Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati
BATAM, TRIBUN - Meski bukan hari libur, sistem pelayanan kesehatan di RSBP Batam berubah mengikuti pola pelayanan Minggu. Poliklinik sengaja ditutup. Pasien yang datang berobat ke poli diarahkan petugas menuju ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
Sebuah spanduk bertuliskan Batam Bersatu terpampang di pintu masuk menuju gedung A RSBP Batam. Begitupun pemberitahuan poliklinik RSBP Batam ditutup, Rabu (27/11/2013) sehubungan adanya aksi keprihatinan dokter Indonesia, tertera di sana.
"Aksi keprihatinan ini berlangsung 1 hari, besok sudah kembali normal. Pelayanan tetap jalan, hanya poliklinik saja yang tutup. Sementara UGD dan rawat inap, labor, cuci darah tetap jalan," ucap dr Christiana Poedji Lestari, Wakil Direktur Pelayanan Medik RSBP Batam kepada wartawan.
Lebih kurang 20 dokter di RSBP Batam ikutserta dalam aksi tersebut. Beberapa di antaranya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Meski beberapa dokter mengikuti aksi keprihatinan itu, lanjut Poedji, sedikitnya 5 orang dokter tetap berjaga di RS.
"Dua dokter di UGD, 3 di rawat inap. Dokter umum semua, tapi tetap konsultasi dengan dokter spesialis. Dan dokter spesialis ini tetap stand by jika sewaktu-waktu diperlukan.
Pelayanan tetap berjalan, hanya berubah seperti Minggu saja," kata dia sembari mengatakan di RSBP Batam ada sekitar 23 dokter spesialis dan 10 dokter umum.
Sebelum meninggalkan RS, beberapa dokter spesialis lanjutnya, sempat menunaikan tugas mereka sekitar pukul 09.00 WIB.
Dokter spesialis kandungan tetap melayani operasi pasien melahirkan, begitupun dengan dokter anasthesi. Pelayanan operasi pasien dilanjutkan di jam sore.
"Tadi juga banyak pasien rujukan yang datang, tetap kami terima tapi di UGD. Kalau urgent kami arahkan ke emergency," ucap Poedji.
Pantauan Tribun, di hari aksi keprihatinan dokter di Kepri yang ditempatkan di RSB Kasih Sayang Ibu itu, hanya sedikit pasien yang berobat di RSBP Batam. Tak diketahui alasan pastinya.
Di beberapa sudut ruangan RS, termasuk ruang tunggu di Gedung B, dan di luar ruang rawat inap pasien, tampak lengang. Hanya terlihat beberapa orang keluarga pasien duduk ataupun lalu lalang. Hal serupa juga terjadi di ruang UGD.
"Anak saya sakit campak. Tadi sempat bingung juga nggak ada dokternya. Kemudian diarahkan ke UGD. Pelayanannya sama saja, nggak beda. Biayanyapun seperti biasa karena saya nggak pakai kartu berobat," ucap seorang perempuan yang menemani anaknya di luar ruang UGD RSBP Batam.
Berbeda dengan RSBP Batam, pelayanan kesehatan di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Permata Bunda, Tiban Centre, khusus di hari aksi keprihatinan dokter Indonesia itu, tak membuka pelayanan. Meski pintu masuk sedikit terbuka, tak ada petugas yang berjaga di bagian pendaftaran.
"Dokternya nggak masuk. Biasanya selalu datang. Katanya ada pertemuan tadi. Untungnya nggak ada pasien yang datang," ucap seorang pedagang di depan pintu masuk bangunan ruko itu.
Di praktik dokter Tendy yang beralamat di Ruko Cahaya Garden, Bengkong lain lagi. Meski secara operasional tutup lantaran adanya aksi keprihatinan itu, untuk pelayanan pasien kecelakaan tetap dilayani.
"Hari ini tutup. Tapi tadi ada pasien kecelakaan, dan dokter Tendy tetap datang melayani. Kalau tak dilayanikan melanggar sumpah. Kalau pasien umum, memang tadi pulang karena memang praktik dokternya tutup. Hanya apotek saja yang buka," ucap seorang petugas jaga apotek Cahaya Garden kepada Tribun.
Anda sedang membaca artikel tentang
Klinik Dokter Spesialis di Batam Memilih Tutup
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2013/11/klinik-dokter-spesialis-di-batam.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Klinik Dokter Spesialis di Batam Memilih Tutup
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Klinik Dokter Spesialis di Batam Memilih Tutup
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar