyah, ada 418 pasien lagi yang menjalani operasi, mulai dari operasi Hernia dan Katarak, ada juga menjalankan operasi bibir sumbing, pterigium dan tumor minor.
Bahkan sebelum akhirnya mengikuti operasi, Jumat, Sabtu dan Minggu (11-13/10/2013) sebelunya 420 pasien ini menjalankan screening terlebih dahulu di RS Budi Kemuliaan, 5-6 Oktober 2013.
"Sebelum menjalani screening, jumlah pasien untuk mengikuti operasi katarak berjumlah 514 pasien, hernia 70 pasien, pterigium 36 pasien, bibir sumbing 35 pasien, dan tumor minor 219 pasien," kata pemilik RS Budi Kemuliaan, Ny Sri Soedarsono Habibie.
Namun setelah screening, lanjutnya akhirnya yang bisa menjalani hanya 420 pasien yang terdiri dari katarak 183 pasien, ptereguium 47 pasien, hernia 45 pasien, bibir sumbing 21 pasien, dan tumor minor 124 pasien.
"Semua pasien bisa langsung pulang setelah dioperasi, hanya pasien hernia saja yang harus menginap selama 1 malam," ungkapnya.
Bahkan jika ada sesuatu dari operasi ini, hal itu merupakan tanggung jawab RS Budi Kemuliaan. Untuk dokter sendiri, tambah Bu Dar, sekitar 75 dokter dari RSBK dan 27 dokter dari Jakarta. "Jadi total dokter ada 102 dokter," katanya.
Selain itu juga ada tim medis dari yayasan Budha Tzu Chi sebanyak 250 orang dari tenaga medis dari Batam dan Jakarta 47 orang. Dan ada tim peninjau dari Singapura dan Taiwan 20 orang.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kepri, DR H M Soerya Respationo SH MH yang menghadiri dan membuka secara resmi bakti sosial ini menyebutkan kedepan pemerintah provinsi juga akan melakukan kegiatan serupa. Hanya saja untuk teknisnya akan terlebih dahulu dirapatkan.
Jadi bisa saja pemprov bekerj sama dengan rumah sakit dan Yayasan Budha Tzu Chi atau yayasan lainnya yang memiliki rasa sosial yang tinggi seperti Budha Tzu Chi.
"Hari ini kita menyaksikan bahwa kebersamaan dan cinta kasih bukan hanya diucapkan saja, akan tetap langsung diimplementasikan," kata Soerya.
Pemprov Kepri, sambungnya, berencana untuk lebih banyak lagi terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti ini. Sebab kegiatan seperti ini, dapat membantu masyarakat yang tidak mampu mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik lagi.
"Saya berharap, kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja. Kedepan harus ditingkatkan dan menjadi inspirasi elemen masyarakat yang lain berbuat serupa," ujarnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Aisyah Bisa Melihat Setelah 10 Tahun Buta
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/10/aisyah-bisa-melihat-setelah-10-tahun.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Aisyah Bisa Melihat Setelah 10 Tahun Buta
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Aisyah Bisa Melihat Setelah 10 Tahun Buta
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar