Laporan Tribunnews Batam, Aprizal
BATAM, TRIBUN - Eka menangis histeris setelah mengetahui suaminya ditembak oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM), Jumat (11/10/2013).
Istri Ikno Heriansyah (25) ini merupakan salah satu dari empat orang warga Batam yang ditembak mati oleh PDRM, meminta KBRI di Malaysia untuk secepatnya memulangkan jenazah suaminya ke Batam.
Eka yang mengaku telah mempunyai seorang anak bersama Ikno. Ia mengatahui suaminya ditembak mati oleh PDRM melalui tayangan telivisi Malaysia Jumat sore.
Selain itu, kata Eka, keyakinannya bertambah setelah melihat foto suaminya bersimbah darah dari salah satu situs internet.
"Suami saya yang pakai kain sarung ini bang, benar-benar sudah mati suami saya. Sepertinya kepalanya yang ditembak, tidak mungkin suami saya ini merampok di sana.
Benar-benar kejam Polisi Malaysia itu, tidak mungkin lah suami saya ini melawan saat ditangkap, masih pakai kain sarung gitu kok," ujar Eka seraya menunjukkan foto-foto suaminya yang diperolehnya dari salah satu situs di internet, Minggu (13/10/2013).
Eka menceritakan, suaminya (Ikno) berangkat ke Malaysia pada tanggal 29 September 2013. Saat itu, tambahnya, suaminya di Malaysia berkerja bangunan. Namun sebelum kejadian ini menimpa suaminya, suaminya sudah sering bolak-balik ke Malaysia.
"Suami saya kerja bangunan di Malaysia itu, kadang sekali dua minggu, sekali sebulan pulang ke Batam. Ya namanya saja kerja freelance, tergantung panggilan bos proyeknya di sana," ujar Eka kepada Tribun saat dijumpai di belakang kantor BRI, Jodoh, Batam, Minggu (13/10/2013).
Pada hari kejadian, suaminya ditempak mati oleh PDRM, cerita Eka, pagi sekitar pukul 08.00 WIB, Ikno sempat menghubunginya melalui telefon. Saat itu suaminya hanya menanyakan kabar anaknya.
"Jumat pagi itu lah terakhir suaminya saya nelefon, dia tanya kabar anaknya. Saya sempat tanya kapan pulang, dia bilang mungkin pulang hari Minggu. Bahkan sore Jumatnya sempat juga saya telefon, tapi ponselnya sudah tidak aktif lagi sampai sekarang. Tahu-tahunya suami saya sudah mati ditembak polisi Malaysia," ungkap Eka.
Eka mengaku tidak akan berangkat ke Malaysia untuk melihat langsung jenazah suaminya, katanya, ia akan menunggu jenazah suaminya di Batam.
"Saya minta ke KBRI di Malaysia untuk secepatnya memulangkan jenazah suaminya. Lama-lama dibiarkan di sana, bisa busuk jenazah suami saya. Sudah dua hari ini anak saya manggil-manggil bapaknya, katanya mau jumpa bapak," tutur Eka sedih.
Sama halnya dengan yang disampaikan Nurhidayah, istri Hery Setiawan. Suaminya (Hery) baru pertama kali berangkat ke Malaysia. Berangkat dari rumah pada 28 September 2013. Katanya, suaminya dibawa temannya ke Malaysia untuk bekerja bangunan.
"Ini baru pertama suami saya ke Malaysia bang, macam mana pula kok dikatakan untuk merampok. Ini foto suami saya yang di dalam WC ini bang, entah apanya yang ditembak. Masih pakai celana pendek suami saya, tidak mungkin lah ditembak dari luar rumah. Ini pasti dari jarak dekat di tembak," ujar Nur singkat.
Empat warga Batam yang ditembak mati Polisi Diraja Malaysia di Jalan Ampang Putra, Selangor, di sebuah rumah proyek perumahan rakyat, Hiliran Ampang, Jumat (11/10/2013) siang.
Keempat korban ditengarai bagian dari "Geng Ah Fatt" itu diduga telah melakukan perampokan di sebuah rumah milik seorang pejabat di Bukit Internasional, Hulu Kelang, Jumat (11/10/2013) pagi.
Sementara itu Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono, saat dikonfirmasi terkait penembakan empat warga Batam oleh PDRM mengatakan, sejauh ini Polda Kepri masih menelusuri. "Informasi itu masih di telusuri," ujar Hartono singkat.
Anda sedang membaca artikel tentang
Empat Warga Batam Tewas Ditembak PDRM
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/10/empat-warga-batam-tewas-ditembak-pdrm.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Empat Warga Batam Tewas Ditembak PDRM
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Empat Warga Batam Tewas Ditembak PDRM
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar