Laporan Tribunnews Batam, Thomm Limahekin
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG- Tuntutan ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (Stisipol) Raja Haji Fisabililillah Tanjungpinang yang berdemo di Gedung Pemprov Kepri, Kamis (23/10/2014), akhirnya dipenuhi.
Di atas meterai enam ribu, Yatim Mustafa, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri berjanji akan mengabulkan apa yang mereka minta.
Di hadapan sekitar 500-an mahasiswa tersebut, Yatim menegaskan akan menambahkan jumlah kuota penerima mahasiswa Stisipol dari 100 orang menjadi 130 orang per tahun. Janji tersebut dipastikan akan diwujudkan pada 2015 mendatang.
"Saya berjanji, Insyaallah, saya akan penuhi tuntutan adik-adik terkait jumlah kuota penerima dana bantuan ini. Tapi saya minta, semuanya dilalui dengan sistem dan prosedur yang baik dan benar. Saya akan usulkan lagi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri pada anggaran pendapatan dan belanja daerag (APBD) 2015 nanti," ungkap Yatim, Kamis (23/10) siang, saat menerima ratusan yang berunjuk rasa itu.
Yatim selanjutnya menerangkan tentang kebijakan pengurangan jumlah kuota penerima dana bantuan itu. Dia mengatakan, pada 2013, kuota penerima dana bantuan dari Stisipol berjumlah 130 orang. Namun, pada 2014, kuota tersebut dikurangi menjadi 100 orang saja. Kuota yang tersisa justru dialihkan kepada mahasiswa lain dari beberapa perguruan tinggi (PT) sehingga jumlah mahasiswa yang menerima dana bantuan itu semakin bertambah dari tahun ke tahun.
"Ini bukan beasiswa, melainkan dana bantuan. Kalau dana bantuan itu mau diberikan atau tidak, tergantung kami. Memang ada pengurangan jumlah kuota penerima dana bantuan dari setiap PT di Kepri ini. Hal itu dimaksudkan supaya kuota tersebut dialihkan kepada mahasiswa lain dari PT lain. Dengan itu, semakin banyak anak kita menerima dana bantuan," terang Kepala Disdik Kepri itu.
Tidak hanya terkait jumlah kuota penerima dana bantuan, Yatim juga berjanji akan membangun gedung perpustakaan Stisipol yang semula sudah sempat dikerjakan. Namun, dia meminta kerja sama dari pihak Stisipol terutama menyangkut pembebasan lahan gedung tersebut.
"Kami sudah membangun beberapa ruang kuliah di Stisipol dengan anggaran miliaran rupiah. Gedung perpustakaan itu pun sudah kami bangun. Tapi dalam perjalanan waktu, pembangunan itu akhirnya dihentikan karena lahannya belum selesai didudukkan. Lahan itu belum ada sertifikatnya. Seharusnya masalah itu bukan urusan kami. Kami hanya tahu membangun. Masalah lahan, itu seharusnya diselesaikan oleh pihak Stisipol. Nanti saya berkoordinasi dengan Pak Zamzami A Karim (Ketua Stisipol_red)," tambah Yatim lagi.
Kendatipun sudah berusaha meyakinkan, mahasiswa tentang janji, Yatim masih tetap tidak dipercayai ratusan mahasiswa tersebut. Para mahasiswa itu selalu menyengir ketika Yatim berusaha menjelaskan apa yang bakal dibuatnya untuk memenuhi tuntutan mereka. Ratusan mahasiswa tersebut menghendaki agar perjanjian antara mereka dan Disdik Kepri dibuat dalam sebuah surat pernyataan dengan meterai enam ribu dan ditandatangi oleh Yatim sendiri.
"Kami tak butuh bahasa lisan. Kami ingin ada perjanjian dengan meterai enam ribu. Kalau bahasan lisan, dari dulu terjadi seperti itu pula," celetuk kebanyakan mahasiswa beramai-ramai.
Anda sedang membaca artikel tentang
Kadisdik Penuhi Tuntutan Mahasiswa Stisipol dalam Perjanjian Bermaterai
Dengan url
http://sriwijayaposting.blogspot.com/2014/10/kadisdik-penuhi-tuntutan-mahasiswa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kadisdik Penuhi Tuntutan Mahasiswa Stisipol dalam Perjanjian Bermaterai
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kadisdik Penuhi Tuntutan Mahasiswa Stisipol dalam Perjanjian Bermaterai
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar