Jadikan Radio HT Sebagai Hobi Dan Kegiatan Sosial

Written By Unknown on Sabtu, 30 November 2013 | 12.41

Laporan Tribunnews Batam, Muhammad Ikhsan
 
NATUNA, TRIBUN - Perangkat radio telekomunikasi berupa tower dan peralatan handy talkie (HT), rupanya banyak diperbantukan pemerintah pusat di beberapa pulau di Natuna.

Namun sayangnya, bantuan program nasional Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) ini tak teroptimalkan. Banyak yang kurang paham kegunaan dan fungsinya. Padahal angarannya bisa mencapai miliaran rupiah untuk pengadaan perangkat tersebut.

Komunitas Radio Antar-Pulau Indonesia (RAPI) Natuna yang mulai eksis kini mencoba untuk meningkatkan minat masyarakat dengan hobi ini. RAPI Natuna yang membentuk wadah bernama bantuan Komunikasi (Bankom), sudah punya beberapa anggota, mereka dilengkapi dengan peralatan HT sendiri.

Kegiatan-kegiatan tertentu dijadikan ajang untuk berpartisipasi secara sukarela, seperti kegiatan MTQ baru-baru ini, dengan mengaplikasikan hobi ini.

"RAPI sebenarnya organisasi pusat, di Natuna sudah ada sekitar 70 anggota. Kami senang berkomunikasi lewat HT, karena di samping tidak ada pulsa, peralatan ini cukup seru untuk diaplikasikan. Kita berkomunikasi dengan sandi-sandi," ujar Raja Darmika, Pembina RAPI Kabupaten Natuna, Jumat (29/11/2013).

Perkumpulan Radio ini sama halnya seperti ORARI, namun RAPI lebih fokus kepada kegiatan sosial. Sementara ORARI, lebih bersifat teknis bagaimana cara membuat antena dan sebagainya.

"Masing-masing anggota kan punya HT jadi kami kalau diminta membantu suatu perhelatan, ya kami turunkan tim. Atau ada yang lagi membutuhkan darah kita bisa berkomunikasi lewat radio lewat media HT ini. Memang hobi seperti tahun-tahun 1980-an, tapi ada keuntungan tersendiri yang bisa didapatkan di luar menggunakan ponsel," aku Raja.

"Saya lihat beberapa lokasi di pulau-pulau punya peralatan bantuan seperti tower, repeater hingga HT yang diperbantukan, namun karena tak terfungsikan, malah banyak yang rusak," sebut Raja lagi.

Ia pun sangat terbuka jika masyarakat bisa bergabung menjadi anggota tetap RAPI, khususnya nelayan. Syaratnya hanya dengan punya HT.

"Memang sih, nelayan sudah punya perangkat radio masing-masing, namun itu kan jarang termonitor langsung, kalau dengan ini kita bisa tahu apa saja yang diperbincangkan komunitas dalam frekwensi yang sama," ungkapnya

Raja mengaku punya program untuk melakukan audiensi dengan pihak Pangkalan TNI AL (Lantamal) dan nelayan yang bisa bergabung dengan komunitas Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) ini.

"Ya ini terkait kesadaran nelayan jika mereka tergabung dengan anggota, kan jika ada temuan-temuan kapal illegal dan aktivitas lainnya di laut, kita yang di darat bisa menginformasikan ke anggota lainnya hingga ke pihak Lantamal," sebutnya.

Laporan Tribunnews Batam, Muhammad Ikhsan
 
NATUNA, TRIBUN - Perangkat radio telekomunikasi berupa tower dan peralatan handy

talkie (HT), rupanya banyak diperbantukan pemerintah pusat di beberapa pulau di

Natuna.

Namun sayangnya, bantuan program nasional Kementerian Pembangunan Daerah

Tertinggal (KPDT) ini tak teroptimalkan. Banyak yang kurang paham kegunaan dan

fungsinya. Padahal angarannya bisa mencapai miliaran rupiah untuk pengadaan

perangkat tersebut.

Komunitas Radio Antar-Pulau Indonesia (RAPI) Natuna yang mulai eksis kini mencoba

untuk meningkatkan minat masyarakat dengan hobi ini. RAPI Natuna yang membentuk

wadah bernama bantuan Komunikasi (Bankom), sudah punya beberapa anggota, mereka

dilengkapi dengan peralatan HT sendiri.

Kegiatan-kegiatan tertentu dijadikan ajang untuk berpartisipasi secara sukarela, seperti kegiatan MTQ baru-baru ini, dengan mengaplikasikan hobi ini.

"RAPI sebenarnya organisasi pusat, di Natuna sudah ada sekitar 70 anggota. Kami

senang berkomunikasi lewat HT, karena di samping tidak ada pulsa, peralatan ini

cukup seru untuk diaplikasikan. Kita berkomunikasi dengan sandi-sandi," ujar Raja

Darmika, Pembina RAPI Kabupaten Natuna, Jumat (29/11/2013).

Perkumpulan Radio ini sama halnya seperti ORARI, namun RAPI lebih fokus kepada

kegiatan sosial. Sementara ORARI, lebih bersifat teknis bagaimana cara membuat

antena dan sebagainya.

"Masing-masing anggota kan punya HT jadi kami kalau diminta membantu suatu perhelatan, ya kami turunkan tim. Atau ada yang lagi membutuhkan darah kita bisa berkomunikasi lewat radio lewat media HT ini. Memang hobi seperti tahun-tahun 1980-an, tapi ada keuntungan tersendiri yang bisa didapatkan di luar menggunakan ponsel," aku Raja.

"Saya lihat beberapa lokasi di pulau-pulau punya peralatan bantuan seperti tower,

repeater hingga HT yang diperbantukan, namun karena tak terfungsikan, malah banyak

yang rusak," sebut Raja lagi.

Ia pun sangat terbuka jika masyarakat bisa bergabung menjadi anggota tetap RAPI,

khususnya nelayan. Syaratnya hanya dengan punya HT.

"Memang sih, nelayan sudah punya perangkat radio masing-masing, namun itu kan jarang termonitor langsung, kalau dengan ini kita bisa tahu apa saja yang diperbincangkan komunitas dalam frekwensi yang sama," ungkapnya

Raja mengaku punya program untuk melakukan audiensi dengan pihak Pangkalan TNI AL

(Lantamal) dan nelayan yang bisa bergabung dengan komunitas Radio Antar-Penduduk

Indonesia (RAPI) ini.

"Ya ini terkait kesadaran nelayan jika mereka tergabung dengan anggota, kan jika

ada temuan-temuan kapal illegal dan aktivitas lainnya di laut, kita yang di darat

bisa menginformasikan ke anggota lainnya hingga ke pihak Lantamal," sebutnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Jadikan Radio HT Sebagai Hobi Dan Kegiatan Sosial

Dengan url

http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/11/jadikan-radio-ht-sebagai-hobi-dan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Jadikan Radio HT Sebagai Hobi Dan Kegiatan Sosial

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Jadikan Radio HT Sebagai Hobi Dan Kegiatan Sosial

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger