MEDAN, TRIBUN - Debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung kembali menghujani Kota Medan, Sabtu (11/1/2014). Tumpukan debu tersebut tampak di atap rumah warga dan di kendaraan.
Hujan debu vulkanik erupsi gunung yang berada di Kabupaten Karo tersebut juga menghalangi aktivitas warga. Beberapa pengendara sepeda motor mengeluh, karena matanya perih. Ada juga yang mengaku sesak napas.
Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Medan, Hendra Suwarta mengatakan, hujan debu yang kembali melanda Kota Medan, karena tiupan angin yang kencang dari Gunung Sinabung ke Kota Medan.
"Memang angin bergerak menuju Timur Laut. Dan, arah itu sesuai dengan posisi Kota Medan," kata Hendra, kemarin siang.
Ia menjelaskan, kemungkinan arah angin dari Gunung Sinabung ke Kota Medan bakal bertahan dua atau tiga hari ini. Hal itu, kata Hendra, tergantung kondisi cuaca di lokasi Gunung Sinabung.
"Kalau arah angin, prediksi kita kemungkinan bertahan dua atau tiga hari mengarah ke timur laut. Tapi, bisa saja sewaktu-waktu berubah. Tergantung kondisi cuacanya," kata Hendra.
Selain arah angin, Kota Medan akan kembali dilanda hujan debu vulkanik, jika erupsi Sinabung sangat tinggi. Apakah kondisi ini dapat mengganggu lintas penerbangan di Bandara Kualanamo, Hendra mengatakan, sejauh ini penerbangan masih lancar.
"Sampai sekarang, belum mengganggu penerbangan," katanya, sembari menjelaskan saat ini kecepatan angin 10 knot hingga 20 knot, atau 40 km per jam.
Berdasar informasi dari BNPB, intensitas vulkanik Guning Sinabung masih tinggi, dan gempa hybrid sebagai indikator pembentukan kubah lava mengalami penurunan, kemarin. Namun gempa vulkanik dalam justru meningkat.
Tremor masih terjadi, sehingga diprediksikan Sinabung masih akan meletus dalam waktu dekat. Status Awas (level IV) masih ditetapkan dengan radius 5 km dan 7 km di sisi tenggara selatan, sehingga penduduk harus diungsikan.
Kemarin, terjadi erupsi beberapa kali dengan tinggi 1-5 km, disertai luncuran awan panas ke tenggara-selatan 1-4,5 km, dan ke timur 1 km. Beberapa rumah di Desa Kutarakyat dan Namanteran rusak, karena hujan pasir dan abu vulkanik 5-10 cm.
Beberapa desa di Kecamatan Namanteran terisolir, karena akses jalan sulit dilalui. Debu vulkanik setebal 5-10 cm menjadi lumpur terkena hujan.
Ribuan hektare lahan pertanian dan perkebunan di Karo rusak. Hujan abu hingga Medan dan sekitarnya karena terbawa angin ke timur.
Awan panas sudah masuk ke sungai di barat Berastepu sehingga timbul letusan sekunder, karena kontak material panas dan air sungai. Tidak ada korban jiwa dari dampak langsung erupsi Sinabung.
Potensi lahar dingin makin nyata. Lembah-lembah sungai di sisi tenggara-selatan sudah banyak terisi material piroklastik. Warga dimintai tidak beraktivitas di sungai yang hulunya di Gunung Sinabung.
Jumlah pengungsi juga terus bertambah. Pada Sabtu sore, sebanyak 25.516 pengungsi atau 7.898 KK tersebar di 38 titik. Logistik mencukupi 2-7 hari kedepan.
Beberapa titik pengungsian baru masih perlu tambahan logistik dan sarana. Belum bisa dipastikan hingga kapan harus terus di pengungsian.
Komanda Komando Distrik Militer (Dandim) Karo Letkol Asep Sukarna mengatakan, pihaknya belum mendata kerusakan infrastruktur di daerah sekitar Gunung Sinabung. "Kami memang mendengar ada kerusakan bangunan di beberapa tempat.
Tapi, belum didata berapa yang rusak," katanya via telepon seluler, kemarin malam. Menurut komandan, yang baru bertugas Rabu pekan lalu ini, pihaknya akan membantu perbaikan sarana dan prasarana yang rusak.
"Kami akan bantu memperbaiki kerusakan pascabencana. Semua sudah dikonsep, mulai dari tanggap darurat hingga rehabilitasi," ujarnya.
Permintaan Masker Meningkat
Permintaan masker di apotek meningkat menyusul serbuan abu vulkanik ke Kota Medan. "Stok masker semakin sedikit karena sejak pagi permintaan banyak," kata staf penjual di Apotek Nasti di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Lia.Konsumen mengaku, membeli masker untuk menjaga kesehatan dari gangguan abu vulkanik.
"Harus tambah stok, tapi dikhawatirkan sulit didapat seperti yang pernah terjadi saat abu vulkanik juga menyebar ke Medan pada akhir 2013," katanya dikutip dari Antara.
Pengamatan di Medan, sebagian besar warga khususnya para pengendara sepeda motor dan beca bermotor menggunakan masker. "Kalau tak pakai masker, dada terasa sesak. Rasakan saja, abu masih terasa," kata Hendri, warga Medan Johor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Asren Nasution mengakui, penyebaran abu vulkanik tersebut disebabkan tiupan angin dari Karo ke Medan. Kejadian serupa, kata dia, pernah terjadi pada 23 November 2013.
Dia menegaskan, abu vulkanik yang hingga ke Medan tersebut bukan pertanda Gunung Sinabung akan mengeluarkan letusan besar, melainkan akibat angin yang bertiup menuju Kota Medan dan sekitarnya.
BPBD Sumut mengingatkan masyarakat Kota Medan dan sekitarnya menggunakan masker jika beraktivitas di luar rumah. (Tribun Medan/cr5/ton)
Anda sedang membaca artikel tentang
Debu Vulkanik Sinabung Hujani Kota Medan
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/01/debu-vulkanik-sinabung-hujani-kota-medan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Debu Vulkanik Sinabung Hujani Kota Medan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Debu Vulkanik Sinabung Hujani Kota Medan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar