TANJUNGPINANG, TRIBUN - Pelaku dan motif di balik tragedi tewasnya R. Sumirah (80) dan anaknya, Razial (48), warga Jalan Ganet, RT 01 RW 02 Kampung Sido Mukim, Tanjungpinang, Kepri, masih misterius.
Namun, dari hasil motopsi tim dokter forensik memastikan, kedua korban telah tewas sebelum sengaja dibakar bersama rumah yang ditinggalinya, Jumat (5/9/2014) dini hari lalu.
Dokter Reinhard Utahayan, ahli forensik yang diutus Polda Kepri untuk melakukan otopsi terhadap jenazah memastikan kedua korban dalam keadaan tewas sebelum dibakar.
Dari bukti-bukti hasil otopsi di tubuh jenazah juga ditemukan bekas tikaman dan gorokan pisau yang mematikan.
"Dari hasil yang kita temukan, keduanya mendapat luka bakar setelah meninggal. Jadi kedua orang ini memang dibunuh. Setelah tidak bernyawa, kedua korban lalu dibakar," ungkap Dokter Reinhard saat ditemui Tribun di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepri, Sabtu (6/9/2014) siang.
Ibu-anak, Sumirah dan Razial ditemukan tewas di dalam rumahnya bersamaan dengan terbakarnya rumah tinggal mereka pada Jumat (5/9/2014) dini hari.
Namun dari bekas luka yang didapati di tubuh kedua korban, mereka diduga mengalami tindak penyiksaan hingga meninggal sebelum akhirnya dibakar bersama rumahnya.
Seorang saksi mata sempat melihat ada dua orang tak dikenal kabur dari dalam rumah, sesaat sebelum si jago merah melumat rumah berlantai satu itu. Namun identitas keduanya belum diketahui.
Polisi masih berusaha mengungkap misteri tewasnya dua orang tersebut, termasuk terbakarnya rumah mereka.
Berdasarkan hasil otopsi, diketahui ada luka gorokan di bagian leher Razial dan beberapa luka akibat pukulan benda tumpul di tubuhnya.
Luka yang dialami pria penyandang cacat itu cukup parah karena sudah memotong saluran per¬napasan. Karena luka gorokan di leher itu pula Razial tewas.
"Memang luka dibagian leher memutuskan saluran pernapasan, itu yang membuat korban meninggal. Selain di leher ada juga luka sayatan di kaki dan bekas hantaman benda tumpul di sekujur tubuhnya," sebut Dokter Reinhard lagi.
Sementara itu, luka yang dialami Ny Sumirah juga cukup parah. Ia mengalami luka di bagian rongga dada kanan dan mematahkan salah satu tulang rusuknya. Luka dari bekas tika-man senjata itu cukup parah sehingga menewaskan korban.
"Lukanya cukup dalam, karena tadi saya lihat tembus. Lukanya cukup lebar juga," tambahnya.
Tim dokter juga menyebutkan, senjata tajam yang digunakan untuk membunuh adalah jenis pisau.
"Yang jelas kita sudah prediksikan kepada penyidik pisau yang digunakan pelaku. Saya tidak bisa bilang pisau apa yang digunakan itu," tambahnya.
Tim dokter sempat kesulitan untuk menentukan selang waktu antara kematian ibu dan anak itu hingga ia dibakar. Karena menurut Reinhard keadaan korban pasca-dibakar sudah sangat parah.
Kedua jenazah telah dikebumikan pada Sabtu (6/9/2014) siang di kawasan KM 10 Tanjungpinang. Slamet (58) yang merupakan anak pertama R. Sumirah menyatakan penguburan adik dan mamanya bisa dilakukan setelah dokter menyatakan cukup melakukan otopsi.
Slamet terlihat sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Walaupun secara hukum ia menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian, namun Slamet juga berjanji akan mengejar dan mencari tahu sendiri, siapa pelaku pembunuhan sadis terhadap kedua anggota keluarganya.
"Sedangkan kucing saja jika anaknya diganggu pasti dia marah. Selain polisi, saya juga akan cari siapa pembunuhnya," sebut Slamet dengan geram.
Di rumah sakit Slamet ditemani oleh Fajar, adik perempuannya. Namun Slamet terlihat lebih tabah dibandingkan Fajar yang selalu menangis dan tidak mampu menahan air matanya.
Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Reza M. Tarigan mengaku bahwa pihaknya belum intens melakukan penyelidikan sebelum menerima hasil otopsi dari dokter forensik di RSUP Kepri.
Jika semua jelas, pihaknya segera melakukan pendalaman dan berusaha menguak kasus tersebut.
"Saya belum bisa katakana bahwa itu adalah perampokan atau aksi balas dendam. Kami juga belum melakukan penyelidikan secara mendalam sebelum menerima hasil otopsi dari RSUP Kepri."
"Kalau hasil otopsi mereka sudah kami terima dari dokter forensik dan toh kalau ada dugaan ke sana baru kami akan melakukan penyelidikan secara intensif," ungkap Reza.
Jadi Buah Bibir
Menurut pantauan Tribun Sabtu (7/9/2014), sejumlah penyewa kios milik Razial berdatangan ke tempat kejadian.
Sejumlah ibu-ibu mengaku, selama ini mereka jarang bertamu di rumah yang terletak di Jalan Ganet RT 01 RW 02 Kampung Sido Mukim Kota Tanjungpinang itu.
Mereka bertemu dengan Razial, sebagai pengelola kios-kios sewaan, hanya ketika membayarkan uang sewa.
Seorang perempuan yang selama ini ia menyewa ruko itu untuk menjual kain bercerita, kebiasaan Razial memang jarang dekat dengan penyewa kiosnya.
Razial baru mulai berkomunikasi jika ada urusan tagihan saja. Selebihnya, dia lebih banyak duduk di dalam rumah, di atas kursi rodanya.
Pertemuan terakhir wanita ini dengan Razial terjadi pada Kamis (4/9/2014) lalu. Keduanya bertemu dalam urusan perpan-jangan kontrak kios.
Razial datang ke tempatnya dan menanyakan kepastian perpanjangan kontrak kios kendatipun masa akhir kontrak baru akan jatuh pada bulan depan.
Karena sepakat melanjutkan sewa, Razial lalu memintanya membayar langsung untuk satu tahun mendatang.
"Biaya sewa kios tahun lalu sebesar Rp12 juta. Karena dia minta dibayar lebih cepat maka biaya sewa untuk satu tahun dikuranginya Rp500 ribu. Setelah saya bayar, eh ternyata besoknya dia dirampok lalu dibunuh. Mungkin perampok ini mengincar uang yang saya berikan itu," celetuk wanita itu. (tom/koe)
Anda sedang membaca artikel tentang
Setelah Terima Uang, Ibu Anak Dibunuh Lalu Dibakar
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/09/setelah-terima-uang-ibu-anak-dibunuh.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Setelah Terima Uang, Ibu Anak Dibunuh Lalu Dibakar
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Setelah Terima Uang, Ibu Anak Dibunuh Lalu Dibakar
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar