Laporan Tribunnews Batam, Mhd Munirul Ikhwan
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Sutarni (42) tak percaya bahwa suaminya, Edi Azwani (47), warga Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) yang hilang bersama Sersan Mayor (Serma) Dian anggota TNI AL beberapa waktu lalu, telah meninggal.
Walaupun informasi meninggalnya Edi sudah sampai ketelinganya, namun ia tidak akan percaya sebelum melihat langsung jasad suaminya tersebut.
"Saya yakin suami saya masih hidup. Saya tidak akan percaya kabar bahwa suami saya sudah meninggal sebelum melihat langsung jasadnya," katanya saat dihubungi melalui sambungan telpon, Minggu (6/4).
Bahkan dia menduga suaminya saat ini disembunyikan oleh nelayan Thailand disuatu tempat. Itulah yang ada dalam perasaannya saat ini.
Dengan diselimuti rasa duka dan pilu, Sutarni sedikit bercerita tentang suaminya, Edi. Menurutnya suaminya itu sudah 22 tahun lebih mengabdi di Pos TNI AL Tambelan. Pekerjaan menjaga pos dan membantu tugas TNI AL tersebut sudah ditekuninya sejak masih lajang. Hingga dia menikah dan saat ini dikaruniai empat orang anak. Walaupun demikian statusnya bukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
"Saat ini kami memiliki 4 orang anak. Yang paling besar anak kami Rendy Edrionaldo sudah kuliah. Yang nomor dua masih SMP, nomor 3 SD, dan nomor 4 belum sekolah," ucapnya dengan nada haru.
Sosok Edi selama ini menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Semua kebutuhan keluarga dan biaya sekolah dan kuliah anaknya ditanggung sendiri olehnya dan tidak pernah mendapatkan beasiswa dari pihak manapun. Hingga kabar meninggalnya Edi sontak membuat keluarganya terpukul. Meskipun dia belum percara bahwa suaminya itu telah meninggal.
Diberitakan sebelumnya, anggota TNI AL yang bertugas di Tarempa, Kabupaten Anambas, Sersan Mayor (Serma) Dian dan Edy Azwani warga Tambelan, diculik nelayan asal Thailand, di perairan Anambas, Sabtu (8/3) lalu. Bahkan keduanya dikabarkan telah dibunuh oleh nelayan Thailand dan jasad keduanya di buang kelaut. Saat ini sembilan dari 12 nelayan Thailand pelaku pembunuhan dikabarkan sudah ditangkap kepolisian Thailand.
Peristiwa ini berawal saat Serma Dian bersama anggota lainnya yakni Kopral Syamsul diperintah Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tarempa untuk membawa kapal patroli yang sedang berada di Pulau Tambelan ke Tarempa. Kedua anggota TNI AL ini ditemani dua orang warga Tambelan, Edi Azwani dan Bujang.
Perjalanan dari Tambelan memakan waktu sekitar sembilan jam. Di tengah pelayaran, diperkirakan sewaktu memasuki perairan Anambas, ada aktivitas illegal fishing yang dilakukan kapal berbendera Thailand. Kapal tersebut kemudian dikejar dan ditangkap. Sabtu (8/3) sore itu, kapal Thailand digiring menuju Lanal Tarempa. Dua petugas TNI AL langsung membagi tugas. Serma Dian dan satu orang warga sipil bernama Edi naik ke atas kapal nelayan Thailand tersebut. Sedangkan, 1 orang aparat TNI AL dan 1 warga sipil tetap membawa kapal patroli TNI AL.
Dalam pelayaran menuju Tarempa, kapal nelayan Thailand berada di belakang kapal patroli TNI-AL. Kapal patroli yang dikemudikan Kopral Syamsul ditemani seorang warga Tambelan lainnya, Bujang, memandu kapal tangkap itu.
Di tengah pelayaran, lampu di kapal nelayan Thailand itu tiba-tiba mati total. Kopral Syamsul yang memandu di depan kehilangan keberadaan kapal Thailand yang mestinya mengikuti kapal patroli. Kapal nelayan berbendera asing itu hilang di kegelapan malam.
Kopral Syamsul dan Bujang berusaha melakukan pencarian namun tidak berhasil menemukan kapal tangkapan mereka itu.Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan ke Lanal Tarempa untuk melaporkan kejadian itu kepada atasannya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Sebelum Lihat Jasad, Sutarni tak Percaya Suaminya telah Meninggal
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/04/sebelum-lihat-jasad-sutarni-tak-percaya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sebelum Lihat Jasad, Sutarni tak Percaya Suaminya telah Meninggal
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sebelum Lihat Jasad, Sutarni tak Percaya Suaminya telah Meninggal
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar